Mohon tunggu...
Ngesti Tiyas
Ngesti Tiyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi saya adalah menulis, baik menulis fiksi maupun menulis ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Ekonomi Gig terhadap Stabilitas Pekerjaan

28 Agustus 2024   16:52 Diperbarui: 28 Agustus 2024   16:54 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi gig, yang mengacu pada pekerjaan sementara atau kontrak pendek yang sering diatur melalui platform digital, telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Model kerja ini memberikan fleksibilitas bagi pekerja dan kemudahan bagi pemberi kerja, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius mengenai stabilitas pekerjaan dan kesejahteraan pekerja. Artikel ini akan mengkaji dampak ekonomi gig terhadap stabilitas pekerjaan, serta tantangan dan peluang yang muncul dari tren ini.

Fleksibilitas dan Kebebasan yang Ditawarkan oleh Ekonomi Gig

Salah satu daya tarik utama ekonomi gig adalah fleksibilitasnya. Pekerja dapat memilih pekerjaan sesuai dengan keahlian mereka, mengatur jam kerja sendiri, dan bekerja dari mana saja. Bagi banyak orang, terutama mereka yang mencari penghasilan tambahan atau yang tidak bisa terikat pada pekerjaan penuh waktu, ekonomi gig menawarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Ketidakpastian Pendapatan dan Ketiadaan Keamanan Pekerjaan

Namun, fleksibilitas ini sering kali datang dengan harga yang tinggi. Pekerja gig sering kali tidak memiliki pendapatan yang stabil karena mereka dibayar per tugas atau proyek. Ini membuat mereka rentan terhadap fluktuasi permintaan dan perubahan kebijakan platform. Selain itu, tidak adanya kontrak jangka panjang berarti mereka tidak memiliki jaminan pekerjaan dan dapat kehilangan sumber penghasilan mereka kapan saja.

Kurangnya Akses terhadap Perlindungan Sosial dan Manfaat Karyawan

Pekerja gig umumnya dianggap sebagai pekerja independen, bukan karyawan, yang berarti mereka tidak memiliki akses terhadap manfaat seperti asuransi kesehatan, cuti berbayar, atau jaminan pensiun. Ini menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan pekerja penuh waktu yang menerima perlindungan dan manfaat dari pemberi kerja mereka. Ketidakadilan ini menimbulkan risiko besar bagi kesejahteraan jangka panjang pekerja gig.

Dampak pada Kesejahteraan Mental dan Fisik Pekerja

Ketidakpastian yang melekat pada ekonomi gig dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik pekerja. Stres akibat ketidakpastian pendapatan, jam kerja yang tidak menentu, dan kurangnya jaminan sosial dapat mengakibatkan kelelahan, kecemasan, dan depresi. Pekerja gig juga sering kali merasa terisolasi karena kurangnya interaksi sosial yang biasanya ada dalam pekerjaan tradisional.

Peluang untuk Inovasi dan Pengembangan Karier

Meskipun banyak tantangan, ekonomi gig juga menawarkan peluang bagi inovasi dan pengembangan karier. Pekerja gig dapat memanfaatkan pengalaman mereka untuk membangun portofolio yang beragam, memperluas jaringan profesional, dan bahkan memulai bisnis mereka sendiri. Bagi mereka yang memiliki keterampilan dan keahlian khusus, ekonomi gig dapat menjadi platform untuk mengembangkan karier yang lebih dinamis dan fleksibel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun