Mohon tunggu...
Niko Hukulima
Niko Hukulima Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta dan Aktivis Credit Union Pelita Sejahtera

Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Berusaha untuk lebih baik hari demi hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Bila Hanya Simpan Pinjam, Panggil Saja Bank"

27 September 2018   17:07 Diperbarui: 27 September 2018   17:44 3914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bila CU mitra paroki hanya menyelenggarakan layanan simpan pinjam bagi umat, panggil saja bank. Mereka lebih bagus." Demikian pernyataan Romo Fredy Rante Taruk, fasilitator Workshop Tata Kelola Forum CU KAJ yang diselenggarakan di Wisma Samadi, Klender, Jakarta dari tanggal 21-23 September 2018. Forum ini merupakan wadah bagi Credit Union di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) untuk belajar bersama dan saling bertukar pengalaman.

Pemberdayaan

Pernyataan tersebut dilontarkan Romo Fredy menanggapi keluhan seorang peserta terhadap kenyataan bahwa banyak CU di Jakarta hanya melakukan simpan pinjam dan  melupakan pemberdayaan anggota. Menurut Romo Fredy, yang  menjadi masalah mendasar adalah bahwa dalam CU orang sering melupakan misi awal CU yakni meningkatkan kualitas hidup (kesejahteraan) anggotanya melalui pelayanan keuangan dan pemberdayaan. Bukan semata-mata masalah transaksi simpan dan pinjam.

4880bd04-e877-45d4-a219-35d90876b8d6-5bacadce6ddcae6f8f6dc2ec.jpg
4880bd04-e877-45d4-a219-35d90876b8d6-5bacadce6ddcae6f8f6dc2ec.jpg
Dalam gerakan kooperatif, CU memfasilitasi dan membiayai upaya-upaya pemberdayaan anggota. Romo Fredy memberikan contoh sekelompok anggota yang mempunyai kemampuan beternak ingin menambah jumlah ternaknya, memperbaiki pemeliharaan dan pakan ternaknya, bahkan sampai mengolah kotoran ternak agar menghasilkan uang lebih banyak untuk kesejahteraan keluarganya. Dalam gerakan kooperatif, CU akan memfasilitasi dan membiayai kelompok peternak tersebut untuk mendapatkan pelatihan itu. Secara bisnis tentu biaya pelatihan ini akan menjadi beban CU dan mengurangi SHU. Namun yang harus diingat, dengan adanya pelatihan, kelompok peternak ini akan membuka usaha pengolahan ternak dengan modal yang dipinjam dari CU. Dari sinilah CU mendapatkan keuntungan. Dengan membesarkan penghasilan anggota melalui kegiatan pemberdayaan maka CU pada gilirannya akan menjadi besar juga. Sebaliknya, bila berpikir keuntungan finansial langsung, maka yang dipikirkan adalah membesarkan jumlah SHU CU tanpa memperhatikan apakah usaha anggota semakin besar dan kesejahteraannya membaik.

c1e7db6d-610c-468b-9547-c0c59c2c1b48-5bacaa50bde5754a0e2a02d3.jpg
c1e7db6d-610c-468b-9547-c0c59c2c1b48-5bacaa50bde5754a0e2a02d3.jpg
Untuk memperkuat gerakan CU KAJ, workshop ini mendalami sekali lagi hasil dari latihan pembuatan Strategic Planning, Business Plan, Organizational Development dan Monev yang telah dilatihkan Romo Fredy dalam 5 kali pertemuan sebelumnya. Hasil dari latihan tersebut tidak hanya dilakukan oleh Pengurus namun melibatkan manajemen, aktivis dan anggota. Menarik, salah satu hal utama yang dirumuskan dalam Strategic Planning adalah misi. Dan untuk mengubah CU menjadi gerakan pemberdayaan, pernyataan misi menjadi penting. Misi adalah alasan mengapa CU tersebut didirikan. Misi harus merefleksikan siapa yang akan dilayani CU tersebut; mengapa Paroki/Yayasan atau sekelompok orang bersepakat mendirikan CU, untuk apa?. Kalau suatu CU ingin menjadi CU pemberdayaan, maka dalam rumusan misinya arah pemberdayaan harus dinyatakan dengan jelas terutama untuk memastikan setiap orang mampu menolong diri sendiri dan orang lain dalam kebersamaan.

Voluntarisme

fd98e441-1de8-4267-b885-628fa06c4612-5bacadc912ae945aa53dc444.jpg
fd98e441-1de8-4267-b885-628fa06c4612-5bacadc912ae945aa53dc444.jpg

Untuk menjadi CU pemberdayaan, diperlukan juga semangat voluntarisme (sukarelawan) dalam diri para aktivis, khususnya para Pengurus dan Pengawas. Di Irlandia di mana 90% penduduknya adalah anggota CU, para pengurus memiliki ciri: menjadi pengurus adalah pilihan bebas, senang membantu orang lain (altruistik), secara finansial tidak mendapat gaji dari CU; mereka juga senang melihat yang dibantu berkembang dan dapat meningkatkan kapasitas pribadi. Semangat voluntarisme memberi semangat untuk mengelola CU dengan tata kelola yang baik (standar). Untuk itu para pengurus dan pengawas haruslah merupakan relawan yang berpengetahuan, terampil dan aktif dalam mengembangkan CUnya. Maka tuntutan untuk pelatihan (mungkin bisa 3-4 hari) tidak menjadi soal demi meningkatkan pelayanan sebagai volunteer dalam gerakan CU. Hal ini menjadi tantangan bagi CU di Indonesia, meminta pengurus mengikuti pelatihan intensif untuk 3-4 hari sangat sulit, karena semangat voluntarisme masih tipis. Tidak heran bila masih ada CU yang sudah berdiri belasan tahun, namun anggotanya masih ratusan orang.

99b54a5c-4a5f-4561-b686-015b16ab4e46-5bacaded12ae945abc504084.jpg
99b54a5c-4a5f-4561-b686-015b16ab4e46-5bacaded12ae945abc504084.jpg
b3e4dc46-60ce-4374-ace1-d10357c7d2ae-5bacae4443322f424a05cde2.jpg
b3e4dc46-60ce-4374-ace1-d10357c7d2ae-5bacae4443322f424a05cde2.jpg
Pengetahuan dan ketrampilan

Agar CU berkembang, para aktivisnya juga harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai. Di Indonesia masih menjadi tantangan bahwa banyak Pengurus dan Pengawas CU belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dalam mengelola CU.  Tidak heran bila CU-nya tidak maju.

20180922112145-img-7686-jpg-5bacb36caeebe10b481a71d3.jpg
20180922112145-img-7686-jpg-5bacb36caeebe10b481a71d3.jpg
Romo Fredy menceritakan di Desa Penadaran, Grobogan, ada sebuah CU kecil yang berdiri 5 tahun lalu telah berhasil mengajak 16% persen penduduk satu desa (penduduk 4.879 orang) menjadi anggota CU. Aset mereka sudah mencapai lebih dari 5 milyar rupiah. Desa ini sumber ekonomi tidak memadai, sebagian besar warganya merantau, sebagian yang tinggal pun terjerat pinjaman rentenir. Hanya sedikit orang yang memiliki sepeda motor. Transportasi ke kota sulit dan mahal. Namun setelah penduduk desa bergabung dengan CU, pola pikir anggota mulai berubah, sehingga kesejahteraan anggota mulai membaik. Makin banyak yang punya motor. Makin banyak yang bisa beternak dan bertani secara menguntungkan. CU Sendang Jati ini berhasil menerapkan tatakelola yang baik dan memberdayakan anggota setelah belajar selama 1 bulan di CU Sauan Sibarrung. Pembelajaran di CU Sauan Sibarrung meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam mengelola CU sehingga mereka dapat menjalankan tata kelola yang baik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun