Mohon tunggu...
Ni PutuAyu
Ni PutuAyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panca Sradha sebagai Dasar Agama Hindu

20 Maret 2023   15:08 Diperbarui: 20 Maret 2023   15:26 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modernisasi, segala kebutuhan masyarakat semakin berkembang dan tentunya semakin modern dalam setiap aktivitasnya. Masyarakat kini semakin menjauh dari budaya tradisional, mulai dari sosial, ekonomi, politik, agama dan budaya yang berubah dengan cepat. Adanya perubahan modern dalam kehidupan masyarakat tidak lepas dari perkembangan zaman, dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat memudahkan segala aktivitas masyarakat dalam kehidupannya. Kehidupan beragama juga telah berubah seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi modern. 

Agama Hindu mengalami perubahan dalam upacara keagamaannya. Dengan kemajuan teknologi saat ini, tentunya umat Hindu menghadapi tantangan dalam acara keagamaannya. Dengan ini, generasi umat Hindu harus lebih siap menghadapi zaman dengan meningkatkan sraddha dan ketakwaan mereka kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Eksistensi agama Hindu ditentukan oleh kodrat generasi Hindu, hanya agama yang kuat menjadi agama yang bernilai dan memiliki dasar keimanan yang kuat. Oleh karena itu, peran generasi Hindu sebagai pemelihara kerukunan dan perdamaian sangat penting dalam agama Hindu. Agama adalah pedoman bagi manusia. Dalam pelaksanaan kehidupan di dunia, dalam konteks kehidupan sosial DAN kemasyarakatan individu, agama sebagai ajaran yang mencakup berbagai cara hidup manusia sejak lahir hingga meninggal dunia, harus dijaga dan dilestarikan sepanjang masa. 

Dalam agama Hindu memiliki pedoman untuk menjalani kehidupan beragama seseorang yaitu berpegang teguh pada keyakinan dan keyakinan seseorang terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dalam agama Hindu disebut Panca Sradha. Dasar penerapan ajaran agama Hindu tentunya adalah Panca Sradha yang diyakini oleh semua umat Hindu tanpa terkecuali, karena merupakan hal utama yang menjadi Sraddha kita dalam beragama. Namun sebenarnya tidak semua orang memahami hal itu, banyak orang yang tidak memahami pentingnya ajaran dasar kita yaitu mengetahui panca sradha.

Setiap agama tentunya memiliki inti keyakinannya masing-masing, dimana inti keyakinan tersebut merupakan landasan dari agama tersebut dan setiap umat beragama wajib  memahami dan mengamalkannya. Dasar keimanan adalah dasar keimanan, semakin kuat keimanan orang maka semakin kuat keimanan orang tersebut. Seperti agama lainnya, agama Hindu  memiliki inti kepercayaan atau kredo yang disebut Panca Sraddha. Panca Sradha mengacu pada lima keyakinan dasar yang harus diyakini oleh setiap umat Hindu. 

Lima keyakinan dasar  atau kepercayaan umat Hindu adalah Keyakinan Sang Hyang Widhi, Keyakinan Atman, Keyakinan Karma Phala, Keyakinan Purnarbhawa/Kelahiran Kembali, Keyakinan Moksha. Sradha atau iman merupakan poin penting dalam agama karena iman adalah fondasi agama. Sraddha atau keyakinan ini dapat mengarah pada Satya yang setia, jujur dan bertanggung jawab. Kalau Satya adalah sikap yang harus dimiliki. Dengan  sikap seperti itu, seseorang  menjadi pribadi yang jauh lebih baik, bukan hanya untuk  dirinya sendiri, tapi juga untuk  banyak orang. Dalam agama Hindu, Panca Sradha adalah lima kepercayaan umat Hindu yang  bagian-bagiannya terdiri dari:

  • Kepercayaan Adanya Brahman atau Sang Hyang Widhi Wasa

Upanishad mengajarkan bahwa Brahman memiliki dua aspek yaitu Saguna Brahman dan Nirguna Brahman. Nirguna Brahman ditujukan kepada jnana (orang yang sadar spiritual atau orang yang tidak terikat oleh kesadaran fisik). Saguna Brahman diperuntukkan bagi  Ajnani atau orang yang masih diselimuti kesadaran fisik.

Sang Hyang Widhi adalah penguasa  alam semesta. Tuhan berada di luar jangkauan pikiran manusia, jadi orang membayangkannya sesuai dengan kecerdasan dan kepribadian mereka yang berbeda. Dalam agama Hindu, Tuhan dinyatakan dalam  dua cara  yaitu Nirguna Brahman (Tuhan yang berwujud dan berjiwa suci) dan Tuhan yang  Saguna Brahman (Tuhan diberi nama, bentuk dan atribut lainnya). Jelas jauh lebih mudah untuk belajar dan memahami dari perspektif ini. Nirguna Brahman adalah satu-satunya Tuhan, tanpa bentuk, impersonal dan tak terlukiskan.

  • Percaya akan adanya Atman

Percikan kecil  Tuhan disebut  Atman. Atman memberi kehidupan kepada setiap makhluk, ketika Atman meninggalkan tubuh, manusia mati. Atman yang menjiwai tubuh disebut Jiwatman. Karma atau akibat perbuatan di dunia ini dapat mempengaruhi Jiwatman. Atman pada dasarnya suci karena berasal dari Brahman itu sendiri. Ketika Atman memasuki tubuh makhluk hidup,  ia  terikat oleh hal-hal duniawi, sehingga Atman melupakan jati dirinya. Ini menyebabkan dia berbuat dosa. 

Atman ada pada setiap makhluk hidup dan merupakan sumber kehidupan manusia karena adanya Atman dalam tubuh membuat seseorang hidup. Menurut agama Hindu, dikatakan bahwa Atman adalah penyebab  utama kehidupan manusia, ketika Dewa Brahma menciptakan tubuh, Atman hadir di semua tubuh itu. Atman mengisi semua yang ada dan memelihara setiap makhluk, maka sudah pasti ciptaan Sng Hyang kekurangan ciptaan Atman. Sederhananya, Atman adalah jiwa atau roh yang bersemayam di dalam tubuh  semua makhluk hidup. Atman sebenarnya abadi dan begitu juga proses  yang disebut reinkarnasi.

  • Kepercayaan akan adanya Karmaphala

Setiap perbuatan makhluk hidup di dunia ini pasti ada akibatnya. Perbuatan baik mendatangkan kegembiraan, sedangkan perbuatan  buruk mendatangkan kesulitan. Oleh karena itu, agama menganggap bahwa setiap makhluk hidup harus selalu berbuat baik untuk mendapatkan ketenangan hidup. Kelahiran seseorang merupakan anugerah karena manusia menerima anugerah berupa kata bayu dan idep. 

Sehingga manusia dapat membedakan antara yang baik dan  yang jahat. Menjadi manusia adalah kesempatan terbesar untuk berbuat baik. Jadi jika seseorang telah melakukan banyak kebaikan selama hidupnya, maka kualitas kelahiran selanjutnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika dia melakukan banyak dosa selama hidupnya, maka kualitas kelahiran berikutnya akan menurun. Hak prerogatif orang dengan akal dan kesadaran membuat orang menciptakan kehidupan yang ideal untuk memenuhi tujuan hidupnya.

  • Kepercayaan pada Purnarbhawa / Reinkarnasi

 Kelahiran berulang ini membuat suka dan duka  dialami di dunia. Punar karena Jiwatman dipengaruhi oleh kesenangan duniawi yang diikuti dengan kelahiran kembali. Terlahir kembali sebagai manusia adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk membuatmu menjadi lebih baik lagi. Punarbhawa adalah kepercayaan bahwa semua makhluk hidup  mengalami reinkarnasi. Reinkarnasi atau Punarbhawa adalah akibat dari perbuatan makhluk hidup itu sendiri, baik yang dia lakukan semasa hidupnya maupun  yang dia lakukan semasa hidupnya sebelumnya. 

Meski reinkarnasi Tuhan  disebut Avatar, dia masih ingat  kehidupan yang dia jalani. Pada saat yang sama, orang melupakan kehidupan lampau mereka. Reinkarnasi sangat bergantung pada Karma Phala, karena jika phala (hasil) perbuatan seseorang baik, besar kemungkinannya tidak akan mengalami kelahiran kembali lagi. Tapi tentu saja itu tergantung pada seberapa banyak karma baik yang dia lakukan. Dan ada banyak jejak perbuatan atau karmavasana yang berbeda, jika jejak hanyalah jejak dunia, maka jiwa lebih condong dan lebih mudah tertarik pada hal-hal duniawi, yang menyebabkan atma terlahir kembali.

  • Keyakinan terhadap Moksa

Moksa adalah tujuan akhir hidup dalam  agama Hindu. Jiwa yang mengalami moksa tidak lagi mengalami ikatan keinginan dan keduniawian, yang bersifat maya atau palsu. Jiwanya benar-benar terbebas dari kegembiraan dan perhatian duniawi. Mereka yang  mencapai moksha mengalami kebahagiaan dan ketenangan yang abadi dan sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun