Pameran Seni Rupa "Tropical" di Kulidan Art Space

Pada bulan Mei, Kulidan menggelar Art Project yang menyelenggarakan Visual Art Showcase, dengan tema Tropical, human& environment. Acara pameran dibuka pada malam 15 Mei 2019 oleh Bapak Windhu Segara Senet (founder dan CEO Mangsi Coffee).

Pameran seni rupa diikuti oleh empat seniman yaitu Indra Geed Saputra, Agusto, Septa Adi, dan Nana Partha Wijaya. Selain pameran seni rupa juga terdapat bazar menyajikan beragam art merchandise dari @artniluh, @nothingcloth, @artofwhateverbali, dan @artgeedart.

Kegiatan pameran ini diangkat, sebagai upaya untuk rehat sejenak, merenung, terutama di saat situasi pandemi. Untuk berpikir sejenak, bahwa kita hidup di daerah tropis. Daerah tropis, tentu akan mengantar imajinasi kita tentang, bunga-bunga yang indah, buah-buahan, musim hujan dan kemarau, dan lain sebagainya. 

Mencermati fenomena kekinian. Tentu juga hayal kita akan terbawa kepada perubahan lingkungan akibat pembangunan baik dampak positif ataupun ekses dari pembangunan itu sendiri. 

Banyak hal yang dapat di gali dari daerah tropis, mulai dari fenomena peerubahan yang terjadi, dari gaya hidup sampai perubahan iklim, industrialisasi, polusi, dan lain sebagainya Bali, Sebagai daerah tropis, yang juga merupakan daerah pariwisata. tentu banyak hal yang dapat kita amati. Mulai dari cara interaaksi antara penduduk lokal dengan wisatawan, akulturasi budaya, konflik budaya, serta perebutan terhadap sumber daya untuk dapat bertahan hidup.

Karya yang hadir dalam ruang Kulidan art space terdapat 14 buah karya dengan berbagai respon seniman terhadap tema yang disuguhkan. Karya dari seniman Indra Geed Saputra tampil dengan warna vibrant, warna cerah, tegas, dan kontras. 

Geed memamerkan empatkaryanya yang berjudul 'the price of desire #1,#2,#3,#4'. Keempat karyanya memiliki warna senada yang coba menghadirkan manusia berkepala hewan. 

Geed mengatakan "Untuk objek badan manusia saya menggunakan model manusia langsung dimana saya menawarkan kepada seseorang yang secara sukarela mau menjadi bagian model di karya lukis".

Agusto, merupakan seniman tattoo, mural, dan lukis yang berasal dari ubud. Dalam pamerannya Agusto menghadirkan empat karya dari series 'Happy People' yang menunjukkan senyum, keceriaan, dan bebas. Karyanya tercipta ketika adanya masalah sosial yang Agusto alami secara pribadi sehingga media sosial menjadi pengalihan kesedihannya. 

Menonton video lucu yang ditemui membuatnya seketika lupa akan masalah, sedari itu karya ini tercipta atas dasar ingin berbagi kebahagiaan dengan cara yang sederhana kata 'bahagia' tersebut dapat tercipta.

Seniman grafis Septa Adi hadir dengan dua karya dari hasil tempelan cukil kayu yang kemudian ia respon dengan sapuan warna. Dua karya ini hadir dengan cetakan cukil yang sama namun berbeda warna, satunya berwarna lembut dan satunya ia hadirkan dengan warna hitam putih. Berjudul 'Hening' dan begitu detail setiap sudutnya menggambarkan rerumputan dan ular menjadi objek utama dalam karyanya. Terinspirasi dari objek Ular yang digambarkan merupakan simbol shio pada kelahirannya.

Empat karya hitam dan putih dari hasi cukil karya seniman Nana Partha Wijaya. Dalam karyanya ia menghadirkan keindahan Bali dengan objek figur penari Legong dan keperkasaan budaya Bali dengan figur laki-laki membawa ayam jago pakaian laki-laki tersebut menggunakan pakain adat Bali ditambah dengan kembang yang disematkan pada telinganya menambah wibawa tiap goresan yang ditampilkan.

Selain karya seni rupa yang terpajang dalam ruang pameran juga terdapat berbagai macam art merchandise yang unik dan lucu dari @artniluh, @nothingcloth, @artofwhateverbali, dan @artgeedart. Pameran ini berlangsung dari 15 Mei- 23 Mei 2021.