Mohon tunggu...
Ni Komang Lunga Dianti
Ni Komang Lunga Dianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Udayana

Saya senang memiliki berbagai ide dan mengimajinasikannya melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relasi Kuasa dalam Serial Netflix Berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal

23 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 23 Juni 2023   11:20 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, terdapat juga pembahasan tentang Park Soon Ja yang merupakan pengusaha kerajinan tangan dari perusahaan Five Oceans. Namun suatu waktu, Park Soon Ja mengubah perusahaannya menjadi perusahaan dagang sekaligus kelompok religius, yang membuatnya dianggap sebagai Bunda Suci. Ia sering kali meminta dana kepada pengikutnya untuk investasi di perusahaannya.  Park Soon Ja mencari pengikut dengan cara merekrut orang untuk bekerja di Odaeyang Trading (Five Oceans). 

Setelah menjadi karyawan, mereka hidup dalam komunitas seperti keluarga, dimana Park Soon Ja mulai memberikan doktrinya. Ia mengaku telah disembuhkan dari kanker pada 1978 oleh surga, Ia juga mengklaim dirinya sebagai penguasa lima samudera dan akan menaklukkan dunia. Park Soon Ja menegaskan pada pengikutnya bahwa ia adalah orang yang telah menerima wahyu Tuhan dan mereka yang tidak mematuhinya akan mati. Pengikutnya pun ditugaskan untuk menjalankan misi mulia, yaitu mencari pinjaman kepada keluarga dan kerabat mereka dengan dalih investasi. 

Setelah ditemukannya insiden bunuh diri secara masal oleh 31 karyawan pabrik yang berada di Gyeonggi-do bersama satu pimpinannya yaitu Park Soon Ja sendiri yang diduga melakukan tindakan tersebut karena terjerat kasus penipuan dan penggelapan uang. Berbeda dari ketiga kasus di atas, kejadian dalam sekte ini masih menjadi misteri, antara dugaan bunuh diri atau pembunuhan. 

Kekuasaan menjadi kompleks dan tidak disadari menyebabkan hilangnya subjek serta kesadaran, dimana kekuasaan bersifat memusat menjadi menyebar dan terus melanggengkan dominasinya. Hal ini bersinggungan dengan pandangan Baudrillard tentang simulakra, perubahan abstrak menjadi konkret dan konkret menjadi suatu yang abstrak. Ia juga berpendapat bahwa hidup di era postmodern adalah hidup yang penuh dengan rekayasa, simulasi, kepalsuan, dan manipulatif seperti skenario yang dijalankan keempat pimpinan sekte tersebut kepada pengikutnya. 

Menilik pemikiran tentang anti-logosentrisme Derrida bahwa makna, tafsir, pengetahuan, atau pemahaman dapat diwariskan secara turun-temurun pasti memiliki pemaknaan yang berbeda atau sudah terkorupsi, para pemimpin sekte tersebut memiliki kepentingan yang harus dijaga dengan menggunakan penafsirannya berdasarkan pengetahuan yang dimanipulasi sebagai sebuah kebenaran. Foucault juga mendefinisikan terdapat empat domain diskursus yang membahayakan, antara lain: kekuasaan, seksualitas, kegilaan, dan secara umum apa yang dianggap benar atau palsu. 

Keempat domain tersebut telah mengacu pada contoh para pemimpin kultus sekte yang menjerumuskan ajarannya ke dalam kategori sesat. Sebenarnya dalam kasus JMS, Manmin Central Church, Baby Garden dan Five Oceans, kekuasaan tidak semata-mata milik keempat pemimpin tersebut karena menurut Jacques Lacan dalam wacana budak-tuan adalah menyoal “siapa yang mencari kenikmatan lebih besar dari siapa?” Keempat pemimpin kultus sekte sesat tersebut telah mengalami ketergantungan pada pengikutnya, baik itu dari pemuasan hasrat seksual hingga pendapatan ekonomi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun