Mohon tunggu...
Ngazha Syafania
Ngazha Syafania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi

Halo semuanya, perkenalkan aku Ngazha Syafania biasa dipanggil Syafa. Aku merupakan mahasiswa tingkat akhir jurusan Komunikasi yang sedang mengasah kemampuan menulis. Kritik dan saran dari kalian sangat berarti agar tulisan-tulisan karyaku dapat berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Book

Sinopsis Novel Laut Bercerita, Mengulik Catatan Sejarah Kelam

22 Januari 2024   12:00 Diperbarui: 22 Januari 2024   13:23 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Novel Laut Bercerita (Sumber: gramedia.com)

Identitas Novel

Nama Pengarang               : Leila Salikha Chudori

Judul Novel                           : Laut Bercerita

Jenis Buku                             : Historical Fiction

Penerbit                                 : Kepustakaan Populer Gramedia Jakarta

Tebal Buku                           : 379 Halaman

Tahun Terbit                       : Cetakan pertama terbit tahun 2017

Cetakan                                 : Cetakan ke 44 (terbit tahun 2022)

Harga                                     : Rp100.000,00 (pulau Jawa)

Link                                        : https:/www.gramedia.com/products/laut-bercerita 

Sinopsis Novel

Matilah engkau mati, Kau akan lahir berkali-kali

Syair dalam pembuka novel tersebut seakan-akan membawa ribuan pertanyaan bagi para pembaca. Leila Salikha Chudori seakan-akan mengajak pembaca ke gerbang utama yang mempertanyakan “Siapakah yang akan lahir berkali-kali setelah mati?”. Menurut penulis, syair tersebut ingin menunjukkan bahwa orang yang telah mati akan lahir berkali-kali kembali. Namun makna dari “lahir berkali-kali” yang dimaksud disini adalah orang yang telah mati akan lahir dari kenangan yang ada pada sebuah cerita. Jadi biarkan sejarah yang menjadi latar belakang di novel ini dapat menjadi sebuah pelajaran besar yang lahir berkali-kali melalui kenangan. 

Novel Laut Bercerita menggambarkan bagaimana perjuangan para aktivis mahasiswa untuk membela kepentingan rakyat di era Orde Baru yang penuh kekejaman, kebengisan, dan kerusuhan. Ditulis dengan bahasa yang puitis, cukup memainkan pasang surut emosi para pembaca. Leila Salikha Chudori membuat para pembaca seolah-olah menerobos ruang masa lalu dan berpetualang ke masa itu. Dengan membaca novel ini, pembaca dibuat menjadi lebih bersyukur karena dapat menikmati bangsa yang lebih demokratis seperti masa sekarang. Laut Bercerita merupakan novel yang cukup kompleks karena mengangkat tema persahabatan, keluarga, asmara, dan rasa kehilangan. 

Laut Bercerita mengajak para pembacanya untuk merenungkan kembali tentang hilangnya beberapa aktivis yang sampai saat ini tidak mendapatkan petunjuk dan jejaknya. Novel ini memberikan pelajaran bahwa pada akhirnya sejarah kelam tidak dapat dihapus namun harus dapat dicari solusinya. Rasanya tidak adil apabila peristiwa semacam ini terlupakan atau terhapus begitu saja terutama bagi para keluarga korban dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata namun banyak pembelajaran dan pengetahuan yang dapat diambil. Novel Laut Bercerita terdiri dari dua bagian dengan jarak waktu yang berbeda. 

Bagian pertama diceritakan melalui sudut pandang tokoh utama yang bernama Biru Laut dan rekan-rekan aktivisnya. Biru Laut merupakan seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang sangat gemar membaca dan memiliki kecintaan besar terhadap sastra. Kegemarannya dalam membaca, membawa Laut pada diskusi buku yang dilakukan antar mahasiswa. Diskusi inilah yang menjadi awal mula para mahasiswa berada dalam pantauan pemerintah bahkan diculik atau ditangkap. Hal ini dikarenakan buku-buku tertentu di masa itu dianggap dapat mendoktrin mahasiswa sehingga menjadi dalang atau aktor dibalik perlawanan masyarakat. 

Mahasiswa-mahasiswa yang diculik ini akan disiksa oleh para kaki tangan pemerintah di sebuah tempat yang sulit untuk dijangkau. Pada masa itu, Indonesia kehilangan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Sehingga Biru Laut bersama rekan-rekannya bertekad kuat menyusun strategi guna mencapai visi, misi, dan tujuan mereka dalam membentuk Indonesia yang lebih demokratis. Hal ini mereka tujukan untuk membantu rakyat-rakyat kecil yang mengalami penindasan. 

Alur cerita dalam bagian ini dikemas dengan gambaran keresahan mahasiswa mengenai kekangan pemerintah. Di masa itu, banyak kegiatan mahasiswa yang dicurigai ingin menggulingkan pemerintah melalui unjuk rasa. Namun, hal tersebut justru malah menjadi pemicu bagi mahasiswa untuk terus bergerak. 

Disini memperlihatkan bahwa ada ketidaksesuaian sistem pemerintahan di masa itu sehingga terjadi pembungkaman pada pihak-pihak yang ingin menyuarakan pemikiran mereka seperti Biru Laut beserta rekan-rekannya. Kegiatan yang dilakukan oleh Biru Laut beserta rekan-rekannya digambarkan dengan suasana kewaspadaan, pengkhianatan, dan pengawasan sehingga cukup memainkan emosi para pembaca. 

Perjuangan yang digambarkan pada bagian ini disertai dengan tokoh bernama Anjani selaku kekasih dari Biru Laut. Lalu rekan-rekan aktivis Biru Laut lainnya seperti Kinan, Daniel, Alex, dan Gusti. Kinan disini digambarkan sebagai wanita yang realistis dan logis sehingga sering dipercaya sebagai pemegang keputusan. Daniel digambarkan sebagai orang yang pandai bicara dan menyukai filsafat. Lalu Alex dan Gusti disini digambarkan sebagai dua orang yang menyukai fotografi. Namun mereka memiliki cara kerja yang sangat berlawanan dalam memotret. Alex yang lihai dalam memilih momen yang tepat untuk diabadikan, sedangkan Gusti menganggap semua momen harus diabadikan. Tokoh-tokoh inilah yang memberikan pengaruh dalam jalan cerita dari tokoh utama yakni Biru Laut.

Lalu pada bagian kedua, menceritakan sudut pandang dari Asmara Jati selaku adik dari Biru Laut. Dalam bagian ini diceritakan bagaimana perbedaan sudut pandang yang dimiliki kakak beradik tersebut. Asmara yang lebih mementingkan pendidikan dan karirnya sementara Biru yang lebih mementingkan bagaimana agar Indonesia dapat lebih demokratis. 

Semangat juang Asmara digambarkan serupa dengan Laut. Selama kakaknya menghilang tanpa kabar, Asmara melakukan aksi-aksi bersama aktivis lainnya untuk menuntut korban yang hilang dikembalikan ke keluarga masing-masing. Asmara juga mendirikan sebuah lembaga yang menjadi wadah bagi para keluarga aktivis yang kehilangan. Dalam bagian kedua digambarkan bagaimana pada akhirnya Laut jauh dari keluarganya. Hal ini diakibatkan oleh kegiatan pergerakan mahasiswa yang diikuti bersama rekan-rekannya. Kesibukan ini membuat Laut sering absen untuk mengikuti tradisi makan malam keluarganya setiap malam minggu. 

Buku-buku apa yang dilarang menjadi bahan diskusi mahasiswa di masa itu? Mengapa Laut menghilang tanpa kabar? Sebenarnya siapakah dalang dibalik penculikan aktivis mahasiswa? Apakah Asmara dapat bertemu kembali dengan Laut? Temukan jawabannya di novel Laut Bercerita yang dapat dibeli di toko buku terdekat maupun toko buku online. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun