Mohon tunggu...
Ni Putu Novi Ardiyani
Ni Putu Novi Ardiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Pendidikan Ganesha

saya seorang mahasiswa program studi Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha dan hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Catur Marga Yoga dan Tempat Suci

1 April 2024   20:46 Diperbarui: 2 April 2024   14:19 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moksha adalah salah satu bagian dari sraddha yaitu tujuan hidup tertinggi dalam agama Hindu. Pada dasarnya siapa pun bisa mencapai moksha asalkan tekun mengikuti jalan yang ditentukan agama. Salah satu jalan yang diyakini oleh umat Hindu yang dapat menghantarkan menuju Tuhan adalah Catur Marga atau Catur Marga Yoga.  Catur Marga Yoga berasal dari tiga kata yaitu Catur yang artinya empat, Marga yang artinya Jalan, dan Yoga yang artinya penyatuan. Catur Marga Yoga adalah empat jalan untuk mencapai kesempurnaan hidup lahir dan batin dengan cara menghubungkan diri melalui pemusatan pikiran kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Catur Marga bersumber dari dua kata yaitu Catur dan Marga. Catur berarti empat dan Marga berarti jalan atau usaha, jadi Catur Marga adalah empat jalan ataupun cara umat hindu dalam menghormati Tuhan dan menuju ke jalan Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Catur Marga bersumber dari ajaran yang terdapat pada Pustaka suci Bhagawadgita, yaitu pada trayodhyaya tentang Karma Marga Yoga yakni sebagai suatu sisitem yang berisikan ajaran yang membedakan ajaran Subha Karma (perbuatan baik) dan Asubha Karma (perbuatan yang tidak baik) yang dibedakan lagi menjadi perbuatan tidak berbuat (akarma) dan perbuatan yang keliru (Wikarma). Karma dapat dibedakan menjadi dua makna yaitu karma terkait dengan ritual atau yajna dan karma yang artinya perbuatan.

Catur Marga memiliki empat bagian yaitu sebagai berikut:

1. Bhakti Marga Yoga

Bhakti Marga Yoga adalah perpaduan antara Bhakti Marga dengan Bhakti Yoga. Kata Bhakti artinya cinta kasih. Bhakti Marga Yoga merupakan suatu tahapan atau Langkah yang mesti dilakukan dalam mempersatukan atman dengan Brahman berdasarkan sujud bhakti yang tulus dan Ikhlas, serta cinta kasih yang sangat mendalam kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam ajaran Catur Marga Yoga, berdasarkan dari caranya mewujudkan ada dua tingkatan bhakti, yaitu Para bhakti dan Apara bhakti. Kata para artinya utama. Para bhakti adalah perwujudan rasa kasih yang tulus terhadap Ida Hyang Widhi yang utama yang biasa dipraktekkan oleh orang-orang dengan pengetahuan yang tinggi. Perwujudan rasa kasih yang tulus kepada Tuhan dilakukan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan namun bukan dalam pengertian pasif hingga tidak mau melakukan aktivitas, akan tetapi dengan keyakinan bahwa jika melakukan pekerjaan dengan baik dan tulus maka akan memperoleh hasil yang baik pula dan memperoleh pahala yang baik pula.

Kemudian Apara Bhakti merupakan pemujaan atau persembahan yang dilakukan dengan banyak permohonan dan tidak secara tulus ikhlas. Permohonan ini wajar karena pengetahuan dan kemampuan yang kita miliki sangat terbatas. Akan tetapi permohonan yang dimaksud masih dalam Batasan-batasan tertentu dan tidak terlalu berlebihan. Selain itu, dalam Pustaka Hindu juga diuraikan mengenai bhakti yang dilakukan seorang anak kepada orangtuanya yang disebut dengan Bhava Bhakti, bentuk bhakti ini biasanya diterapkan oleh para Maharsi yang dimana hati mereka dipenuhi dengan bhakti yang ditujukan kepada tuhan namun mereka tidak menunjukkan sikap yang emosional seperti menangis apalagi egois. Seseorang yang menjalani Bhakti Marga disebut Bhakta yaitu sikap yang selalu merasa cukup dengan segalanya baik dalam kekurangan sekalipun. Sikapnya selalu tenang dan sangat sabar dan menerapkan  keseimbangan dan kesempurnaan batin.

Ciri-ciri orang yang melaksanakan bhakta antara lain melibatkan ritual yang banyak mempelajari tentang Tattwa agama dan disiplin dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang bisa mewujudkan Tri Kaya Parisudha dengan baik yang Dimana bagian dari Tri Kaya Parisudha yaitu Kayika (Perbuatan), Wacika (Ucapan), dan Manacika (pikiran) yang selalu terkendali dan selalu berada pada jalan dharma. Salah satu contoh bhakta yang dapat diterapkan yaitu dengan selalu melakukan perbuatan baik dengan tulus ikhlas seperti memberikan dana punia, melakukan jnana yadnya, dan tapa yadnya atau melakukan pengendalian diri.

2. Karma Marga Yoga

Kata karma artinya perbuatan. Karma Marga Yoga adalah suatu proses yang mempersatukan atman dengan Brahman melalui kerja atau perbuatan tanpa adanya ikatan, dengan tulus ikhlas, penuh dengan amal kebijakan dan pengorbanan.  Karma Marga Yoga ini merupakan salah satu dari yoga yang bertujuan mencapai kesempurnaan spiritual melalui Tindakan dan juga pengabdian tanpa mengharapkan imbalan. Di dalam Karma Marga Yoga, terikat dengan karma yang terbagai menjadi dua bagian yaitu Karma Nirwitta dan Karma Prawritha. Karma Nirwitta merupakan suatu perbuatan yang tidak mengharapkan hasil atau imbalan. Sedangkan Karma Prawritha merupakan suatu perbuatan yang dengan mengharapkan imbalan atau hasil. Seorang yang melaksanakan perbuatan yang tulus ikhlas akan menerima pahala yang berlipat ganda serta akan berlangsung dengan tenang dan bahagia serta mencapai kesucian lahir batin. Karma Marga Yoga melibatkan mengenai tiga jenis Tindakan yaitu Tindakan fisik, verbal, dan tindakan mental. Dari ketiga jenis tersebut mesti dilakukan dengan Kebajikan dan kebenaran tanpa adanya perilaku yang menyakiti oranf lain.

3. Jnana Marga Yoga

Jnana Merga Yoga kata jnana artinya kebijaksanaan filsafat (pengetahuan), jadi Jnana Marga Yoga adalah proses penyatuan atman dengan Brahman melalui ilmu pengetahuan suci dan filsafat pembebasan diri dari ikatan-ikatan keduniawian. Seseorang yang melakukan ajaran Jnana Marga Yoga ini disebut dengan Jnanin yang merupakan orangh yang memiliki ilmu pengetahuan suci untuk mencapai kebenaran yang sempurna. Jnana atau yang biasa disebut dengan ilmu pengetahuan yang suci akan menuntun manusia agar dalam melaksanakan pekerjaan tidak terikat oleh hawa nafsu, tanpa adanya motif dengan kepentingan pribadi, rela melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak milik, dan menyadari bahwa badan bukan seperti atman yang bersifat pribadi. Walaupun terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang dapat dilakukan dengan cara melaksanakan Tapa Brata   melalui yoga. Dengan jalan jnana marga yoga atau ilmu pengetahuan  akan lebih mudah dalam menyebrangi neraka, dengan pikiran yang terpusat pada ilmu pengetahuan dan melaksanakan pekerjaan dengan keyakinan (Sraddha) seseorang akan dapat mencapai kesempurnaan dalam hidup.

4. Raja Marga Yoga

Raja Marga Yoga adalah suatu proses penyatuan atman dengan Brahman melalui pengendalian diri, pengendalian pikiran, dan pengekangan diri dengan mendalami tapa, brata, yoga dan semadhi. Raja Marga Yoga merupakan jalan atau usaha tertinggi yang dilakukan untuk menghubungkan diri kepada Tuhan melalui jalan yoga. Raja Marga Yoga memerlukan pengendalian diri, disiplin diri, dan pengekangan terhadap hal-hal yang bersifat keduniawian. Raja Marga Yoga adalah suatu jalan kerohanian untuk mencapai kelepasan duniawi atau moksa. Melalui jalan Raja Marga Yoga ini seseorang akan lebih cepat mencapai moksa dengan tantangan yang lebih berat maka orang yang melaksanaknnya diwajibkan untuk mempunyai seorang guru kerohanian yang sampurna untuk mendapatkan tuntunan diri ke jalan tersebut.

Implementasi Ajaran Catur Marga Yoga dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan: 1. Bhakti Marga Yoga: dapat dilaksanakan dengan melaksanakan Tri Sandya tiga kali sehari, melakukan yadnya Sesa, dan melaksanakan persembahyangan pada hari-hari keagamaan.

2. Jnana Marga Yoga dapat dilakukan dengan melaksanakan ajaran Brahmacari, Aguron-guron, dan ajaran Catur guru (Guru Swadyaya, Guru wisesa, Guru Rupaka, Guru Pengajian).

3. Karma Marga Yoga dapat dilakukan dengan saling membantu sesama dengan tulus Ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan melaksanakan ajaran Karmaphala.

4. Raja Marga Yoga dapat diterapkan dengan melaksanakan ajaran Astangga Yoga yang terdiri dari Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, dan Samadhi. Kemudian melaksanakan Catur Bratha Penyepian dengan melakukan tapa, yoga, dan samadi.

Penerapan Catur Marga Yoga dapat diterapkan di tempat suci:

Penerapan Catur Marga dapat dilaksanakan ditempat suci seperti Pura maupun merajan yang terdapat pada setiap Rumah yang sesunggahnya telah diterapkan secara rutin dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari penerapan Catur Marga adalah tentang kehidupan umat manusia terutama umat Hindu untuk dapat meningkatkan, mencerahkan, seprta memantapkan keyakinan dan kepercayaan (Sradha) dan pengabdian (bhakti) terhadap Tuhan yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan mengetahui dan menerapkan ajaran-ajaran dari Catur Marga harapannya semua umat Hindu menjadi umat yang setia terhadap Tuhan, memiliki bertanggung jawab, berkualitas serta berdedikasi. Penerapan Catur Marga di tempat suci dapat diringkas yaitu sebagai berikut:

Pada umumnya Tempat Suci terletak di tempat-tempat yang dikelilingi alam yang indah dan juga asri seperti lautan, pegunungan, hutan, laut, gua, dan masih banyak lagi. Tempat suci seperti Pura banyak terdapat di tempat-tempat yang asri seperti pegunungan, pantai, hutan dan masih banyak lagi dikarenakan suasana yang tenang dan juga sangat damai yang dapat mendukung dalam semedi atau pemusatan pikiran. Maka dari itu, tempat-tempat yang seperti itu menjadi incaran para dewa dan dewi serta orang-orang yang menekuni kerohanian mencari tempat-tempat suci yang memiliki suasana yang damai untuk melakukan meditasi atau bersemedi. Oleh karena itu tak jarang kita akan menemukan benda-benda peninggalan yang usianya sudah melebihi ribuan tahun yang dianggap memiliki kesucian tersendiri dan tak jarang memiliki kekuatan gaib. Sehingga dibuatkanlah tempat suci atau pura yang berlokasi di tempat-tempat tersebut untuk menjaga kesucian dan keasriannya. Selain ditempat seperti gunung, laut, hutan, dan juga goa tak jarang juga tempat suci Pura dibangun di wilayah perkotaan yang dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga kesimpulannya adalah dimanapun tempat suci itu berada baik di alam yang sepi dan asri maupun di Kawasan yang ramai penduduknya tetap saja tempat suci tersebut bernilai sakral dan kita sebagai umat hindu mesti selalu menjaga kesucian dari tempat-tempat suci tersebut. Jika tempat suci pura sudah terjaga dengan baik dan juga asri maka kita juga akan merasa nyaman dalam beribadah dan kita tidak merasa malas untuk selalu datang ke tempat suci Pura untuk melaksanakan persebahyangan kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan itu jalan menuju Tuhan akan terlaksana dengan baik.

Daftar Pustaka 

Kumparan. 2022. Mengenal Pengertian Catur Marga Yoga dalam Agama Hindu. Dikutip dari https://kumparan.com/berita-terkini/mengenal-pengertian-catur-marga-yoga-dalam-agama-hindu-1y2Ihknp4t0

Kumparan. 2022. Bagian-Bagian Catur Marga Yoga Dalam Agama Hindu. Dikutip dari https://kumparan.com/berita-terkini/bagian-bagian-catur-marga-yoga-dalam-agama-hindu-1y14PzCOL4K

Santi, Puja. 4 Jalan Menuju Kesempurnaan. Dikutip dari https://pujashanti.web.id/opini/catur-marga-yoga/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun