Mohon tunggu...
Ngazha Syafania
Ngazha Syafania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi

Halo semuanya, perkenalkan aku Ngazha Syafania biasa dipanggil Syafa. Aku merupakan mahasiswa tingkat akhir jurusan Komunikasi yang sedang mengasah kemampuan menulis. Kritik dan saran dari kalian sangat berarti agar tulisan-tulisan karyaku dapat berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film Kembang Api, Sebuah Pesan bagi Kamu yang Mencari Alasan Hidup

22 Januari 2024   14:18 Diperbarui: 22 Januari 2024   18:51 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Kembang Api (Sumber: IMDb.com)

Namun anehnya pada bola raksasa itu terdapat tulisan "Urip iku Urup" yang dalam bahasa Jawa artinya hidup itu harus menyala. Tulisan ini mendatangkan pertanyaan bagi Raga, Sukma, dan Anggun. Kenapa harus ada tulisan seperti itu sedangkan tujuan mereka berkumpul saja untuk bunuh diri bersama. Namun Fahmi berkata hanya iseng saja menambahkan tulisan tersebut. 

Pada akhirnya, berkali-kali bola itu diledakkan mereka akan kembali ke tempat pertemuan awal yakni gudang tua. Film ini menampilkan kejadian yang sama dengan konsep time loop. Adegan ini menunjukkan bagaimana kekesalan para tokoh tersebut karena "mau mati saja terasa sangat sulit". 

Para tokoh akhirnya menyadari bahwa mereka masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan hidup di dunia. Lalu dilanjutkan pada adegan ketika mereka menceritakan masalah mereka satu sama lain. Pengungkapan dilakukan secara berturut-turut mulai dari Fahmi sebagai tokoh yang paling tua sampai ke Anggun sebagai tokoh termuda. Alasan-alasan mereka mengakhiri hidup yang bervariasi mulai dari permasalahan finansial, pekerjaan, depresi hingga bullying. 

Situasi tersebut membuat mereka mulai membanding-bandingkan masalah antara satu sama lain. Mereka merasa masalah Anggun selaku tokoh termuda memiliki masalah yang lebih sepele dibandingkan ketiga tokoh lainnya yang lebih tua. 

Hingga pada akhirnya terjadi perdebatan yang cukup rumit diantara mereka dan keinginan untuk melakukan aksi bunuh diri muncul kembali. Keempat tokoh ingin dianggap masalah mereka sama beratnya sehingga terkesan layak untuk melakukan aksi bunuh diri. 

Namun ketika melakukan aksi bunuh diri, mereka kembali ke situasi seperti sebelum-sebelumnya. Mereka pasti kembali ke tempat yang sama ketika pertama kali bertemu, hingga mereka kelelahan dan merasa ada hal yang tidak beres. 

Pada akhirnya mereka berempat berada di situasi memberikan nasehat antara satu sama lain dan mulai menemukan makna hidup sesungguhnya. Penyampaian yang dilakukan secara beriringan menghasilkan empati bagi masing-masing tokoh. Bahkan secara tidak langsung masing-masing karakter sudah menjadi "urup" bagi karakter yang lain. 

Diadaptasi dari Film Jepang

Kembang Api merupakan hasil adaptasi dari film Jepang dengan judul 3 Feat Ball and Soul karya Yoshio Kato. Kedua film ini memiliki permasalahan yang sama antar tokoh sehingga menghasilkan keinginan untuk mengakhiri hidup. Latar yang digunakan kedua film ini juga sama mulai dari tampilan bola kembang api dan gudang tempat tokoh berkumpul. 

Meski banyak kemiripan, kedua film ini tetap memiliki beberapa perbedaan. Dalam versi jepang, keempat tokoh memiliki nama samaran yang digunakan dalam grup chat. Sedangkan dalam versi Indonesia, salah satu tokoh menggunakan nama asli. Dalam hal karakter juga terdapat perbedaan antara Anggun (versi Indonesia) dan Tsukiko (versi Jepang). Tsukiko terlihat sangat muram dan putus asa karena efek bullying yang diterima. Sedangkan Anggun memiliki sosok pembangkang dan ceria sehingga tidak telihat seperti korban bullying. 

Akhir dari film juga dibuat berbeda, dalam versi Jepang lebih difokuskan pada karakter Tsukiko. Kehidupan Tsukiko digambarkan lebih banyak bahkan sampai memiliki anak. Selain itu, keempat tokoh tersebut juga memutuskan tidak bertemu kembali setelah kejadian tersebut. Berbeda dengan versi Indonesia yang menceritakan akhir bahagia dari para tokoh dengan berkumpul bersama keluarga masing-masing. Bahkan mereka masih sering bertemu satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun