Karena saya sudah di rumah, saya berjanji menemui beliau esoknya. Sesaat usai telepon dari Sukarwan, saya memberitahu Habib Arba'i yang juga teman di Denanyar yang tinggal di Tulungagung tentang keberadaan Sukarwan. Beliau pun langsung kontak dengan Sukarwan dan esok harinya menemui Sukarwan.
Esoknya usai jam kerja saya temui Sukarwan. Kami berbincang tentang banyak hal. Rasanya bahagia sekali. Perjumpaan setelah sekian puluh tahun sungguh menyenangkan.
Saya berjumpa lagi dengan sahabat pada saat takziah atas wafatnya Mertua Bapak Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. Saat itu saya bertemu dengan Dr. KH. Sholahudin Fathurrahman. Pengasuh Asrama Al-Bisri PP Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang ini pernah menjadi teman sekelas selama setahun. Tentu ini kesempatan yang sungguh membahagiakan. Kami pun berkisah tentang banyak hal.
Sahabat banyak jumlahnya. Ada yang datang, pergi, dan bertahan. Datang karena mereka adalah sahabat baru. Pergi karena tuntutan hidup dan nasib. Bertahan karena kami dipertemukan takdir sehingga terus bisa berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kamus hidup saya, sahabat sangat besar artinya. Jangan sampai membangun permusuhan. Hidup ini terlalu mahal jika dipakai untuk bermusuhan. Salam.
Trenggalek-Tulungagung, 23+25 Februari 2022