"Banyak orang Lembata yang hebat-hebat dalam memberikan gagasan tentang Lembata tetapi ini adalah sebuah contoh bahwa ide hebat itu diwujudkan dalam tindakan nyata", demikian Markus Labi Waleng di Jakarta, Minggu,30 September 2020.
Di harapan pengurus Yayasan Koker Niko Beeker pusat, Markus mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan menjadi Ketua Cabang Yayasan Koker Niko Beeker di Lembata. "Di Lembaga ini kita akan berbakti tanpa maksud apa-apa selain membantu untuk menghadirkan pendidiakan yang berkualitas di Lembata", demikian tandasnya.
Penegasan itu merupakan ungkapan sekaligus kesimpulan yang diberikan Labi Waleng menanggapi sharing yang telah dilakukan oleh para pengurus yang hadir. Robert Bala, Ketua Yayasan Koker mengungkapkan bahwa dalam Yayasan yang lahir pada 3 November 2016, terdapat tiga nilai yaitu: Persatuan (Pater Niko), Kewirausahaan (Pater Beeker) dan Budaya (Koker).
Selanjutnya menurut penulis buku Pembelajaran Bermakna Berbasis Proyek yang akan terbit pada September ini di Gramedia Widiasarana, diungkapkan dalam logo. Tangan dari atas memberi dan tangan dari bawah menerima diberkati oleh merpati (symbol Roh Kudus). Di sana terbentuklah huruf "K". Selanjutnya diterjemahkan dalam 5 nilai yaitu: Kejujuran, Komitmen, Kepedulian, Kontribusi, dan Kolaborasi. Semua prinsip ini tidak ditemukan sendiri oleh anggota dan terus dijiwai dalam kehidupan berorganisasi.
Berjuang dari Bawah
Siprianus Ata Wator yang merupakan pembina sekaligus kepala divisi pendidikan mengungkapkan latar belakang keterlibatannya pada Yayasan yang mewadahi SMA Keberbakatan Olahraga San Bernardino (SMARD). Ia mengisahkan proses perjuangannya sejak SMP, SMA hingga memasuki kota Jakarta yang sangat keras ini. Namun pria asal Bauraja mengungkapkan bahwa perjuangan itu memotivasinya untuk membantunya guna berbuat sesuatu agar generasi yang akan datang memperoleh kesempatan belajar yang lebih baik.
Damianus Dai Koban yang barusan menyelesaikan Disertasi S3 di UNJ menekankan bahwa hanya kejujuran dan ketulusan yang ingin ditanam di Yayasan ini. "Kita semua telah selesai dengan diri kita sendiri dan berada di Yayasan hanyalah sebuah pengabdian tulus", demikian guru pada Sekolah Vincentius Putri Jakarta.
Frans Wata Namang pada gilirannya mengungkapkan rasa syukur denagn bertambahnya team Koker. "Dalam Koker, penambahan anggota baru merupakan sebuah kegembiraan. Kita bergembira karena bisa bersama-sama  melakukan tindakan nyata untuk Lembata", demikian Wata yang merupakan salah satu team memperjuangkan otonomi Lembata.
Niko Hukulima, Sekjen Yayasan Koker mengapresiasi langkah strategis dan kerja keras yang sudah ditunjukkan oleh Yayasan Koker Cabang Lembata. Bagi Niko, ketika semua anggota Yayasan menghidupi 5 K maka pekerjaan kita menjadi ringan.Â
Rapat yang berlangsung dari pkl 11.00 -- 16.00 sore WIB, menghasilkan beberapa kesepakatan strategis yang selanjutnya akan dibawa oleh Ketua Cabang dalam memimpin roda kepemimpinan Yayasan  Koker di Lembata.
Mengakhiri pertemuan tersebut, Yayasan Koker Pusat berpesan agar siapapun generasi muda maupun tua yang merasa sevisi dan semisi bisa bergabung di Yayasan ini.Semuanya merupakan kerja tulus yang dimeteraikan di atas Pakta Integritas. "Jadi siapapun bisa bergabung", demikian Dr. Damianus Dai Koban, M.Pd, Â "sejauh misi dan visinya sejalan, berpijak pada 3 pilar Koker dan menghidupi 5 K" (Robert Bala).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H