Saya sedang duduk santai di sebuah ruangan bersama beberapa teman kantor ketika salah seorang dari mereka tetiba bertanya.
"Pak Naim pernah menulis dengan HP", tanyanya.
Sang penanya ini belum terlalu lama masuk dalam tim di kantor kami. Wajar jika dia belum tahu proses kreatif saya dalam menulis.Â
Namun, kami sesungguhnya sudah sangat akrab. Beliau merupakan anak muda yang kreatif. Kolomnya bertebaran di banyak media, khususnya media online.
"Bukan hanya pernah Mas. Sering, bahkan setiap hari", kata saya.
ColorNote
Saya kemudian terlibat perbincangan lebih intensif. Saya sampaikan bahwa saya nyaris setiap hari menulis. HP menjadi "media awal" lahirnya sebuah tulisan.
Mengapa "media awal"? Karena saya selalu memindahkan tulisan di HP ke laptop. Tulisan yang sudah dipindah ke laptop akan saya baca dulu dan perbaiki sebelum akhirnya saya kirim atau unggah.
Tentu tidak semua tulisan saya buat di HP. Saya biasanya menggunakan HP untuk tulisan ringan semacam ini.
Saya sendiri tidak menghitung jumlah tulisan yang sudah saya buat melalui HP. Aspek yang penting bagi saya adalah berkarya. Sedikit demi sedikit dalam menulis tetapi konsisten.
Saya biasanya menulis seperti orang makan "ngemil". Tidak langsung banyak sampai selesai. Kadang sekali duduk dapat satu, dua, atau tiga paragraf. Saat ada waktu, menulis dilanjutkan. Begitu seterusnya.
Aplikasi yang saya gunakan adalah Colornote. Menurut saya, aplikasi ini cukup sederhana dan mudah saya operasikan. Beberapa aplikasi lain juga pernah saya coba. Namun ColorNote yang saya gunakan sampai sekarang.
Selain di HP, saya juga menulis di bloknote. Bloknote berukuran kecil selalu dekat dengan saya. Apa saja yang kira-kira menarik saya catat. Bisa sambutan saat rapat, kelebatan pikiran, informasi, dan banyak hal lainnya.
Bloknote menjadi semacam media eksplorasi bebas. Jika dipikir sesungguhnya hanya sebagian kecil saja catatan di bloknote yang kemudian terasa penting dan bisa dikembangkan menjadi tulisan. Namun ini bagi saya bloknote itu penting artinya sebagai ikhtiar untuk terus berkarya lewat berbagai macam usaha.
Di bloknote juga kadang saya menulis artikel populer. Ya semacam tulisan ini. Nulisnya juga tidak sekali duduk. Satu tulisan bisa dari proses menulis berkali-kali.
Tulisan di bloknote ini kemudian saya salin di komputer. Memang tidak efektif, tetapi saya menikmatinya. Proses keluarnya ide terekam di buku tulis itu sudah suatu hal yang menggembirakan buat saya.
Laptop merupakan media menulis yang paling sering saya gunakan. Inilah media tempat saya menulis, khususnya tulisan ilmiah yang membutuhkan referensi. Di dalam laptop tersimpan aneka data dan dokumentasi.
Laptop juga menjadi tempat saya melakukan editing. Tulisan demi tulisan saya edit di laptop. Bisa tulisan saya sendiri, bisa tulisan orang lain.
Terus Berkarya
Saya bersyukur memiliki kesempatan untuk berkarya. Bagi saya, ini anugerah hidup yang sungguh luar biasa. Menulis merupakan aktualisasi dari rasa syukur saya.
Saya memang bukan penulis produktif yang sehari menulis dengan target sekian halaman. Saya juga bukan penulis terkenal yang karyanya diburu banyak pembaca. Saya hanya penikmat dunia menulis.
Sejauh ini saya sudah mendapatkan sangat banyak manfaat dari menulis. Itulah yang mematri komitmen diri untuk terus berkarya. Semoga karya demi karya sederhana yang saya hasilkan menjadi wasilah barakah dalam hidup. Amin.
 Tulungagung, 18 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H