Sahabat,
Sejenak perhatikan dan renungkan makanan yang tersaji untuk berbuka puasa! Entah itu sebutir kurma atau sepotong kecil buah semangka atau entah apapun jenis makanan pembuka sebelum makanan utama.Â
Jika bisa, pikirkan substansinya seperti apa? Tentu sedalam pengetahuan yang Anda miliki. Entah susunan kimiawinya atau kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Perhatikan dengan seksama dan renungkan! Dari manakah datangnya, bagaimana prosesnya hingga bisa hadir di depan mata? Siapakah yang menanam atau memroduksinya? Siapa sajakah yang terlibat dalam produksi dan transportasinya hingga tiba di sini? Tentu rumit sekali, bukan?Â
Adakah semua yang terlibat menghadirkan ke depan Anda telah menyengaja untuk Anda? Tentu tidak, bukan? Lalu, siapa yang menyengaja menghadirkan di depan Anda dan siap untuk Anda santap saat berbuka? Mungkin Anda memberikan jawaban, bahwa yang menyengaja adalah ibu, isteri atau siapapun yang ada di rumah Anda. Yang menjadi pertanyaan, apakah kesengajaan mereka berperan paling penting atas kehadiran makanan tersebut di depan Anda?
Ah, mungkin pertanyaan-pertanyaan itu begitu rumit untuk dijawab. Satu hal saja yang perlu Anda renungkan, bahwa makanan yang ada di depan Anda pada detik ini sungguh telah disiapkan oleh Allah Swt sejak jauh hari sebelum Anda dilahirkan dengan melibatkan amat banyak pihak yang rumit sekali keterkaitan satu dengan lainnya. Sekali lagi, hanya untuk menghadirkan makanan itu detik ini saja. Bagaimana dengan jenis makanan yang akan Anda nikmati pada urutan berikutnya?
Sahabat,Â
Kegembiraan saat berbuka sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah Swt, akan menjadi semakin nikmat manakala kita mengingat, bahwa satu-satunya yang berperan adalah Allah yang amat mengasihi kita. Subhanallah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H