Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

'Arisan' TB

20 Juni 2017   23:50 Diperbarui: 1 Februari 2019   18:40 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dengan promotif dan preventif? Mungkin langkah awal yang bisa dilakukan adalah memberikan pengenalan dan pengetahuan dalam bentuk sosialisasi sehingga masyarakat menjadi tahu. Langkah kedua adalah bagaimana masyarakat dapat membuat sikap. Langkah ketiga adalah bagaimana masyarakat beraksi nyata dan berperilaku yang sehat.

Apa saja perilaku yang kita harapkan dapat dilakukan oleh masyarakat terkait dengan TB?

1. Perilaku untuk datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah memiliki gejala TB pada anak atau pun dewasa.
**Tantangan: masyarakat belum mengetahui secara luas mengenai TB dan gejalanya pada dewasa atau pun anak-anak. Selain itu, masyarakat memiliki kecenderungan untuk beli obat sendiri di apotek atau pun berobat ke mantri. Penguatan program TB di apotek dan balai pengobatan tradisional juga tentu diperlukan.

2. Perilaku untuk datang ke fasilitas kesehatan yang menerapkan konsep TB DOTS sesuai standar WHO
**Tantangan:

a) Layanan DOTS mayoritas di Puskesmas dan RS Pemerintah. Stigma masyarakat terkadang underestimate pelayanan dan obat disana, pelayanan yang berbelit-belit dan mengantri lama juga masih menjadi brand sebagian besar Puskesmas dan RS Pemerintah. Padahal sistem pelayanan dan pengobatan pasien TB disana sangat memenuhi standar. Kualitas obatnya pun amat baik karena langsung rekomendasi dari WHO dan Kementerian Kesehatan.

b) Selain itu masih minimnya pengetahuan dokter praktek swasta mengenai strategi DOTS. Peran pemerintah untuk memperluas layanan DOTS ke semua sektor private (swasta) dan tidak hanya di public (pemerintah).

3. Perilaku untuk mengikuti prosedur pemeriksaan penunjang diagnostik sesuai standar
**Tantangan: mirip dengan poin 2b) Selain itu juga karena minimnya pengetahuan masyarakat bahwa diagnosis TB di Puskesmas atau layanan public lainnya GRATIS

4. Perilaku untuk memulai pengobatan dan menyelesaikannya sampai sembuh
**Tantangan: stigma di masyarakat yang masih tinggi mengenai TB, takut dikucilkan, menganggap TB adalah penyakit turunan atau guna-guna, dan bahkan sikap denial yang kuat bagi pasien. Selain itu pengetahuan masyarakat yang 'nanggung' tentang istilah batuk 100 hari, flek, paru-paru basah, dll. Godaan obat herbal pun kian menjamur. Padahal TB adalah penyakit yang dapat disembuhkan secara total dengan menjalankan terapi sesuai prosedur yang benar

5. Perilaku untuk memakai masker dan tidak membuang dahak/ludah sembarangan selama pengobatan
**Tantangan: selain stigma menggunakan masker, masih minimnya pengetahuan pasien pentingnya memakai masker untuk mencegah bertambah rusaknya paru akibat polusi dan tentunya dapat menghindari penularan ke orang lain terutama orang-orang terdekat.

Peran tenaga medis sangatlah besar. Jangan sampai membuat stigma buruk ke masyarakat mengenai TB dan jangan sampai TB itu tetap menjadi 'Arisan' di dalam keluarga (masyarakat) karena ketidaktahuan mereka (minimnya informasi dari petugas medis).

"Pemimpin yang baik adalah yang dapat menciptakan pemimpin-pemimpin berikutnya", bagaimana kita membagi beban berat TB ini sama rata dan sama rasa kepada semua pihak agar memberikan kontribusinya masing-masing. Setiap unsur tersebut akan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan calon pemimpin yang akan dia ciptakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun