Mohon tunggu...
Ngudi Tjahjono
Ngudi Tjahjono Mohon Tunggu... Dosen -

Saya adalah staf pengajar di Program Studi Teknik Industri, Universitas Widyagama Malang. Untuk menyimak tulisan saya yang lain, silakan membuka: https://teraspotensia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Griya Islami, Seperti Apa?

13 Juli 2016   20:55 Diperbarui: 13 Juli 2016   21:18 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://www.google.co.id/maps/search/hidayatullah,+gungung+tembak,+balikpapan/@-1.1349506,116.9960494,751m/data=!3m2!1e3!4b1?hl=id

Sering kita mendengar atau membaca istilah "Griya Islami", "Rumah Islami", "Perumahan Islami" atau "Permukiman Islami". Adanya tambahan kata "Islami" menunjukkan bahwa griya, rumah, perumahan atau permukiman itu bernuansa nilai-nilai Islam atau dibangun dengan mengikuti kaidah konsep Islam. Jika kita simak lebih jauh, benarkah properti yang ditawarkan melalui berbagai brosur berlabel Islami itu benar-benar mengikuti konsep Islam? Belum tentu!

Ada pengembang properti yang mengklaim, melalui brosur, bahwa perumahan yang dibangunnya adalah Islami. Tetapi ternyata hanya cara transaksinya saja yang klaimnya tidak menggunakan bank konvensional, tetapi desain rumah dan lingkungannya sama sekali tidak ada sentuhan Islaminya. Padahal perumahan yang Islami seharusnya mencakup desain, tata ruang, lingkungan, fasilitas umum, dan model transaksinya semuanya haruslah Islami. Tentu tidak bisa diklaim Islami jika hanya salah satu aspek saja yang memenuhi sedangkan aspek-aspek lainnya tidak Islami.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan perumahan atau permukiman Islami setidak-tidaknya adalah:

1. Aspek Tata Ruang Lingkungan

Tata ruang lingkungan permukiman Islami harus mengikuti konsep Islam. Pusat orientasi aktivitas ummat Islam adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tempat aktivitas ini berujud sebuah bangunan berupa masjid, tempat ummat Islam melaksanakan shalat secara berjama’ah. Mengingat aktivitas ini dilakukan secara rutin lima kali setiap hari secara komunal, maka keberadaan masjid ini adalah berada pada posisi sentral dan sangat penting. Ia harus ditempatkan di tengah-tengah permukiman, bukan di sudut yang tersembunyi dan jauh dari jangkauan. Semua akses jaringan jalan yang menuju ke masjid ini harus memudahkan penghuni permukiman ini untuk mencapainya dengan jarak yang relatif sama dekatnya dari semua penjuru permukiman. 

Ketersediaan ruang terbuka hijau haruslah seimbang dengan ruang yang ditempati bangunan. Peraturan yang telah dibuat pemerintah berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sudah cukup baik untuk digunakan sebagai acuan. Ketersediaan fasilitas untuk aktivitas bersama seperti berolah raga, berinteraksi antar warga atau berekreasi juga harus disediakan.

Komposisi penataan ruang haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga aspek citra lingkungan (estetika) bisa membuat penghuni merasa nyaman dan mengantarkan mereka kepada kekaguman kepada Allah Sang Pencipta. Dengan demikian kecintaan kepada Allah semakin terpupuk dengan baik. Maka, secara keseluruhan, lingkungan menjadi sehat baik secara fisik maupun psikologis penghuninya.

2. Aspek Tata Ruang Rumah

Ada prinsip penting yang tidak boleh dilupakan di dalam keluarga muslim, yaitu aurat keluarga. Aurat keluarga adalah segala sesuatu yang tidak boleh dilihat secara langsung oleh orang lain selain keluarga tersebut. Kamar tidur tidak boleh terlihat oleh tamu. Para wanita dalam keluarga tersebut harus diberi keleluasaan membuka rambutnya dan bagian tubuhnya yang lazim boleh dilihat anggota keluarga. Maka ruang keluarga menjadi mutlak diperlukan dan harus bebas dari pandangan para tamu.

Kamar mandi pun juga harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan orang yang sedang membuang hajat tidak menghadap kiblat, yang mana hal ini dilarang di dalam Islam. Agar tidak membuat perasaan tidak nyaman bagi orang yang berada di dalam rumah, maka sebaiknya kamar mandi dibuat agak terlindung dari pandangan langsung.

Kebutuhan cahaya matahari dan udara sehat juga harus dipenuhi. Maka desain pintu, jendela dan ventilasi harus memungkinkan terpenuhinya kebutuhan ini dengan baik. Rumah Islami haruslah sehat bagi penghuninya.

3. Aspek Model Transaksi

Model transaksi jual beli properti ini semestinya juga diupayakan secara syari’ah. Kendati transaksi secara konvensional belum bisa secara total ditinggalkan oleh sebagian ummat Islam, namun alangkah baiknya jika dimulai untuk mengalihkannya ke sistem syari’ah.

Inilah kira-kira aspek-aspek minimal yang harus dipenuhi dalam permukiman atau perumahan Islami. Secara lebih dalam, dapat disimak lebih jauh melalui kajian-kajian ilmiah yang telah dihasilkan oleh para peneliti. 

Wallahu a’lam.

Ngudi Tjahjono, Malang (13Juli 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun