Mohon tunggu...
Angga Ardiyansyah
Angga Ardiyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pekerja Bebas

Seorang mahasiswa yang mencoba mencurahkan pemikiran dan mengabadikan hidup, pengalaman hingga opini melalui tulisan dengan sejelas mungkin. Semoga tulisan yang dihasilkan dapat dicerna dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Museum Manusia Purba Sangiran: Bukti Peninggalan Nenek Moyang

21 Agustus 2023   16:02 Diperbarui: 21 Agustus 2023   16:05 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Masuk Museum Sangiran (sc: Badan Otorita Borobudur)

Tidak hanya itu, banyak dari koleksi berupa kerangka hewan seperti banteng, sapi, buaya, yang tidak hanya ditempatkan dalam kotak kaca, namun dibuatkan diorama untuk menggambarkan habitatnya. Tentunya tidak boleh dipegang secara langsung mengingat berpengaruh pada rapuhnya koleksi asli yang terpajang.

Salah satu Tour Guide mengatakan bahwa beberapa dari yang dipajang merupakan asli namun lebih banyak yang terpajang adalah replika semata karena mempertimbangkan keamanan dan keselamatan dari koleksi, mengingat nilai yang terkandung dalam koleksi aslinya adalah tak terhingga.

Sehingga, kebanyakan dari tengkorak manusia purba yang dipajang merupakan replika yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Sedangkan koleksi aslinya tersimpan dalam sebuah brankas di ruangan tertentu dalam Sangiran yang hanya bisa dimasuki dan diakses oleh orang tertentu dan orang yang telah mendapatkan izin. 

Salah satu koleksi kerangka hewan purba yang telah diperbaiki/warna putih (Dok. Pribadi)
Salah satu koleksi kerangka hewan purba yang telah diperbaiki/warna putih (Dok. Pribadi)

Selain koleksi yang terpajang, Sangiran juga mampu menampilkan koleksi secara digital dengan memanfaatkan teknologi touchscreen yang mereka punya.

Dari koleksi tersebut, dapat dirasakan upaya digitalisasi pada koleksi yang Sangiran miliki, dalam rangka menjaga koleksi aslinya menjadi digital untuk tetap memamerkan koleksinya dengan aman tanpa takut merusak koleksi aslinya.

Adapun koleksi asli yang ukuranya besar, yaitu kerangka kepala kerbau besar yang hidung bagian kirinya rusak namun ditambal menggunakan semen putih menyerupai aslinya, ditambah koleksi fosil yang diolesi minyak untuk mengawetkan sehingga koleksinya masih kuat dan tidak rapuh dan bisa disentuh oleh pengunjung, sebagai bentuk preservasi yang telah dilakukan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun