Dalam kepercayaan Agama Hindu, terdapat sebuah kepercayaan yang bernama Yadnya. Dalam kepercayaan Agama Hindu, Yadnya adalah suatu hal yang wajib unutk dilakukan karena alam diciptakan dan juga dipelihara dengan Yadnya itu sendiri. Secara etimologi Yadnya berasal dari Bahasa Sansekerta. Dalam Bahasa Sansekerta, Yadnya adalah kata benda sejenis laki atau maskulin yang berasal dari urat kata kerja V Yaj dengan arti memuja atau mempersembahkan atau memberi pengorbanan. Dari urat kerja V Yaj itu timbullah beberapa kata, yaitu Yadnya, Yajus, Yajamana dan sebagainya.Â
Yadnya memiliki arti pemujaan, persembahan, atau sebuah korban suci baik material ataupun non-material yang dilaksanakan berdasarkan hati yang tulus ikhlas, dan berdasarkan hati yang suci murni dengan tujuan-tujuan yang mulia dan luhur. Kata Yajus merupakan aturan aturan mengenai Yadnya. Sedangkan Yajamana adalah sebutan yang diberikan kepada seseorang yang melakukan praktek Yadnya. Oleh karena itu, Sang Yajamana muncul sebagai sebuah salah satu unsur yang disebut dengan Tri Manggalaning Yadnya. Tri Manggalaning Yadnya adalah 3 unsur penting dalam pelaksanaan Yadnya yang terdiri dari Orang yang memimpin upacara Yadnya tersebut, Orang yang membuat sesajen, dan Orang yang melaksanakan Yadnya atau Sang Yajamana.
Yadnya dilaksanakan dengan semangat berkorban yang dilakukan dengan tujuan yang luhur. Pada hakikatnya, Yadnya memiliki tujuan untuk membebaskan manusia dari ikatan dosa dan juga karma dengan tujuan yang selanjutnya dapat menuju pada "Pelepasan" atau Moksa. Dalam kenyataan pelaksanaannya, Yadnya memberikan peluang yang sangat besar bagi umat Hindu dimanapun berada untuk melakukan aktivitas dan menunjukkan kreatifitasnya sesuai dengan alat budaya yang mereka rasakan di sekitar. Yadnya adalah salah satu contoh aspek ajaran Agama Hindu yang hingga saat ini telah melebur dan menyatu dengan adat budaya setempat.
Jika dilihat dari pelaksanaannya, Yadnya yang tampak luarnya meriah, belum tentu dapat diyakini sebagai suatu pelaksanaan Yadnya yang sempurna. Kemeriahan yang ditimbulkan dalam melaksanakan suatu Yadnya haruslah berjalan seiringan dengan makna yang tergantung di dalam pelaksanaannya tersebut. Tanpa makna yang berjalan seiringan, kemeriahan dalam pelaksanaannya hanya akan berarti kosong atau hampa tanpa makna. Adapun beberapa hal yang menjadi dasar dari adanya Yadnya yang menjadi penyebab dari pelaksanaan Yadnya itu merupakan sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan oleh Umat Hindu diantaranya adalah:Â
(1) Bahwa alam semesta ini dengan segala isinya adalah berdasarkan Yadnya; (2) Adanya ajaran Tri Ma yaitu 3 jenis utang yang mengikat seseorang sejak mereka lahir ke dunia ini, bagiannya adalah Dewa Rna, Rsi Rna, dan Pitra Rna. Tujuan dari penerapan dari Yadnya memiliki tujuan khusus yang diantaranya adalah untuk membebaskan diri manusia dari ikatan dosa, membebaskan diri manusia dan ikatan karma, Yadnya adalah salah satu jalan untuk Mencapai surga sesuai dengan penjelasan dalam Kitab Agastya Purwa "lingnya ikang karya amanguhara Swarga, lwirya tapa, Yadnya, kriti", dan tujuan akhir dari pelaksanaan Yadnya adalah "kelepasan" yaitu menyatu dengan Brahman.
Agama Hindu terdiri dari berbagai macam Yadnya, tetapi secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya, Bhuta Yadnya. Pengertian dari masing masing jenis Yandya diantaranya adalah:
1.Dewa Yadnya
Dewa Yadnya adalah sebuah persembahan wijen yang diberikan kehadapan Bhatara Siwagni, yang dipersembahkan ke atas altar pemujaan. Selain itu, menurut Manawadharmasastra menegaskan bahwa Dewa Yadnya adalah suatu persembahan yang ditujukan kepada para Dewa sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tentu saja segala persembahan yang dilakukan dimaksudkan sebagai suatu persembahan yang disuguhkan kepada para Dewa dengan perasaan yang penuh keikhlasan atau kelulusan hati. Contoh penerapannya secara garis besarnya pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi:
a.Membuat sesajen dan persembahyangan
b.Memelihara bangunin suci tempat kita melaksanakan Yadnya
c.Mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran sucinya, serta melakukan penyucian diri lahir batin
2.Rsi Yadnya
Rsi Yadnya adalah sebuah kewajiban untuk umat beryadnya termasuk dengan melaksanakan persembahan atau korban suci kepada orang-orang suci atau para Rsi yang disebut dengan Rsi Yadnya. Rsi Yadnya adalah penghormatan yang diberikan kepada para pendeta, mengetahui hakikat hidup untuk menjelma sebagai manusia. Sebagaimana kita ketahui bahwa Pendeta / Pandita adalah rohaniawan Hindu yang tergolong Dwijati. Rsi Yadnya juga sering disebut dengan Brahma Yadnya, intinya adalah yadnya yang ditujukan kepada Rsi atau Brahma yaitu bagi mereka dianggap sebagai penerima Wahyu dan penggubah Weda. Contoh dari pelaksanaan Rsi Yadnya adalah diantaranya:
a.Menobatkan calon sulinggih menjadi orang suci agama
b.Membangun tempat pemujaan para sulinggih
c.Menghaturkan dana punia kepada para sulinggih
d.Menaati dan mengamalkan ajaran-ajaran para sulinggih
e.Membantu pendidikan agama bagi calon sulinggih
3.Pitra Yadnya
Pitra Yadnya adalah sebuah pengorbanan yang diserahkan kepada orang tua atau Keluarga, dan leluhur lainnya. Pitra Yadnya adalah Memberikan penghormatan terhadap sesama dan juga orang tua. Sebagaimana pelaksanaan upacara untuk para Dewa dan Rsi atau orang suci agama yang diuraikan sebelumnya, maka upacara Pitra Yadnya juga sama halnya yaitu mengandung makna tertentu yaitu sebagai persembahan yang tulus iklas ke hadapan para leluhur atau orang tua yang telah meninggal dengan berbagai rangkaian upacaranya. Contoh dari pelaksanaan Pitra Yadnya adalah:
a.Ngaben
b.Upacara Sawa Wedana (Upacara ngeseng sawa atau membakar mayat secara langsung dimana mayat orang yang meninggal dibawa ke setra untuk pelaksanaan pembakarannya)
c.Upacara Asti Wedana (Upacara ngaseng sawa/membakar mayat tersebut di mana mayat yang dimana sudah pernah di hanyut sebelumnya)
d.Upacara Swasta (Upacara ngeseng sawa dimana mayat dari seorang yang tidak mungkin dapat ditemukan lagi)
4.Manusa Yadnya
Manusa Yadnya adalah korban suci yang dilaksanakan mulai dari bayi di dalam kandungan sampai akhir hidupnya. Upacara manusa yadnya bertujuan untuk menyucikan lahir batin serta memelihara dan mendidik secara spiritual agar mampu menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa serta dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Contoh pelaksanaan dari upacara manusa Yadnya adalah upacara pagedong-gedongan.
5.Bhuta Yadnya
Bhuta Yadnya adalah suatu upacara yang mempersembahkan tawur atau caru sebagai upacara selamatan kepada para Bhuta. Tujuan dari pelaksanaan Bhuta Yadnya adalah untuk memelihara kesejahteraan dan ketentraman alam semesta, sebagai wujud rasa terimakasih kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, mengusir roh-roh jahat, Memberikan kesenangan dan kenyamanan terhadap roh-roh, dan mebebaskan diri dari unsur unsur jahat yang sering mengganggu. Contoh dari pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya adalah:
a.Menghaturkan api takep atau tetabuhan atau sesajen
b.Gelar Sanga
c.Byakaonan
d.Prayascita-sakti
e.Tebasan Durmengala
f.Caru Ayam Brumbun
g.Dan lain lain.
Namun pada saat ini, pelaksanaan dari upacara Yadnya sering mengalami sedikit pemerosotan. Hingga saat ini kerap sekali ada umat yang melaksanakan upacara Yadnya dengan tujuan untuk memamerkan kemampuannya, khususnya kemampuan dalam material. Contohnya pada beberapa tahun belakangan ini adalah adanya orang menganggap bahwa pelaksanaan upacara Ngaben adalah suatu upacara yang sangat mahal untuk dilakukan.Â
Bagi orang yang memiliki material yang lebih, mereka akan melaksanakan upacara Ngaben tersebut dengan meriah, berbeda dengan keluarga yang memiliki kekurangan dalam material mereka kerap kali merasakan kekurangan dan keraguan dalam mampunya mereka dalam melaksanakan upacara tersebut. Namun seperti penjelasan di atas, suatu upacara Yadnya yang dilakukan hanya berlandaskan rasa pamer dengan melaksanakan suatu upacara yang meriah tanpa adanya makna didalamnya, upacara tersebut hanya akan berarti kosong.Â
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa, pelaksanaan Yadnya yang seharusnya dilakukan adalah yadnya yang berjalan sesuai dengan makna dan dilaksanakan dengan perasaan yang tulus dan ikhlas. Yadnya pada dasarnya adalah sebuah persembahan atau pengorbanan yang benar benar dilakukan dengan niat tanpa pamrih. Demi mengembalikan esensi sesungguhnya dari pelaksanaan Yadnya yaitu menghaturkan pengorbanan dengan tulus ikhlas, pendidikan mengenai bagaimana cara pelaksanaan upacara Yadnya yang sesungguhnya.Â
Pelaksanaan upacara Yadnya yang dilakukan dengan meriah belum tentu dapat dikategorikan sebagai upacara pengorbanan yang sempurna, sebaliknya pelaksanaan upacara yadnya yang dilakukan dengan sederhana hanya dengan niat yang tulus dan ikhlas belum tentu dapat dikategorikan sebagai suatu upacara yang gagal. Namun upacara yang sempurna adalah suatu upacara yang dilakukan dengan sesuai kemampuan, rasa tulus tanpa terpaksa, dan rasa ikhlas tanpa pamrih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H