Mohon tunggu...
Ni Kadek Pudja Sastra
Ni Kadek Pudja Sastra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terjadinya Krisis Identitas pada Budaya Lokal Akibat dari Gen Z yang Lebih Suka pada Budaya Luar

22 Agustus 2024   22:48 Diperbarui: 23 Agustus 2024   02:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya merupakan identitas yang menunjukkan pada peradaban suatu masyarakat maupun sebuah negara. Di setiap daerah pasti memiliki budaya khasnya masing-masing termasuk negara Indonesia. Indonesia memiliki luas wilayah yang sangat besar dengan ciri khas masing-masing daerah yang beragam. Mulai dari ujung barat dengan Tari Saman sampai ujung timur dengan lagu Yamko Rambe Yamko.

Di Indonesia, realitas kebudayaan tampak tak sejalan dengan harapan. Tantangan yang kemudian muncul adalah krisis identitas. Identitas nusantara dapat diartikan sebagai ciri khas yang membedakan bangsa sendiri dengan bangsa lainnya, Identitas nusantara atau nasional bangsa adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang dimiliki ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut (Kushendar, 2017).

Berdasarkan hal tersebut, salah satu masalah yanga dapat terjadi yaitu, krisis identitas yang merupakan sebuah istilah yang diciptakan oleh psikolog asal Jerman, Erik Erikson. Ia percaya bahwa pembentukan identitas adalah salah satu konflik terpenting yang dihadapi manusia. Salah satu bentuk dari krisis identitas karena globalisasi adalah terjadinya erosi budaya lokal.

Namun, di masa sekarang budaya lokal seakan-akan tergerus oleh perkembangan teknologi. Gen Z yang harusnya menjadi pewaris budaya lokal malah lebih tertarik dengan budaya luar yang dilihat lebih bagus dan mengikuti perkembangan zaman. Gen Z melihat budaya lokal sendiri seperti kuno dan hanya dinikmati oleh orang-orang tua saja, tidak sesuai dengan zaman sekarang.

Tetapi hal tersebut tentunya dapat diatasi dengan memikirkan beberapa cara agar budaya local dapat terus mempertahankan eksistensinya. Untuk mengatasi krisis identitas budaya lokal pada gen Z, diperlukan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, pendidikan, dan teknologi. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

1.Pendidikan dan Kurikulum Budaya:

Integrasikan pendidikan budaya lokal ke dalam kurikulum sekolah. Mulai dari tingkat dasar hingga menengah, siswa perlu dikenalkan dengan sejarah, tradisi, bahasa, dan seni budaya lokal. Guru dan pendidik perlu dilatih untuk mengajarkan materi budaya lokal secara menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Penggunaan Teknologi dan Media Sosial:

Manfaatkan media sosial dan teknologi untuk mempromosikan dan menyebarkan budaya lokal. Konten digital seperti video, infografis, dan aplikasi bisa menjadi sarana yang efektif untuk mengenalkan budaya lokal kepada generasi Z. Ciptakan platform atau aplikasi yang interaktif yang fokus pada pendidikan budaya lokal.

3. Kegiatan Komunitas dan Festival Budaya:

Adakan festival budaya lokal yang melibatkan generasi muda secara langsung, seperti melalui lomba-lomba tradisional, pameran seni, atau pentas budaya. Mendorong generasi Z untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan komunitas yang berhubungan dengan budaya lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun