Mengapa Gagal Membangkitkan Rasa Syukur?
Orang gagal membangkitkan rasa syukur karena tidak mampu mengenali dirinya. Ia tidak mampu mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya. Ia tidak mengetahui bahwa karunia yang diterimanya (dimilikinya) tak terhitung banyaknya. Perhatiannya hanya difokuskan pada kekurangan yang dimilikinya atau ketidakbaikan yang diterimanya, padahal semua itu amatlah kecil jika dibandingkan dengan kebaikan yang diterimanya. Karena fokus perhatiannya pada ketidakbaikan, maka kebaikan yang tak terhitung itu tertutup seolah hanya ketidakbaikan yang dihadapinya. Inilah yang membuatnya menderita. Dan penderitaan itu akan semakin besar dari hari ke hari.
Orang yang bisa mengenali bahwa kebaikan-kebaikan yang diterimanya amatlah besar, maka ia akan mudah memandang kecil ketidakbaikan yang dihadapinya. Ia akan selalu menyukuri semua nikmat yang amat besar itu. Dengan demikian ia merasa berbahagia dan kebahagiaan itu akan semakin besar dari hari ke hari.
Bukankah Allah telah mengingatkan, di dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 7?
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Semoga kita senantiasa berusaha untuk mengenali karunia yang diberi oleh Allah Swt detik demi detik, jengkal demi jengkal. Kebahagiaan dan penderitaan adalah pilihan. Mengapa kita memilih menderita sedangkan sebenarnya kita bisa memilih berbahagia? Mari kita reguk kebahagiaan itu sebesar-besarnya dengan cara meningkatkan rasa syukur.
Wallahu a’lam.
Ngudi Tjahjono, Malang (1 Agustus 2016)
--------------------------------------------------
Baca juga:
- Tidak Ada Alasan untuk Tidak Bersyukur