Mohon tunggu...
NurHafidah Upi
NurHafidah Upi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Farmasi untuk Mendukung Visi Misi Indonesia Sehat 2025

15 Januari 2018   23:49 Diperbarui: 15 Januari 2018   23:53 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyalahgunaan obat juga marak terjadi di Indonesia, dan baru baru ini saja sudah ada berita mengenai penyalahgunaan obat mirip flakka di Kendari. Berkat kejadian itu, nama farmasi tercoreng akan hal tersebut. Tentu saja, segala sesuatu itu tak luput dari kesalahan. Maka dari itu, ini merupakan tantangan yang akan dihadapi farmasis kedepannya untuk mengubah pandangan masyarakat. Tantangan farmasi itu sendiri bukanlah hanya satu, semakin berlalu waktu yang dilalui seseorang, semakin banyak pula tantangan dan pencapaian yang didapatkan. Mulai dari MEA yang menghantui masyarakat Indonesia, khususnya para pekerja atau calon pekerja yang kekurangan skill, tidak adanya upah minimum untuk para farmasis yang bekerja, dan lain sebagaiannya.

Farmasi sendiri memiliki lambang khas, yakni ular dan cawan dimana ular tersebut melilitkan dirinya di cawan. Farmasi memiliki tahapan dimana seseorang memulainya dari SMF kemudian dapat berlanjut di S1, S2 atau apoteker, kemudian dilanjutkan dengan S3. Tidak diharuskan farmasis adalah siswa yang berasal dari SMF, namun juga dapat berasal dari SMA. Tidak diharuskan juga setelah S1 kemudian dilanjutkan ke S2, bisa ke apoteker dulu kemudian S2 dan tidak juga diharuskan untuk melanjutkan kuliah hingga ke S3. 

Bergantung pada diri seseorang itu sendiri. Farmasi sendiri merupakan salah satu jurusan yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, manajemen waktu, dan juga kerja keras. Faramsi sendiri merupakan ilmu terapan dari ilmu exacta. Tidak hanya ilmu exacta yang dipelajari di farmasi, namun ilmu sosial, ekonomi, bahkan ada juga manajemen (tersirat). Masyarakat sendiri masih belum sepenuhnya mengetahui prospek kerja dari seorang farmasis, antara lain sebagai tenaga kesehatan (apoteker, asisten apoteker, dsb), dosen, peneliti, wirausaha, farmasi industri, politikus, penulis, bagian administrasi pelayanan obat di instansi pemerintahan, TNI, dan polri, dan pilihan terakhir yang aneh adalah dapat juga menjadi seorang pegawai bank.

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi seorang farmasi, tentu saja ada pula pencapaian yang telah dicapai bagi farmasis pada masa lalunya. Seperti peranan farmasis yang sekarang tidak lagi menjadi seseorang dibalik layar. Maksud dari kalimat tersebut adalah kita sekarang ini telah memasuki masanya Pharmaceutical Care, dimana farmasis tidak hanya bekerja meracik obat namun juga dapat menjadi seorang konsultan layaknya seorang dokter pada umumnya. Tentu saja berakibat sangat baik kedepannya. Bahwa nantinya masyarakat dapat membedakan yang mana peranan dokter dan yang mana peranan farmasis dan farmasi nantinya akan diketahui masyarakat awam.

Banyak pihak sebenarnya yang berperan untuk mensukseskan visi misi Indonesia sehat 2025, masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah. Tidak ada yang bisa disalahkan bila terdapat kekurangan dalam pencapaian yang diharapkan. Semuanya saling berkesinambungan. Kesadaran akan kesehatan itu tentu awalnya dimulai dari diri sendiri, belanjut pada keluarga, kemudian lingkungan. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan kita untuk mengatasi Indonesia sehat, kembali lagi dari awal, itu dimulai dari diri sendiri. Seperti yang pernah dikatakan, "Jangan harap kalian dapat mengubah dunia, namun kalian sendiri belum bisa mengubah diri kalian." Peranan farmasis untuk mendukung visi misi Indonesia sehat 2025 itu dibagi menjadi 2, yakni pencegahan dan penanganan.

Pencegahan terjadi saat seseorang belum dikatakan mengidap penyakit dan disitu seorang farmasis hendaknya bertindak menyeluruh agar tidak masuk ke fase penanganan. Pada fase ini, seperti namanya pencegahan. Maka yang dilakukan adalah tindakan-tindakan yang dapat membuat bibit atau sumber penyakit menjauh, seperti sosialisasi mengenai penyakit dan penggunaan obat yang benar, penyuluhan kebersihan, gotong royong membersihkan lingkungan, menjaga kebersihan diri, pemberian informasi obat, dan lainnya.

Kemudian, bila ternyata terdapat atau terdeteksi bibit atau sumber penyakit telah menyerang tubuh, maka dilakukan penanganan. Dimana penanganannya itu berupa pemberian obat sesuai dosis, penyuluhan tentang dagusibu, pengumpulan data mengenai survei tingkat kejangkitan penyakit sehingga para tenaga kesehatan dapat menyimpulkan dan mencarikan solusi untuk masalah tersebut.

Peranan seorang farmasis lainnya dapat dijalankan seperti praktik secara profesional dan etik, optimalisasikan penggunaan sediaan, dispensing sediaan dan alat kesehatan, pemberian informasi sediaan dan alat kesehatan, formulasi dan produksi sediaan, upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat, pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan, komunikasi yang dilakukan secara efektif, seorang farmasis diharapkan memiliki keterampilan organisasi dan juga hubungan internasional, serta seorang farmasis juga diharapkan tidak pernah putus dalam mengembangkan kompetensi diri.

Bagaimana cara kita agar dapat menghadapi tantangan yang tersedia? Jadilah pembelajar seumur hidup, seperti yang telah dituliskan pada nine star pharmacist. Tidak hanya itu, kita juga diharapkan dapat juga berkecimpung di dunia politik untuk mengubah undang-undang mengenai kefarmasian yang perlu diubah. Untuk permasalahan MEA 2015, lakukan persiapan pendidikan, tak lupa juga persiapkan juga soft skill yang benar benar nantinya akan bermanfaat di dunia pekerjaan, jangan lupa juga meningkatkan standar kompetensi diri. Peranan seorang farmasis itu juga menjadi cara-cara agar tantangan farmasi dapat dilalui.

Ingatlah farmasis untuk selalu terus berusaha dan terus berusaha. Fighting..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun