Mohon tunggu...
Rieke NurulGarini
Rieke NurulGarini Mohon Tunggu... Duta Besar - Pelajar SMAN 1 Padalarang

Laa tahzan innallaha ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Traumaku

2 Februari 2020   19:22 Diperbarui: 2 Februari 2020   19:27 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lama banget sih, apa karna ada acara tembak menembak dulu?" kata Joni

"Gimana Yo, lancar kah?" sambung Reka

"Maksudnya? Jadi kalian udah tau?" tanyaku dengan heran

"Hahahha maaf Sha." jawab mereka

Aku tau, mereka adalah sahabatku yang paling care terhadap aku dan Rio, mereka seolah olah mengamati kita. Sehingga ketika kita sudah jadian, mereka bener bener bahagia. Walau kini aku dan Rio sudah punya status pacaran, tapi tetap kita gak kayak orang pacaran. Ya kayak biasa aja sih layaknya sahabat, cuman mungkin lebih mempunyai perasaan 'memiliki'. 

Hari terus berlalu, semakin banyak orang yang mengetahui hubungan kita. Bahkan, apa yang belum aku tau tentang Rio sudah aku ketahui semuanya, begitupun Rio. Kita sama sama mengetahui, kegiatan apa yang masing masing dari kita sukai, makanan apa yang menjadi favorit kita, siapa teman dekat kita, dan masih banyak lagi.

"Kita kayak gak pacaran ya Sha, rasanya sama aja kayak dulu ketika sahabatan." kata Rio

"Iya Yo, udah kita gak usah mengikuti zaman, jangan terlalu lebay juga."

Dia, adalah orang yang paling mengertiku, selalu sabar menghadapiku. Aku dikenal oleh sahabat sahabatku sebagai cewek sensitif, dan moody-an. Hal kecil pun sekiranya membuatku gak nyaman, ya aku langsung badmood. Makanya, sahabat sahabatku kalau lihat aku sedang badmood, mereka gak berani mendekatiku. Ya seperti biasa, menunggu moodku balik. 

Terkadang ketika dalam kondisi itu, aku merasa lelah juga. Gak ada yang mencoba menghiburku, mencoba berusaha membuat moodku kembali. Akhirnya, aku hanya bisa menangis ketika ada masalah, karna menurutku hanya dengan menangis aku bisa sedikit tenang.

Tapi setelah aku berpacaran dengan Rio, aku gak pernah merasakan hal itu lagi. Ketika aku badmood, dia selalu berusaha menghiburku, walau gak mudah mengembalikan mood ku. Dia selalu sabar menghadapiku, bahkan ketika aku marah marah pun dia hanya diam, dan mencoba menenangkanku. Dia adalah orang yang benar benar sabar menghadapi ku, selain ibuku dan ayahku. Aku merasa bersyukur bisa menjadi kekasih Rio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun