Muhammadiyah Sebagai Gerakan di Bidang Sosial dan Kemasyarakatan
Satu abad lebih usianya, saat ini organisasi yang dikenal dengan Muhammadiyah itu, menjadi salah satu bagian badan organisasi dengan pengikut Islam terbesar di Indonesia yang diperhitungkan memiliki peran penting khususnya dalam bidang sosial kemasyarakatan. Muhammadiyah dalam sejarah pendiriannya sangat berkaitan erat dengan ide atau gagasan yang dicetuskan oleh KH. Ahmad Dahlan yakni gagasan pembaruan ajaran Islam. Gagasan pembaruan tersebut mencakup bidang-bidang kehidupan masyarakat luas, baik dari praktik keagamaan maupun praktik sosial kemasyarakatan. Saat ini Muhammadiyah memiliki tidak kurang dari ribuan Raudatul Atfal / TK, 2.907 MI / SD, 1.731 MTs, 929 MA, 55 Ponpes, lebih dari 184 PTM, 312 lembaga pelayanan kesehatan, 240 panti, serta masih banyak lagi yang belum tersebutkan. Gambaran tersebut di atas menyatakan bahwa Muhammadiyah banyak berperan aktif pada sosial kemasyarakatan yang kuat khususnya Indonesia.
Muhammadiyah mempunyai prinsip utama yang merupakan sebuah hasil atau produk pemikiran dan pemahaman akan ajaran agama Islam sebagaimana pedoman umat Islam yaitu merujuk atas ajaran Islam al-Qur'an dan Sunnah Shahihah, hasil pemikiran tersebut kemudian disusun dan dirumuskan dalam bentuk kelakuan perjuangan Muhammadiyah, dimana hal tersebut dapat membantu memberikan dorongan arah jalan dan bentuk kelakuan aktifitas masyarakat. Keseluruhan dari prinsip perjuangan atau lebih dikenal dengan Kitthah Muhammadiyah, setidaknya bisa dipahami melalui lima kelompok bagian utama: Pertama, Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan pembaharuan atau tajdid, yakni sebuah gerakan dakwah Islam yang bertugas menumbuh kembangkan gerakan pemurnian dalam problem yang vital, problem ijtihadiyah yang berfokus pada gerakan dakwah yang intinya adalah perintah menegakkan yang bena dan melarang yang salah.
Kedua, Muhammadiyah adalah suatu aliran dakwah, yang dengan ghirah tajdid-nya tanpa henti dapat memunculkan pemikiran khususnya tentang agama Islam secara sehat. Pengembangan pemikiran Islam bersifat tajdid merupakan wujud realisasi dari usaha untuk mewujudkan risalah Islam sebagai agama atau rahmat untuk seluruh alam semesta, dapat berguna, dibutuhkan semua kalangan dalam mencari titik temua suatu problem yang dihadapi umat, negara dalam tataran peradaban dunia.
Yang ketiga, Muhammadiyah dalam keberadaannya menjadi salah satu bagian atau komponen suatu negara bertanggungjawab dalam upaya negara untuk berusaha mencapai suatu titik cita-cita bangsa Indonesia. Keempat, selain sebagai warga suatu negara juga sebagai bagian warga Islam diseluruh dunia, Muhammadiyah berkewajiban ikut serta dalam mewujudkan kemajuan atas nama umat Islam, membantu dari ketertinggalan dan keterasingan, serta terlibat dalam forum dan peradaban dikancah internasional. Dan terakhir, sebagai bagian penduduk dunia, Muhammadiyah tidak lupa selalu menjunjung tinggi keadilan, bertanggungjawab dala mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan beradap. Sehingga misi Islam sebagai rahmatan lilalamin akan tercapai.
Dalam kaitannya dengan teori perkembangan, sejarah menggambarkan proses sejarah yang rasional, makna dan model tertentu serta berjalan dengan cara tertentu sebagaimana hukum yang ada. Oleh karena itu, teori ini hanya melihat gerakan sosial sebagai fenomena simpons atau perubahan sosial yang berkelanjutan. Langkah baru ini dipandang sebagai "penyakit demam" atau terobosan revolusioner di saat krisis sosial. Penyebab sebenarnya dari perubahan sosial terletak pada kebutuhan yang sangat historis. Gerakan social dianggap sebagai cara beraktivitas yang khas dalam masyarakat sipil. Dalam gerakan social, aktor independen dan terikat pada identitas kolektif berdasarkan kebutuhan dan persepsi konektivitas.
Sebagaimana dikemukakan penulis sebelumnya, Muhammadiyah ialah sebuah ormas Islam yang lebih dikenal sbagai gerakan social dan kesehatan terlebih boleh disebut sebagai pionir. Muhammadiyah, merupakan kiprah reformasi Islam yang berkembang serta membangun gerakan social dan kesehatan terorganisir yang masih dan selalu berkembang hingga saat ini. Aksi filantropi di bidang sosial dan kesehatan, menurut Muhammadiyah, merupakan gerakan pemberdayaan yang mewujudkan etos doktrinal al-Ma'un.
Melayani fakir miskin, yatim piatu, lainnya merupakan bentuk dan konsekuensi panggilan religius dalam praktik keagamaan. Mengabaikan dan mengabaikan yang lemah, di sisi lain, adalah bentuk kebohongan tentang agama Islam. Banyak panti asuhan di Indonesia di bawah naungan Muhammadiyah masih eksis hingga saat ini sebagai upaya gerakan Tajid di wilayah-wilayah. Hal ini telah menjadi kurikulum kepemimpinan Muhammadiyah yang telah diterapkan di seluruh daerah.
Pembahasan dan Pembicaraan tentang gerakan dakwah Muhammadiyah Muhammadiyah kini bisa diperoleh melalui buku bacaan, mendengarkan berita atau informasi dari media elektronik serta diperoleh dengan melihat secara langsung atau tak langsung baik media cetak maupun elektronik. Muhammadiyah sebagai ormas telah mengembangkan visi maupun misinya untuk mencapai tujuannya. Upaya dan tindakan keagamaan yang dilakukan antara lain memberikan arahan dan anjuran di segi keyakinan, ibadah akhlak, dan hubungan antar individu berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah Shahihah, membangun masjid dan mushola, menempa para kader, meneliti berbagai ilmu keislaman, serta mengembangkan ummat Islam, memberikan fatwa dan ajaran agama, serta dakwah. Sedangkan di bidang sosial, termasuk kegiatan seperti rumah sakit, rumah bersalin, klinik, gedung pengobatan dan apotek.
Dampak gerakan dakwah Muhammadiyah terhadap reaksi transformasi social kemasyarakatan tampak pada beberapa aspek, seperti dalam segi keagamaan, di mana masyarakat secara bertahap namun pasti akan mendapatkan pencerahan, khususnya pada hal-hal mistik yang berkaitan dengan tahayul, bid'ah, dan takhayul. Banyak orang pada umumnya, dan anggota Muhammadiyah pada khususnya, kini berpikir lebih logis dalam menghadapi persoalan kehidupan di dunia ini.
Dalam dunia pendidikan Muhammadiyah dapat dijumpai banyak melakukan perubahan paradigma, pola pokir masyarakat luas, dari cara berpikir yang negatif serta sempit akan pentingnya pendidikan menjadi pikiran yang positif serta luas dan diyakini sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah untuk mewadahi semua orang memilih dan menempuh pendidikan telah menyadarkan masyarakat akan pentingnya sekolah (pendidikan) dalam mengubah nasib seseorang, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an,
"Sesungguhya Allah tidak akan mengubah nasib satu kaum (bangsa) kecuali kauum (bangsa) itu sendiri yang mengubahnya apa-apa yang pada diri mereka", (QS. ar-Rad: 11). Sementara Muhammadiyah telah memberikan banyak pelayanan yang luar biasa bagi orang miskin dan membutuhkan di bidang sosial, masyarakat merasa terlindungi karena Muhammadiyah selalu siap memberikan dukungan material dan moral. Dengan demikian Muhammadiyah hadir sebagai sebuah visi, sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan as-Sunnah Shahihah yang berwatak tajdid yang selalu istiqamah dan aktif dalam menjalankan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan bagi seluruh alam, kodrat bagi umat, bangsa, dan dunia umat manusia menuju terciptanya masyarakat Islam sejati yang diridhoi Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H