Mohon tunggu...
Ngudi Tjahjono
Ngudi Tjahjono Mohon Tunggu... Dosen -

Saya adalah staf pengajar di Program Studi Teknik Industri, Universitas Widyagama Malang. Untuk menyimak tulisan saya yang lain, silakan membuka: https://teraspotensia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kebisingan dan Jama'ah Masjid

21 Juni 2016   13:25 Diperbarui: 23 Juni 2016   13:14 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.panoramio.com/photo/77975682

Anda mungkin pernah shalat di masjid yang berada di pinggir jalan raya dengan tingkat kebisingan tinggi. Apa yang Anda rasakan? Bisakah Anda shalat dengan khusyu'? Tidak bisa, bukan? Pada saat shalat zhuhur dan ashar mungkin tidak bermasalah. Namun, pada saat shalat maghrib dan isya' berjama'ah pasti Anda kesulitan mendengarkan bacaan imam shalat. 

Terlebih lagi bagi sang imam. Dia mengerahkan segenap kemampuannya untuk mengeraskan suara (bacaannya) agar bisa didengar oleh para jama'ah. Saya juga pernah menjadi imam di masjid yang bising seperti ini, tentu merasakan hal yang sama. Bahkan suara sendiri pun juga tidak terdengar dengan jelas. Sungguh melelahkan, karena harus berteriak sekuat tenaga.

http://pasuruankab.go.id/galeri.html
http://pasuruankab.go.id/galeri.html
Ini adalah fakta yang kita hadapi bersama saat ini di mana kendaraan bermotor semakin banyak. Ketika masjid tersebut dibangun, untuk masjid yang lama, mungkin kondisi kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor belum sepadat sekarang. Pada saat itu mungkin kebisingan yang ditimbulkan tidak terlalu mengganggu. Tetapi sekarang, kebisingan yang ditimbulkan oleh lalu lintas jalan raya semakin meningkat intensitasnya. Pasti kebisingan ini akan mengganggu kekhusyu'an shalat para jama'ah.

Saya tidak mengerti mengapa kini banyak dibangun masjid baru dengan memilih lokasi di pinggir jalan raya yang bising? Mengapa tidak mengambil lokasi yang agak jauh dari jalan, yang terlindung oleh rimbunnya pepohonan yang daun-daunnya bisa mengurangi tingkat kebisingan? Semestinya kita bisa memilih lokasi strategis dengan kemudahan akses dari jalan raya menuju masjid tersebut. 

Bangunan masjid bisa dibuat sedemikian atraktif, sehingga menarik minat pengguna jalan raya untuk singgah di sana. Secara arsitektural tentunya bisa dibuat desain masjid yang indah dan megah dengan fasilitas pendukungnya yang lengkap, seperti: tempat parkir yang luas, tempat istirahat yang nyaman, kantin, dan sebagainya. Sistem akustik masjid juga didesain dengan perhitungan yang cermat, sehingga dapat membuat suasana ruang masjid yang tenang dan tidak bising. Maka, kekhusyu'an para jama'ah pun bisa dikondisikan.

Perlukah ada campur tangan pemerintah? Saya kira pemerintah daerah perlu membantu memfasilitasi pengadaan lahan pada lokasi yang ideal sekaligus dengan penyiapan desain yang terintegrasi. Mungkin Singapura dapat dijadikan contoh yang baik. Setiap pendirian bangunan baru, termasuk masjid, harus mengikuti peraturan pemerintah. Masjid harus indah, kokoh, dan ramah lingkungan. Jika tidak mempunyai dana yang cukup, maka pemerintah pun membantunya. Bisakah hal ini ditiru oleh pemerintah daerah di Indonesia? Tentu tergantung pada wali kota atau bupatinya.

Kita, sebagai rakyat, tentu sangat menginginkan kenyataan seperti itu. Kepala daerah yang memedulikan kepentingan spiritual rakyatnya secara penuh, bukan basa-basi. Semoga.

Malang, 21 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun