Mohon tunggu...
Ni KadekNadia
Ni KadekNadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dasar Keyakinan Agama Hindu

21 Maret 2023   23:10 Diperbarui: 22 Maret 2023   00:18 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap agama memiliki keyakinan masing-masing, keyakinan sudah menjadi dasar pokok di setiap umat yang beragama. Khususnya umat Agama Hindu memiliki lima kepercayaan, lima kepercayaan itu disebut dengan Panca Sradha. Secara etimologi Panca Sradha memiliki dua unsur kata, yaitu Panca yang artinya “lima” dan Sradha yang artinya “kepercayaan atau keyakinan”. Jadi, Panca Sradha adalah lima keyakinan/kepercayaan yang melandasi umat hindu dalam menjalani kehidupan di dunia. Banyak ajaran-ajaran dalam umat beragama Hindu dan yang paling dasar adalah Panca Sradha.

             Lima dasar kepercayaan Panca Sradha, yaitu percaya adanya Brahman Sradha, percaya adanya Atman Sradha, percaya adanya Karma Phala Sradha, percaya adanya Punarbhawa Sradha dan percaya adanya Moksa Sradha. Panca Sradha memiliki lima bagian, yaitu:

  • Brahman Sradha

      Brahman Sradha, yaitu keyakinan kepada Tuhan. Di dalam agama hindu, Tuhan disebut sebagai Brahman, Brahman adalah pencipta seluruh alam semesta ini dan sumber dan akhir dari segala kehidupan. Sifat Tuhan dijelaskan dalam Tri Purusa, yaitu:

  • Parwa Siwa.
  • Tuhan tidak memiliki wujud, tidak bisa dibayangkan dan murni.
  • Sadha Siwa.
  • Tuhan yang sudah dipengaruhi dengan guna dan memiliki sakti. Contohnya adalah Brahma, Wisnu, Siwa.
  • Siwatma.
  •  Tuhan mengambil wujud yang tertentu dan menjadi jiwa sebagai semua makhluk hidup.
  • Atman Sradha.

            Atman Sradha, yaitu sinar suci dan bagian terkecil dari Brahman yang menghidupi seluruh makhluk hidup. Atman merupakan jiwa atau roh yang ada di dalam tubuh kasar semua makhluk hidup. Atman mempunyai sifat yang sangat kekal, dimana saat di kehidupan Atman dikenal dengan reinkarnasi. Di alam semesta ini, setiap makhluk hidup merupakan ciptaan Tuhan. Sifat atman dijelaskan didalam Bhagawad Gita, yaitu:

  • Acehdya, tidak bisa terlukai oleh senjata.
  • Adahya, tidak bisa terbakar oleh api.
  • Akledya, tidak terkeringankan oleh agina.
  • Acesyah, tidak terbasahkan oleh air.
  • Nitya, kekal abadi.
  • Sarwagatah, berada dimana-mana.
  • Sthanu, tidak berpindah-pindah.
  • Acala, tidak bergerak.
  • Sanatana, selalu sama.
  • Awyakta, tidak dilahirkan.
  • Acintya, tidak terpirkirkan.
  • Awikara, tidak berubah dan sempurna.
  • Karma Pahala Sradha

  Karma Phala berasal dari bahasa sansekerta, yaitu karma yang artinya perbuatan dan “phala” yang artinya hasil atau didapatnya. Jadi Karma Phala adalah hasil dari perbuatan seseorang. Umat hindu di Bali sangat percaya dengan adanya Karma Phala, jika kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan pahala, sedangkan ketika kita berbuat jahat kita akan mendapatkan Karma Phala.  Apa yang kita beri itulah yang kita dapatkan. Karma Phala dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  • Sancita Karma Phala. 

Sancita Karma Phala merupakan hasil dari perbuatan kita dalam kehidupan dahulu yang belum habis dinikmati, sehingga dinikmati didalam kehidupan kita sekarang.

  • Parabda Karma Phala.

Parabda Karma Phala merupakan perbuatan yang dilakukan sekarang dan kita akan menerimannya atau menikmatinya pada saat di kehidupan yang tanpa ada sisanya.

  • Kriyamana Karma Phala.

Kriyamana Karma Phala merupakan perbuatan yang dilakukan sekarang dan akan di nikmati didalam kehidupan selanjutnya.

  • Punarbhawa/Samsara.

            Punarbhawa/Samsara, yaitu keyakinan terhadap lahirnya kembali, lahirnya kembali ini terjadi karena belum bisa menyatu dengan Brahman, disebabkan oleh Atman yang masih terkait dengan sifat-sifat duniawi dan hukum Karma. Atman masih mengalami reinkarna. Jika karmanya buruk maka akan lahir kembali menjadi manusia atau hewan. Kelahiran yang berulang-ulang kembali membuat dimana suka dan duka yang terjadi karena Jiwatman yang dipengaruhi oleh kenikmatan diduniawi dan diikuti oleh kelahirannya kembali.

  • Moksa Srad

       Moksa Sradha, yaitu keyakinan terhadap kebebasan yang tertinggi, yaitu bersatunya dengan Atman dan Brahman. Kata Moksa berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “muc” yang artinya membebaskan, mengeluarkan dan melepaskan. Kemudian menjadi kata mukta/moksa yang artinya kelepasan atau kebebasan.

            Tujuan tertinggi atau terakhir dari ajaran agama Hindu yang dimana dapat dikatan sebagai “Moksatham Jagadhita ya ca iti Dharma” yang berarti untuk mencapai moksa dari kesenangan dunia. Setelah Karma Phala dan Samsara, Moksa bisa mencapai saat manusia meninggalkan kehidupan didunia, tetapi juga bisa dilakukan pada saat dalam keadaan manusia masa hidupnya. Moksa adalah akhir dari tujuan hidup. Jiwa sudah sepenuhnya bebas dari rasa suka dan duka yang berasal dari duniawi. Mereka sudah mencapai Moksa jiwanya sudah mengalami kebahagiaan dan ketenangan yang kekal. Tujuan tertinggi dalam Agama Hindu, yaitu bisa mencapai Jafadhita dan Moksa. Umat yang beraga Hindu sangat mempercayai Panca Sradha yang dimana mereka mengetahui hal yang baik dan hal yang buruk, sama seperti keyakinan dari Karma Phala. Moksa memiliki tingkat-tingkatan, sebagai berikut:

  • Samipya
  • Sampiya, yaitu kebebasan yang dapat dicapai seseorang yang dimasa hidupnya di dunia (Jiwa Mukti).
  • Sarupya
  • Sarupya, yaitu kebebasan (moksa) yang didapat karena kelahirannya, contohnya awatara (Jiwa Mukti).
  • Salokya
  • Salokya, yaitu kebebasan yang dicapai oleh atman dikarenakan atman telah mencapai dari kesadarannya tertinggi sama dengan Tuhan (Wideha Mukti).
  • Sayujya
  • Sayujya, yaitu tingkat kebebasan tertinggi dimana atman telah dapat Bersatu dengan Brahma (Purna Mukti).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun