Mohon tunggu...
Ngadiman
Ngadiman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antara Harapan dan Kenyataan

15 Juli 2017   20:37 Diperbarui: 15 Juli 2017   20:43 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, Pengelolaan APBN harus di kawal dengan baik agar tidak dikorupsi serta fokus pada belanja prioritas yang produktif. Jangan lagi ada anggaran pembelian UPS, jangan lagi ada anggaran gaji guru yang menggelembung, jangan ada kasus E-KTP yang lain lagi. Semua kebijakan anggaran harus realitis.

Ketiga, Kemudahan berusaha terus dilaksanakan, pangkas ijin-ijin yang terlalu panjang dan lama, berantas pungli terus dilakukan agar tidak ada lagi pungutan liar yang membuat " High Cost Economy ". Presiden Jokowi telah menetapkan kemudahan berbisnis di Indonesia harus dibawah 40. Posisi sekarang ada di peringkat 91. Pangkas dan perbaiki semua Perda, Permen, bahkan Penpres yang menghambat kemudahan berbisnis ( Ease of Doing Business )

Keempat, yang menurut saya sangat penting adalah manusia atau masyarakatnya. Sikap mental, moralitas, rasa nasionalis harus diperbaiki, di samping  kualitas sumber daya manusianya. Kita tahu banyak orang pintar di negeri ini tapi apakah ada banyak yang mempunyai sikap mental, moralitas dan rasa nasionalis yang baik. Korupsi masih terjadi dimana -- mana, penguasa menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan demi kepentingan politik dan bisnisnya, sikap apatis terhadap kondisi negara, yang penting kantong saya aman. Kita masih saling menghujat dan memaki karna perbedaan pandangan atau sibuk mencari perbedaan. Alangkah indahnya kita bersatu fokus untuk mengerjakan hal yang produktif. Sebagai catatan akhir, saya ingin mengutip perkataan Peter Drucker yang dikenal sebagai bapak " Manajemen Modern" yang mengatakan " The ultimate resource in economic development is people. It is people, not capital or raw materials that develop an economy "

Dr. Ngadiman

Pengamat Ekonomi

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun