Mohon tunggu...
Putri Dwi Agustin
Putri Dwi Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup kita cuma sekali, jangan menua tanpa arti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pusaran Konflik Syiah dan Sunni dalam Islam

10 Oktober 2024   03:12 Diperbarui: 10 Oktober 2024   03:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Menurut Profesor Harvard Business School Max. H Bazerman yaitu, masalah tersebut hanya terlarang dalam kondisi tertentu. Maka dari itu, pentingnya seseseorang perlu melakukan negosiasi terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dan juga diharapkan kita bisa menghargai prinsip satu sama lain.

Islam Sebagai Ajaran Perdamaian

munculnya kelompok fanatik dikarenakan pertarungan antara kelompok politik, idiologi hingga keagamaan. Islam juga melahirkan banyak sekali kelompok yang berpengaruh sampai ke internasional. Oleh karena itu, pentingnya kita menegakkan keadilan tanpa membedakan ras, suku, etnik, agama, dan budaya.

Dalam ajaran Islam dimana Al-Qur'an sebagai kitab suci umat islam, yang dimana Al-Qur'an tidak hanya sebagai pedoman umat muslim tetapi sebagai rujukan dengan segala aturan yang kita butuhkan untuk selalu berada dijalan yang benar. Di antara hukum-hukum yang diinstruksikan Ilahi yang sangat penting ini adalah hukum menegakkan keadilan. Islam mengajarkan tentang "Kedamaian" dan tunduk terhadap Yang Maha Pencipta, dimana

manusia dapat meningkatkan secara moralitas dan mengedepankan prinsip toleransi. Isu perdamaian dan keadilan sangat berhubungan tetapi juga saling melengkapi. Persoalan perdamaian dan keadilan pun, Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip ayat Al-Quran Surah Al Imran Ayat 103 yakni:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Sejarah Konflik Islam Syiah dan Sunni Pasca Rasulullah H

Akar perpecahan Islam Sunni dan Islam Syiah dapat ditelusuri kembali ke abad ketujuh setelah kematian Nabi Muhammad H pada 632 M. Sebagian pengikut Ali; dalam bahasa Arab berarti "Shiat Ali", atau hanya Syiah. Sedangkan Sunni mempercayai bahwa pimpinan mereka adalah Abu Bakar. Dalam bahasa Arab berarti "Sunni" berasal dari bahasa Arab berarti "orang yang mengikuti tradisi Nabi".

Jika seorang anak laki-laki ada, mungkin seluruh sejarah Islam akan berbeda. Perang Saudara, perpecahan antara Sunni dan Syiah semuanya bisa dihindari. Pemilihan pemimpin di Arab Utara didasarkan pada faktor umum yang lebih tua atau mengedepankan senioritas, sedangkan Arab selatan didasarkan pada kesucian keturunan. Perbedaan kultur dalam pemilihan kepemimpinan Islam baik secara sosial, politik, dan keagamaan.

Kisaran pada tahun 681 M, putra Ali bin Abi Thalib bernama Hussein bin ibn Ali memimpin sekelompok 72 orang pengikut dan anggota keluarga dari Mekkah ke Karbala (sekarang Irak) untuk menghadapi khalifah Yazid yang diduga melakukan korupsi dari Dinasti Umaiyah. 

Namun, tentara Sunni sudah menunggu, dan akhirnya dengan berakhirnya 10 hari dari berbagai perjuangan yang dilakukan oleh Sunni, Hussein meninggal dibunuh dan dipenggal, dan kepalanya dibawa ke Damaskus sebagai penghormatan kepada Khalifah Sunni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun