5. KIE GET TB
Komunikasi, informasi, dan Edukasi GET TB. Pembuatan leaflet dan modifikasi buku untuk kader
6. KACER GET TB
Kader Cerdas GET TB
7. Linsek GET TB
Lintas Sektor GET TB
Kita ketahui bersama bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia kasus TB terbanyak setelah India. Dilaporkan terdapat 1.020.000 kasus baru per tahun. Berdasarkan studi WHO tahun 2015, dalam 250 penduduk pasti ada 1 pasien TB. TB sudah sangat endemis di Indonesia. Di Jakarta Timur jumlah kasus TB baru yang ditemukan sebanyak 6315 pasien di bulan Januari s.d Juni 2017. Jumlah tersebut adalah yang terbanyak di DKI Jakarta.
TB menjadi komitmen global yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs), sekarang dilanjutkan dengan SDGs, RPJMN, dan RPJMD. DKI Jakarta sudah memiliki Peraturan Gubernur (Pergub) No. 15 Tahun 2016 tentang Penanggulangan TB yang dalam proses revisi dan Rencana Aksi Daerah (RAD) yang juga sebentar lagi akan selesai. TB juga masuk dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan (Permenkes No. 43 Tahun 2016).
Tidak akan selesai penggiat kesehatan memberantas TB di 2035 nanti jika tidak ada bantuan dari lintas sektor.
Saat ini TB bagaikan arisan di keluarga. Bergiliran saja sakitnya. Untuk memutus penularan diperlukan TOSS TB (Temukan TB dan obati sampai sembuh). Kita bersama-sama menuju gerakan masyarakat untuk penanggulangan TB. KPLDH dan kader kesehatan menjadi ujung tombak. Para RT dan RW diharapkan juga membantu membina warganya.
TB tak kunjung usai juga karena makin menjamurnya HIV. dimana pasien HIV sangat banyak yang tertular TB. Oleh karena itu kolaborasi TB-HIV harus selalu bergandengan dan sejalan.
Diharapkan 100% warga DKI diperiksa HIV dan tahu status HIV-nya sehingga target "Three Zeroes" dapat terwujud, yaitu zero HIV baru, zero kasus meninggal karena HIV, dan zero stigma di masyarakat.
Harapannya penanggulangan TB-HIV di Jakarta Timur akan berhasil berkat kerjasama lintas sektor yang baik di setiap level.
"Sehat dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Jangan sampai kita sibuk mengobati, tapi malah lupa mencegah penyakit", ucap Ibu Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta.