Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kasus Meninggal di Gunung Kidul Akibat Antraks, Jangan Sembelih & Makan Hewan Sakit demi Mencegahnya

7 Juli 2023   11:44 Diperbarui: 10 Juli 2023   12:52 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan tiga warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia akibat penyakit antraks yang ditularkan dari hewan ternak. Dalam kesempatan yang sama Kemenkes juga melaporkan, hingga kini terdapat 93 pasien positif antraks di wilayah Gunung Kidul berdasarkan hasil tes serologi.

Belum ada kasus antraks positif pada manusia selama ini ditemukan di DKI Jakarta. Akan tetapi pada tahun 2012, pernah ditemukan kasus antraks pada Sapi di Jakarta, tetapi tidak ada kasus pada manusia. Ciri daging yang terinfeksi antraks biasanya berwarna hitam, organ dalam hewan tersebut terutama limpa juga berwarna hitam dan cukup rapuh.

Apa itu Anthrax? Penyakit Anthrax adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus Anthracis. Penyakit Anthrax dapat menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba, kambing, kuda, dan babi. Infeksi dapat terjadi ketika spora bakteri yang ada di tanah, tanaman atau air yang telah terkontaminasi oleh bakteri Anthrax masuk ke dalam tubuh hewan. Penyakit Anthrax merupakan zoonosis atau penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Belum ada bukti penyakit antraks dapat menular human to human transmission atau antarmanusia. Spora dari bakteri antraks yang ada di tanah dapat tetap hidup selama 40 tahun.

Apa gejala klinis antraks pada hewan?

  • Demam suhu 41 - 42 derajat Celcius, gelisah, lemah, paha gemetar, nafsu makan hilang, kejang dan ambruk (akut).
  • Keluar darah dari dubur, mulut dan lubang hidung. Darah berwarna merah tua, agak berbau amis dan busuk serta sulit membeku.
  • Pembengkakan di daerah leher, dada, dan sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar.
  • Kematian dalam waktu singkat tanpa disertai tanda-tanda sebelumnya (perakut)

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah Anthrax pada hewan?

  • Pemberian vaksinasi pada hewan sehat dan tidak dalam pengobatan
  • Memastikan ternak berasal dari daerah bebas/bukan daerah wabah
  • Mengisolasi hewan, yakni hewan penderita Anthrax harus disolasi agar tidak dapat saling kontak dan menularkan hewan sehat
  • Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan
  • Jika menemukan hewan sakit dan mati segera hubungi petugas Sudin KPKP di wilayah setempat

Nomor contact person kesehatan hewan di DKI Jakarta:

  • Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Henry Ridho Irianto - 082226991613)
  • Sudin KPKP Jakarta Utara (Liza Angelica - 081310116043)
  • Sudin KPKP Jakarta Timur (T. Ellita G - 081285845266)
  • Sudin KPKP Jakarta Barat (Churniatun - 087878625025)
  • Sudin KPKP Jakarta Pusat (Dwi Yani Herawati - 081584493988)
  • Sudin KPKP Jakarta Selatan (Irawati Harry A - 08121347347)
  • Sudin KPKP Kepulauan Seribu (Sandrie Oktama - 081369073897)

Delapan Fakta mengenai antraks:

  • Disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis
  • Dapat menular dari hewan ke manusia / zoonosis. Belum ada bukti penularan antar manusia / human to human transmission
  • Laporkan ternak yang sakit dan mati ke petugas kesehatan hewan yang ada di setiap kantor Kecamatan di Jakarta
  • Ternak yang tertular antraks dilarang dipotong
  • Untuk pencegahan dapat dilakukan vaksinasi antraks pada hewan berisiko
  • Penyakit antraks pada manusia dan hewan dapat diobati dengan antibiotic (disebabkan bakteri)
  • Darah menjadi sumber penularan antraks
  • Jika ternak tertular antraks dipotong, maka bakteri antraks akan menjadi spora yang bertahan hidup selama 100 tahun, yang akan menjadi sumber penularan

Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)

Papul atau lenting berisi air pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional.

Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)

Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.

Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)

Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.

Antraks Meningitis (Meningitis Anthrax)

Komplikasi bentuk antraks yang lain, dengan gambaran klinis mirip dengan kasus meningitis purulenta akut.

Pada sesorang yang diduga antraks alur pelaporannya sebagai berikut:

1. Catat dan Kirim ke Dinkes Kab/Kota

2. Ambil spesimen untuk diperiksa: Antraks Kulit : swab lesi di kulit, atau apirasi cairan pus. Antraks Sal. Cerna: Tinja darah. Antraks Paru-paru : Sputum. Antraks Meningitis : LCS / cairan otak

3. Respons tatalaksana kasus:

Pengambilan sample (jaringan mati, tinja)

Kirim sample ke laboratorium

Lakukan pengobatan terhadap pasien

Lakukan tatalaksana pencegahan dengan memutuskan rantai penularan hewan /tanah tercemar ke manusia

Rujuk pasien ke RS apabila diperlukan penanganan lebih lanjut.

4. Respons sistem pelaporan: 

Laporan KLB W1

Hasil pemeriksaan penunjang/laboratorium

5. Respons Kesehatan Masyarakat:

Mencegah pencemaran lingkungan oleh spora antraks

Penyelidikan Epidemiologi dan koordinasi dengan dinas peternakan

Surveilans Intensif dan membawa penderita kasus baru ke RS terdekat

Penyuluhan masyarakat tentang Antraks dan upaya penanggulangannya, meliputi

Konsultasi dengan petugas kesehatan bila memandikan tubuh penderita yang meninggal

Hewan harus disembelih di rumah potong hewan

Tidak boleh memotong dan mengkonsumsi daging hewan yang sakit

Download materi lengkap mengenai antraks disini: https://drive.google.com/drive/folders/13bn8bWinWMYrSZVsdEhi-Q15o3pznxnH

Pada buku pedoman KLB dapat dilihat di halaman 32 - 39.

Ngabila Salama

Praktisi Kesehatan Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun