Mohon tunggu...
Niko Hukulima
Niko Hukulima Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta dan Aktivis Credit Union Pelita Sejahtera

Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Berusaha untuk lebih baik hari demi hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Telkom Dukung Pembelajaran di Lembata

24 Agustus 2020   21:05 Diperbarui: 24 Agustus 2020   21:13 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran tentang siswa yang mencari signal demi mengakses pembelajaran cukup kerap ditemukan. Di Lembata NTT, situasi seperti itu sudah agak jarang terjadi. Hanya beberapa daerah dapat mengaksesnya.  Signal sudah digapai hampir secara keseluruhan, meski ada beberapa daerah yang masih perlu perjuangan.

Foto bersama sesaat serah terima (dok. Koker)
Foto bersama sesaat serah terima (dok. Koker)

Tetapi, apa gunanya signal Ketika kuota menjadi masalah? Bagi banyak orang tua, kuota belum menjadi kebutuhan. Hal itu juga jadi kendala bagi Lembaga pendidikan yang baru seperti SMA Keberkatakan Olahraga San Bernardino, Lembata. 

"Dengan baru seumur jagung (3 tahun), perhatian pada pembelajaran online belum menjadi kebutuhan. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan, mengapa PT Telkom Flores-Lembata menjatuhkan pilihan pada SMA Keberbakatan Olahraga San Bernardino" demikian tutur Karama Bajher.

Karama Bajher - Kepala Telkom Flores-Lembata  (dok. Koker)
Karama Bajher - Kepala Telkom Flores-Lembata  (dok. Koker)

Selanjutnya Kepala Telkom Flores-Lembata mengharapkan agar dengan fasilitas yang ada, para guru dan siswa lebih kreatif dalam pembelajaran. Bahkan bukan hanya untuk SMARD. Siswa sekolah lain di Lembata yang ingin mengakses internet, dapat menikmati hal itu secara positif, demikian putera Kedang.

Mewakili Samsurizal Aruni, GM Telkom NTT, Bajher mengharapkan agar ke depan pendidikan Lembata akan semakin maju berkat akses terhadap internet seperti ini. Hal ini merupakan salah satu cara bagi Telkom untuk terus peduli akan pembelajaran terutama di tengah pandemi seperti ini.

Lebih lanjut, Karama menjelaskan, selama pandemi, semua kantor plaza Telkom Flores dan Lembata menyediakan wi-fi gratis khusus untuk pelajar dan mahasiswa. Dengan dukungan seperti ini, guru bisa mendownload bahan ajar sesuai kemampuannya untuk dapat digunakan di kelas.

Langung Aksi 

Yayasan Koker Niko Beeker yang membawahi SMARD (demikian singkatan dari Sekolah Keberbakatan Olahraga San Bernardino), langsung melakukan aksi. Dengan 'berkah' Telkom, dalam waktu hanya seminggu segera diracik webinar tingkat nasional.

Siswa SMARD foto didepan mobil Telkom sebagai ungkapan terima kasih. (dok. Koker) 
Siswa SMARD foto didepan mobil Telkom sebagai ungkapan terima kasih. (dok. Koker) 

Saat merancang, bahkan banyak guru masih sangat awam dengan media zoom -- cloud -- meeting. Beberapa guru SMARD malah merasa seakan harus menyelenggarakan sebuah seminar seperti biasanya. Ada pelbagia alasan yang memunculkan penolakan. Namun dalam waktu yang cukup singkat, Drs. Paulus Igo yang merupakan salah seorang guru SMARD meyakinkan rekan gurunya bahwa model pembelajaran itu akan sangat mudah apalagi bagi teman-temannya yang masih milenial.

Dan hal itu tercapai. Empat hari sebelum webinar, tepatnya Selasa dan Rabu, 19-20 Agustus, para guru dilatih mengoperasikan zoom cloud. Selanjutnya dengan kecakapan itu, pada hari Webinar, 22 Agustus, mereka menjadi pemandu. Banyak guru yang datang sebelum webinar terbantu dengan mengalami untuk pertama kalinya pembelajaran dengan zoom.

Di Lembata ada dua tempat yang diadakan 'belajar bareng'. Di SMARD, para guru dikategorikan dalam dua kelompok. Bagi guru yang tidak memiliki HP Android, dikumpulkan di satu ruang. Dengan fasilitas infocus proyector dan sound yang mencukupi, para guru dapat menyaksikan secara langsung proses pembelajaran via zoom. Sementara itu guru yang memiliki perangkat android dan laptop yang memadai dapat mengakses dengan bantuan wi-fi dari Indihome Telkom.

Hal yang sama terjadi di SMP Negeri 2 Atadei Lerek. Sekolah yang berada di ujung Selatan Lembata beruntung mendapatkan fasilitas internet dari pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika. Belasan guru datang dan dapat mengikuti webinar secara interaktif.

Selain Lembata, puluhan peserta juga berasal dari daerah lain di Indonesia. Bandar Lampung mewakilkan peserta cukup banyak dalam webinar kali ini. Demikian juga ada peserta yang berasal dari Jakarta, Depok, Kupang, Manggarai, Larantuka, dan beberapa daerah lainnya. Total peserta yang mengikuti webinar kali ini ada 114 orang.

Foto bersama usai Webinar (dok. Koker)
Foto bersama usai Webinar (dok. Koker)

Abad Kompleksitas 

Webinar yang berlangsung selama 3 jam, itu menghadirkan 3 orang narasumber. Narasumber utama, Robert Bala, menggugah para guru bahwa abad yang sedang dilewati adalah abad kompleksitas.

Sebuah abad kompleksitas menuntut adanya kolaborasi interdisipliner. Itu berarti para guru lintas bidang studi perlu melepaskan egonya dan menyatukan topik yang terkait demi memudahkan siswa dalam mencernah pembelajaran.

Robert Bala, Nara sumber dan penulis buku Creative Teaching, Mengajar Mengikuti Kemauan Otak dan Menjadi Guru Hebat Zaman Now. (dok. Koker)
Robert Bala, Nara sumber dan penulis buku Creative Teaching, Mengajar Mengikuti Kemauan Otak dan Menjadi Guru Hebat Zaman Now. (dok. Koker)

Perubahan cara mengajar seperti ini, demikian penulis buku Creative Teaching, Mengajar Mengikuti Kemauan Otak dan Menjadi Guru Hebat Zaman Now (Grasindo 2018)  banyak guru yang masih menekankan pada bidang studi. Akibatnya semua guru memberikan tugas tanpa henti hal mana memunculkan kebosanan pada siswa.

Untuk menjembatani hal ini, penulis yang sebentar lagi akan melansirkan buku baru berjudul: Pembelajaran Bermakna yang bakal terbit di Gramedia Widiasarana mengatakan, guru-guru perlu duduk Bersama. Mereka perlu meracik kurikulum agar lebih mudah diterima oleh siswa.

Pada bagian lain, mengutip buku Teaching like Finland, 33 strategi mengajar ala Finlandia, Robert menekankan pentingnya Gerakan dalam pembelajaran. Tanpa gerak, maka tidak tersedia oksigen yang cukup untuk memudahkan proses penerimaan pembelajaran.

Banyak guru yang mengira dengan menyuruh siswa duduk tenang, maka mereka akan belajar dengan baik. Bagi Robert, Gerakan adalah pintu menuju kepada pembelajaran.

Penekanan pada Gerakan telah jadi salah satu alasan, mengapa pada tahun 2016, Bersama beberapa rekannya merancang pendirikan SMA Keberbakatan Olahraga dengan penekanan pada pembelajaran berbasis gerak. Gerak dilakukan di alam luas, hal mana menjadi keuntungan di Lembata.

Damianus Dai Koban - Narasumber (dok. Koker)
Damianus Dai Koban - Narasumber (dok. Koker)

Dr. Damianus Dai Koban, M.Pd pada gilirannya mengangkat fenomena perubahan lingkungan hidup sebagai poin penting yang dapat menjadi proyek bermakna bagi siswa. Di tengah perubahan lingkungan, hal mana terasa saat pandemi seperti ini, para guru perlu mengarahkan perhatian pada proyek bermakna seperti halnya perhatian kepada lingkungan hidup.

Menanggapi presentasi dari Dr Damianus, Francisca Setyatun dari Bandar Lampung langsung mengundang pemateri karena SMP Fransiskus tempat bekerja tengah menggodok proyek serupa.

Yan Waleng - narasumber (dok. Koker)
Yan Waleng - narasumber (dok. Koker)

Yohanes Wua Waleng, MA, menggugah para guru untuk membiasakan siswa berwirausaha sejak dini. Di level yang paling kecil, di tempat siswa berada, terdapat banyak alternatif di mana siswa bisa dilatih berwirausaha. Melalui pembelajaran berbasis proyek, para siswa dapat memperoleh pengalaman belajar bermakna, hal mana menjadi tema webinar kali ini.

Minta Webinar lagi 

Mengakhiri webinar, para guru mengungkapkan rasa haru dan Bahagia. Yustina Ohe Nunang, S.Pd, guru SDI Lusikawak mengungkapkan rasa terimakasih atas materi yang dibahas.

Dengan senang, Yustina mengungkapkan bahwa pengalaman itu sangat berharga. Ia mengikuti webinar kali ini bukan karena ingin memperoleh sertifikat. Hal itu memang penting, tetapi jauh lebih penting ilmu yang didapatkan.

Pada gilirannya, Silvester Samon, S.Pd Kadis PPO Lembata mengungkapkan terimakasih atas prakarsa Yayasan Koker atas Webinar ini. Samon menulis: "Guru-guru sangat senang dan kegiatan seprti ini kita lakukan terus untuk peningkatan kapasitas guru. Kami perlu belajar. Terimakasih". 

Kadis Dikbud NTT, Linus Lusi mengungkapkan apresiasinya atas 114 guru yang telah ikut dalam kegiatan ini dan berharap ke depan bisa dilakukan lagi kegiatan serupa untuk guru yang belum sempat mengikutinya.

Kesan positif yang sama diungkapkan Agustinus Pati Luon, S.Pd, Kepala SMK Negeri Nubatukan. Menurut Apol, demikan sapaannya, materi sangat menarik  sebagai inspirasi untuk merubah pola pikir dan pola kerja teman-teman guru. Ia berjanji, kalau ada webinar lagi untuk guru yang belum sempat ikut, ia akan memotivasi agar mereka mengikutinya.

Paul Doni Ruing - Yayasan Koker (dok. Koker)
Paul Doni Ruing - Yayasan Koker (dok. Koker)

Terhadap hal ini, Paulus Doni Ruing, SE, yang saat itu berada di Lembata, mengungkapkan bahwa Koker selalu siap berbakti untuk lewotana. Bagi dia yang adalah salah seorang pejuang otonomi Lembata, Koker tidak mengumbar kata-kata tetapi dengan aksi nyata. Cara seperti ini akan terus dilaksanakan oleh Koker dan SMARD (Robert Bala).

Peserta Webinar (dok. Koker)
Peserta Webinar (dok. Koker)

Peserta Webinar (dok. Koker)
Peserta Webinar (dok. Koker)

Peserta Webinar (dok. Koker)
Peserta Webinar (dok. Koker)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun