Mohon tunggu...
Niko Hukulima
Niko Hukulima Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta dan Aktivis Credit Union Pelita Sejahtera

Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Berusaha untuk lebih baik hari demi hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Natal di Desa

25 Desember 2021   07:49 Diperbarui: 25 Desember 2021   08:01 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malam Natal 25 Desember 2021

"Hai mari kemari, kawanan gembala. Bersujud menyembah, Almasih terjanji".

Penggalan lagu diatas, adalah lagu yang paling saya ingat dimasa natal ini, selain tentu saja lagu Malam Kudus, yang syairnya amat pas dengan susana desa yang gelap kala itu, ditemani gemerlap bintang yang menyembul cemerlang dilangit malam.

Natal yang syahdu di desa, menyatukan segenap jiwa umat yang datang berjalan kaki, berbondong-bondong, menempuh jarak yang cukup jauh, untuk merayakannya. Natal masa kecil yang amat membekas, bukan karena kemewahannya, namun justru karena kesederhanaan.

Sebuah paroki di desa, adalah gabungan dari kurang lebih 10 desa. Jaraknya berjauhan. Pusat paroki berada disalah satu desa diantaranya dimana nama desa tersebut sekaligus menjadi nama paroki.

Di paroki saya dulu, pastor parokinya adalah seseorang berkebagsaan Amerika, bernama P. Nicholas Strawn, SVD. Ia bertugas melayani umat seorang diri.

Medan berat kala itu tidak mengurangi semangat melayani sang gembala. Dengan dua ekor kuda, dia tekun melayani umat Allah. Satu ditunggangi, sementara lainnya membawa macam-macam barang, mulai dari peralatan misa, obat-obatan, pakaian, dan tidak lupa gula (permen) yang akan dia berikan kepada anak-anak yang mengikutinya dengan cara di hamburkan ke udara, kemudian anak-anak dengan gembira akan berebutan.

 Peran ganda pastor paroki saat itu sungguh terasa. Ia, tidak saja melayani aspek rohani umat, tetapi keseluruhan hidup umat ; sandang, pangan dan papan. Ia harus siap setiap saat, melayani umat dengan beragam kebutuhan.

Suatu saat, terjadi paceklik hebat. Pater Nico, begitu dia dipanggil, dengan cepat mengambil keputusan, memesan jagung dari Amerika, dan dikirim langsung ke pusat Paroki. Umat terheran-heran mendapati kiriman jagung dengan biji yang besar dan lonjong. Entah karena ukurannya yang besar, umat setempat kemudian memberi nama jagung itu dengan sebutan jagung arjuna.

Pater Nico, mengisi hari-hari pelayanannya, dengan melakukan kunjungan/turne rutin dari satu desa ke dasa lain dalam paroki. Demikian pula saat Natal. Selalu dirayakan secara bergantian dari desa yang satu ke desa lainnya tiap tahun. Tugas-tugas liturgis-pun dibagi kepada umat setiap desa.

Orang di desa menyebut natal sebagai pesta. Karena pesta maka, semunya menjadi spesial. Dalam usia anak anak kala itu, pesta natal menjadi momentum paling menggembirakan. Paling tidak beberapa hal ini akan menjelaskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun