Tampaknya pepatah dalam judul di atas tidak berlaku bagi Presiden kita Bapak Joko Widodo.
Mengapa saya berani mengatakan demikian? Pasalnya sudah dua tahun pemerintahan Bapak Jokowi, beliau tidak kunjung memprogramkan kenaikan gaji PNS/ASN yang jika dinaikan, maka para pensiunan, purnawirawan, dan purnabakti akan ikut naik gaji pokoknya.
Saya takut Bapak Jokowi mempunyai kabinet yang namanya kabinet kerja. Saya jadi menduga-duga, karena kabinetnya kabinet kerja maka yang perlu disejahterakan adalah PNS/ASN yang masih kerja saja. Ini jelas telah mengubah tradisi lama dari program presiden yang satu ke presiden lainnya. Kasihan para pensiunan, purnawirawan tidak menikmati gaji ke-14 dan tidak naik pula gaji pokoknya.
Saya adalah pendukung Bapak Jokowi dan JK pada pemilu lalu. Akan tetapi saya jadi heran dan kecewa, ada apa dengan kepemimpinan Jokowi-JK?
Apa yang terpikirkan oleh beliau berdua sehingga mengabaikan begitu saja para pensiunan atau purnawirawan? Bukankah mereka ini sudah sangat berjasa pada masa baktinya, baik mereka yang sudah meninggal (diterima oleh ahli warisnya), maupun mereka yang masih hidup?
Dari satu sisi ini Bapak Jokowi telah melupakan jasa para pahlawan kita.
Masih perlukah Beliau disebut sebagai orang besar?
Masih perlukah beliau dipilih lagi jika dalam pilpres berikutnya Beliau mencalonkan diri lagi?
Saya pernah menonton film perang antara Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika melawan Vietkong (Vietnam Utara) dukungan Uni Soviet.
Dalam film tersebut digambarkan bagaimana kejamnya VIetkong baik bagi lawan maupun bagi rakyat dan para pejuangnya. Rakyatnya yang sudah tua, jompo, cacat karena menjadi korban perang, termasuk tentaranya yang sudah pulang perang, buntung tangannya dalam arti sudah tidak bisa kerja, mereka dikumpulkan di suatu rumah kosong, dibariskan lalu diberondong dengan senapan mesin sehingga di rumah itu bertumpuk mayat rakyat dan para pejuangnya sendiri!
Mengapa Vietkong melakukan hal ini?