Di sore hari, saat matahari mulai terbenam, terlihat seberkas sinar matahari yang menembus awan. Garis-garis cahaya tampak menyebarkan cahaya. Lalu mengapa? Partikel koloid  di udara menyebarkan sinar matahari yang menerpa mereka sehingga terlihat seperti kabel cahaya. Nah, hamburan cahaya adalah salah satu sifat  koloid. Apa yang dimaksud dengan koloid? Apa karakteristiknya? Apa perannya dalam hidup? Fenomena hamburan cahaya, saat sinar matahari melewati awan di sore hari, merupakan fenomena yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hamburan sinar matahari  disebabkan oleh zat di udara yang menyusun sistem tersebut, yaitu koloid.  Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari sebenarnya kita banyak menggunakan sistem koloid. Itulah mengapa Anda perlu mempelajari sistem koloid lebih detail. Saat Anda mempelajari bab ini, Anda akan dapat mengklasifikasikan contoh koloid  di sekitar Anda ke dalam jenis koloid tertentu. Selain itu, Anda juga akan belajar tentang sifat-sifat koloid, produksinya, dan perannya dalam kehidupan.
 A. Sistem koloid
 Awan yang berperan dalam menghamburkan sinar matahari, misalnya dari sistem koloid. Selain awan, Anda sering melihat atau menggunakan bahan koloid seperti susu, santan, dan minyak. Jenis koloid
 Ada berapa jenis koloid? Sebelum mendalami jenis-jenis koloid, coba ingat-ingat  pengertian koloid. Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Berdasarkan fase terdispersi dan terdispersinya, koloid dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Sol
Apa Arti Sole Ada berapa jenis sol? Contoh basa adalah kaca, cat dan asap. Fase terdispersi adalah padat, oleh karena itu sistem koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut matahari. Kaca memiliki fase difusi padat, oleh karena itu disebut matahari padat (padat di dalam padatan). Contoh  lain termasuk intan, mutiara, kaca berwarna dan opal.Mutiara berbasis cairan (padat dalam cairan) karena fase dispersinya cair. Istilah foundation umumnya digunakan untuk menggambarkan foundation cair. Contoh basa cair adalah tinta, kanji, agar-agar, basa emas dan basa belerang. Namun, asap memiliki fase yang larut dalam gas, oleh karena itu disebut garam gas (padat dalam gas). Contoh lainnya adalah debu. Aerosol gas juga sering disebut aerosol padat.Â
2. Emulsi
 Apa yang dimaksud dengan emulsi? Ada berapa jenis emulsi? Contoh? Keju, santan, dan cloudberry adalah contoh emulsi. Fase terdispersi adalah cairan, oleh karena itu sistem koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. Keju memiliki fase dispersi padat, oleh karena itu disebut emulsi padat (cair dalam padat). Contoh  lain adalah mentega dan mutiara. Santan dan minyak ikan merupakan emulsi cair (liquid in liquid) atau sering disebut emulsi saja. Contoh emulsi lainnya adalah susu, lateks, mayones, dan minyak tanah.
3. Buih
 Apa yang dimaksud dengan buih? Ada berapa jenis busa yang berbeda? Contoh? Contoh buih adalah batu apung dan buih sabun. Keduanya memiliki fase terdispersi yang sama yaitu gas, sehingga sistem koloid yang mengandung dispersi gas disebut buih. Batu apung memiliki fase dispersi padat, oleh karena itu disebut buih padat (gas dalam padat) atau ada juga yang menyebutnya buih. Contoh lainnya adalah permen karet  dan kerupuk. Busa sabun mengandung busa cair (gas dalam cairan) atau sering disebut sebagai busa. Misalnya busa air dan krim kocok. Sistem koloid dengan fase terdispersi, di mana fase terdispersi adalah gas, tidak ada karena campuran gas dan gas membentuk larutan  homogen, sedangkan koloid diklasifikasikan sebagai campuran  heterogen. Sifat koloid
 Selain hamburan sinar matahari yang menembus awan pada pagi atau sore hari, contoh lain yang menunjukkan sifat koloid adalah silau lampu mobil yang terjadi pada daerah berkabut. Cobalah, lihat apa yang terjadi. Ternyata hal ini sama seperti saat sinar matahari menembus awan, yaitu. cahaya dihamburkan oleh partikel, sehingga  lintasan  sinar cahaya terlihat. Peristiwa tersebut merupakan salah satu sifat optik koloid, atau yang disebut efek Tyndall.Â