Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Masuk Fase Endemi tetap Berpotensi Terjadi Kematian COVID-19 Lakukan Deteksi Dini & Kontrol Komorbid

26 Juni 2023   09:59 Diperbarui: 26 Juni 2023   11:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Strategi Endemi COVID-19 Indonesia

Situasi COVID-19 di DKI Jakarta per 26 Juni 2023 adalah sebagai berikut:

1. Keterisian tempat tidur / bed covid di RS se-DKI Jakarta di ICU hanya 10 pasien, di isolasi hanya 56 pasien (BOR 3 persen)

2. Varian dominan yg ditemukan yaitu 50 persen adalah omicron arcturus

3. Kasus positif seminggu terakhir 168 (hanya sekitar 20 kasus per hr) dan kematian seminggu terakhir 3 kasus berusia diatas 30 th dan yg meninggal memiliki komorbid HIV, DM, jantung, gagal ginjal kronik, 1 kasus blm vaksin sama sekali dan 2 kasus br vaksin dosis 2.

4. Dalam 1 th terakhir kasus meninggal positif covid19 di dki memiliki komorbid dengan proporsi:

Diabetes 19 persen

Hipertensi 14 persen

Gagal ginjal kronik 13 persen

TBC 11 persen

Sakit jantung 11 persen

Kanker 11 persen

Gagal hati kronis 3 persen

PPOK 3 persen

stroke 3 persen

HIV 3 persen

Limfoma 2 persen

gangguan imunologi lainnya 4 persen

Tidak ada komorbid 3 persen

Kesimpulan: sudah tepat Indonesia memasuki fase endemi, tp jangan menyepelekan endemi karena seperti malaria, tbc, hiv dlm fase endemi pun ttp memiliki potensi kematian kasus. Dan tentunya akan ada periode2 wkt tertentu terjadi kenaikan kasus. Jika covid19 akan dianggap seperti batuk pilek biasa / influenza maka perlu dilakukan mitigasi / rekomendasi:

1. Detect: memberlakukan surveilans covid pcr seperti sentinel ILI/SARI pd kasus positif dilakukan genome sequencing / WGS utk tahu tipe varian baru yg ditemukan. Utk tes dan lacak sukarela dilakukan pasien bs dilakukan dgn antigen gratis di puskesmas. Perlu dipikirkan pengadaan mandiri puskesmas / hibah dr kemenkes utm antigen. Utk PCR hanya untuk konteks surveilans sentinel ILI/SARI sesuai skema dan kuota yg ditunjuk. Perlu ada mata-mata melalui surveilans SKDR dan jika ada 2 kali peningkatan kasus bisa dianggap KLB.

2. Prevent: mendisiplinkan pemakaian masker pada orang yang sedang sakit yang perlu beraktivitas ke luar rumah. Agar terhindar dari keparahan COVID-19, kita sama2 melakukan deteksi dini komorbid dan mengontrol komorbid yang dapat menjadi biang kerok berbagai menjadi penyakit dan kepeagan termasuk COVID-19. Selain itu juga penting melengkapi vaksinasi dosis 1-4 utk usia 18 th ke atas karena 75 persen meninggal usia 40 th ke atas dan 50 persen belum vaksin sama sekali dan 50 persen lainnya belum vaksinasi dosis ke-4

3. Respond: sistem pembiayaan perawatan RS dengan bpjs/asuransi/umum, ketentuan pembiayaan PCR utk labkesmas apa BLU bisa menarik tarif pemeriksaan dr faskes bpjs/mandiri, dll

Ngabila Salama

Praktisi Kesehatan Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun