Mohon tunggu...
Nizar Alamsyah
Nizar Alamsyah Mohon Tunggu... -

lahir di bogor, besar di bogor. sekarang tinggal di jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dokter Ayu di mata MA dan Orang Awam

27 November 2013   21:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahwa pada saat pelaksanaan operasi, Dr Ayu melakukan sayatan sejak dari kulit, otot, uterus serta rahim dan pada bagian-bagian tersebut terdapat pembuluh darah yang sudah pasti ikut terpotong dan saat bayi lahir, plasenta keluar/ terangkat sehingga pembuluh darah yang berhubungan dengan plasenta yaitu pembuluh darah arteri dan pembuluh darah balik terbuka dan udara bisa masuk dari plasenta.

9. Kemudian berdasarkan hasil Visum et Repertum disebutkan bahwa udara yang ditemukan pada bilik kanan jantung korban, masuk melalui pembuluh darah balik yang terbuka pada saat korban masih hidup. Pembuluh darah balik yang terbuka pada korban terjadi pada pemberian cairan obat-obatan atau infus, dan dapat terjadi akibat komplikasi dari persalinan itu sendiri.
Sebab kematian si korban adalah akibat masuknya udara ke dalam bilik kanan jantung yang menghambat darah masuk ke paru-paru sehingga terjadi kegagalan fungsi paru dan selanjutnya mengakibatkan kegagalan fungsi jantung.

=====================================ii================================

fakta bahwa korban sudah pecah ketuban dan memiliki riwayat melahirkan secara vakum, ternyata tidak cukup bagi dokter ayu untuk segera melakukan operasi caesar, sehingga di lakukan observasi dan usg yang memakan waktu sekitar 9 jam, padahal ketika di lahirkan, bayi tersebut memiliki berat 4.1 kg.  ini berarti seandainya di paksakan lahir normal pun akan sulit. apakah usg tidak cukup memperkirakan apakah bayi bisa lahir normal atau operasi? apakah operasi caesar ini harus menunggu kondisi korban semakin drop?

dari fakta di atas,  jelas keadaan korban adalah darurat, sehingga perlu penangan dan pengawasan ekstra ketat, hal ini pula yang menjadi pembelaan dari sebagian dokter yang mengatakan kenapa "informed consent" tidak di berikan pada keluarga. padahal korban masuk dari pagi, ditangani sejak pukul 9.00 wita dan di RS sudah ada keluarganya, apa susahnya mendatangi keluarga? kecuali korban kecelakaan hal ini bisa berlaku. lebih parahnya lagi, ada pemalsuan tanda tangan korban.

yang menjadi pertanyaan kedua, mengapa pada sayatan pertama, sudah keluar darah hitam, bukankah ini berarti korban kekurangan oksigen?

mudah-mudahan kejadian ini bisa jadi pelajaran bagi kompasioner semua. mohon maaf, karena sebagian pertanyaan atau pernyataan ini dilandasi oleh kewaman saya dengan dunia medis dan kedokteran. mohon dokter-dokter disini bisa memberi jawaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun