"Kamu! Berani ya membentak Papamu sejak berhubungan dengan perempuan itu!"
"Ma, tolong percaya sama Kiya dan Biren. Kami saling mencintai. Kiya adalah perempuan baik."
"Oke, dia baik untuk kamu tapi tidak cukup baik untuk menjadi menantu Mama!"
"Pokoknya sebelum besok pagi, kamu harus menyudahi hubunganmu dengan perempuan itu! Apapun caranya!"
"Tapi Pa....ini gak adil buat Kiya!"
"Oh...kamu mau Papamu ini mencabut ijin magangnya? Kamu mau Mamamu menghacurkan masa depannya hanya dengan sebuah pengaduan palsu pada Ikatan Dokter? Kamu lupa Mamamu adalah pejabat IDI?"
"Pa, Ma!! Apa ini yang kalian sebut sebagai keluarga terhormat????"
"Keputusan Papa sudah final. Putuskan dia atau masa depannya akan hancur!"
Biren tak menajwab ancaman Papanya, dia berlari kekamarnya. Biren membanting semua barang yang ada dikamarnya. Bagaimana dia harus memutuskan hubungannya dengan Kiyara. Dia amat mencintai Kiyara. Namun, Biren memikirkan juga masa depan Kiyara. Dia tak ingin Kiyara bersedih dengan kehilangan impiannya. Cobaan yang Kiyara lalui sudah begitu berat. Dia tau bagaimana terpuruknya Kiyara dulu saat ayahnya divonis penjara dan dipecat dari jabatannya. Bahkan Biren menyelidiki kebenaran yang sesungguhnya terjadi. Biren tak punya pilihan, ia bergegas menuju kampus dimana Kiyara sedang mengikuti sidang skripsi.Â
Sebelum pergi, Biren mengemasi barang-barangnya. Tak lupa, ia menulis sebuah surat untuk Papa Mamanya.
Pa, Ma....Biren sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungan Biren dengan Kiya. Apa kalian senang sekarang? Namun satu hal yang harus Biren lakukan adalah pergi sejauh-jauhnya dari kehidupan Papa, Mama, dan Kiyara.Â
Biren ngelakuin ini bukan untuk Papa Mama, tapi untuk Kiyara dan masa depannya yang harus bahagia. Biren sudah merekan semua percakapan kita hari ini bahkan ancaman Papa yang akan menghancurkan Kiyara. Jika suatu saat karir Kiyara hancur, jangan salahkan Biren jika rekaman ini sampai di kantor polisi.Â