Mohon tunggu...
Bhakti Nārāyaṇa
Bhakti Nārāyaṇa Mohon Tunggu... -

Tahun 1984 silam terlahir di pulau dewata. Saat ini sedang meniti karir di lembaga research dalam bidang nuklir dan radiasi. Tertarik akan sains dan spiritual sejak mengambil studi di Teknik Nuklir di UGM yang dibarengi dengan gemblengan spiritual di Narayana Smrti Ashram Yogyakarta.\r\n\r\nMoto hidup: "Simple living high thinking". Semoga karya tulis sederhana ini dapat berguna bagi semua orang.\r\n\r\nUntuk tulisan-tulisan saya yang lain silahkan baca di link berikut:\r\n\r\nhttp://ngarayana.web.ugm.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bhakti Yoga dan Islam

6 April 2010   05:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

NB: Jika kesulitan melihat gambar-gambar dalam artikel ini, mohon mengacu ke artikel di blog saya di sini.

Menurut Encyclopedia Britanica dan Encyclopedia Islamia, orang-orang Arab tidak tahu sejarah negerinya sebelum masa Islam (pre-Islamic era). Mereka menganggap begitu saja bahwa masa sebelum Islam adalah masa kegelapan dan kebodohan. Tetapi sesungguhnya jauh sebelum Muhammad muncul sebagai Nabi dan mengajarkan agama Islam, penduduk Arabia menganut ajaran Veda. Fakta ini diketahui dari satu sisa peninggalan berupa anthologi (kumpulan sajak) Arab berjudul SAYAR-UL-OKUL yang ditemukan di perpustakaan Istambul di Turki. Kolektornya adalah Abu Amir Abdul Asmai, penyair di istana khalifah Harus AL Rasyid di Baghdad.

Kitab SAYAR-UL-OKUL menguraikan tentang kehidupan beragama dan adat-istiadat masyarakat Arab di masa silam. Dikatakan bahwa Ka’bah yang ada di Mekah sekarang, adalah dahulu grand temple (kuil agung) dimana di puja deva yang paling agung yaitu Mahadeva atau Siva. Dikatakan bahwa batu hitam (black stone, lebar 28 cm, tinggi 38 cm dan tinggi 38 cm dan ditaruh pada tumpuan 1,5 m diatas lantai) yang ada dalam Ka’bah sekarang adalah wujud (image) Siva. Dahulu ada 360 patung (arca atau murti) para deva di-stanakan disekeliling Siva (dalam wujud batu hitam). Setiap tahun, perayaan Siva-Ratri yang disebut OKAZ dimeriahkan dengan acara lomba ber-sajak memuji Mahadeva. Pemenang sajak terbaik diberikan hadiah dan sajaknya dituliskan pada dinding Ka’bah. Sajak pujian berikut ditulis oleh Umar Bin Assham yang tewas terbunuh ketika laskar Muslim memasuki Mekah dan menghancurkan Kuil agung beserta segala patung, gambar dan sajak-sajak pujian yang ada di dalamnya. Tetapi sajaknya ini berhasil diselamakan oleh Hassan Bin Sabiq, penyair Muslim dalam masa pemerintahan Nabi Muhammad.

(Orang yang telah menghabiskan masa hidupnya dengan kegiatan berdosa, amoral, nafsu dan kemarahan).

(Jika ia pada akhirnya mau bertobat untuk kembali hidup bermoral, apakah ada cara-cara benebus dosanya?).

(Bahkan seandainya dia sekali saja memuja Mahadeva, dia dapat mencapai kedudukan tertinggi dalam jalan kebenaran).

(O Tuhan, cabut saja nyawaku dan sebagai balasannya berikan hamba karunia tinggal sehari saja di Hind (India), sebab seseoang akan menjadi rohani suci begitu sampai di negeri itu).

(Dengan berziarah ke negeri Hind (India) orang memetik phahala perbuatan-perbuatan bajik dan memperoleh hak istimewa berhubungan baik dengan para guru Hindu nan mulia).

Para pandita Kuil Agung (Ka’bah) Mekah adalah orang-orang Qureshi. Muhammad sendiri adalah orang Qureshi. Akan tetapi, oleh karena beliau adalah penunggang onta yang buta huruf, maka beliau (seperti) disisihkan dari perayaan-perayaan besar dan meriah di Ka’bah. Hal ini mengecewakan Muhammad. Setelah memperoleh wahyu tentang pemujaan hanya kepada Allah (Tuhan) dan ber-status Nabi, Muhammad menyatakan diri sebagai “But shikan”, penghancur berhala.

Ketika di Mekah terjadi protes keras besar-besaran menentang penghancuran segala patung (yang dianggap berhala) yang dilakukan oleh Muhammad dan para pengikutnya, lalu Muhammad dan pengikutnya mengungsi ke Madinah. Setelah merasa cukup kuat untuk menyerang Mekah, lalu Muhammad berdoa kepada Mahadeva (Siva), “Seandainya hamba mampu menaklukkan Mekah, hamba akan hancurkan ke 360 patung deva-deva itu, tetapi tidak menghancurkan wujud (image) Mu (berupa batu hitam). Hamba akan cium Anda, sujud dihadapanmu dan puja Anda dengan daun dan buah kurma dan air zam-zam”

Setelah menaklukkan Mekah (karena menyerang di malam hari), Muhammad beserta laskarnya kemudian menghancurkan semua patung dan gambar yang ada dalam Ka’bah, terus mencium “batu hitam” (image Siva), sujud dihadapannya dan memujanya. Praktek mencium “batu hitam” yang ada dalam Ka’bah dilaksanakan oleh setiap orang Muslim sampai sekarang. “Ini sunnah Nabi”, kata mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun