Koloni Kecil #1 : Membangun Jiwa
Dalam malam yang pekat penuh kegelapan, sanubari manusia menunggu cahaya tiba, dengan gelagat sinar yang entah kapan tiba, dedaunan menunggu sampai ia terpaksa layu.
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang tidak akan pernah bisa hidup dalam kesendirian, manusia akan akan selalu butuh manusia lain, dengan segala alasan.Â
Demi melangsungkan hidupnya manusia membangun koloni-koloni kecil, akan tetapi sifat asli manusia adalah selalu berpihak pada diri sendiri, untuk menghindari kerakusan manusia itu, sekumpulan manusia yang membangun kelompok itu membuat suatu aturan yang wajib dipatuhi oleh semua semua anggota kelompok, namun aturan-aturan tetap aturan, yang tidak bisa dibantah keragaannya, hanya sebatas benda mati, bahkan untuk disebut benda pun belum layak karena tidak ada bentuknya.Â
Aturan yang dibuat sekumpulan manusia itu hanya akan hadir dan terasa dalam kehidupan melalui adanya penegakan, untuk itulah sekumpulan manusia yang tergabung dalam suatu kelompok mengangkan seorang pimpinan yang dirasa pantas dan berkapabilitas dalam menegakan aturan yang telah dibuat bersama.
Kita kembali pada manusia yang memiliki sifat asli yang selalu berpihak pada diri sendiri, manusia memiliki keserakahan alami dalam dirinya, untuk mencegah keserakahan itu semakin membesar, manusia perlu membunuh sifat buruk tersebut, atau setidak-tidaknya melatih sifat lawannya, yang bisa kita katakan sifat kemurahan hati.
Manusia selalu memikirkan dirinya dan dirinya, semata dalam hidupnya hanya dirinya. Maka manusia dikatakan mahluk sosial kebohongan yang nyata, sepantasnya manusia dikatakan mahluk individu yang bersosial, karena definisi mahluk sosial pun memiliki arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Artinya manusia hanya mementingkan bidupnya saja, definisi tersebut memang tepat. Tapi rasanya terlalu kejam untuk membenarkan definisi tersebut.
Kepentingan manusia berinteraksi dengan manusia lainnya hanya sebatas demi kepentingan hidup dirinya, atau lebih luas sedikit demi kepentingan manusia lain terdekatnya. Manusia berinteraksi dengan manusia lainnya bukan karena kepentingan sosial, atau bukan karena kepentingan bersama.
Pola yang terbangun sepeti ini perlu diperbaharui, kita harus kembali pada paragraf kedua, manusia membangun suatu kelompok demi memudahkan hidupnya, pengertian memudahkan hidup harus dirubah definisinya sebagai saling memudahkan, sehingga ada kegiatan timbal balik, suatu kerja bersama yang melahirkan kesejahteraan bagi semua manusia, bahkan bukan sebatas manusia melainkan alam dan hewan pun akan ikut merasakan dampak baiknya.
Kesejahteraan bersama dapat dibangun dengan adanya kerja sama yang antar anggota kelompok kelompok tersebut, dengan saling menghargai satu sama lain, saling mengerti satu sama lain, saling memberikan kepedulian. Bahwa satu anggota kelompok yang melakukan kesalah bukan berarti ia adalah pengkhianat, melainkan ia adalah anggota kelompok yang masih perlu bimbingan, asas dari kekeluargaan adalah dasar utama dari kesejahteraan yang dicita-citakan.
Mengakui satu sama lain adalah poin yang tidak bisa dilewati, mengingat penting sekali untuk mengakui kehadiran seorang anggota kelompok. Segala bentuk tindak-tanduknya yang berdampak baik bagi kelompok atau bagi anggota lain adalah hal yang nyata sebagai sesuatu yang patut diapresiasi.
Yang paling penting dalam upaya mencapai cita-cita bersama adalah kesadaran dari masing-masing manusia yang terlibat dalam kelompok kecil yang jauh-jauh hari dibangun untuk saling memudakan dalam menjalani kehidupan, bahwa menghidupi dan dihidupi adalah kerja yang wajib dijalani.Â
Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran diri yang dalam artian "aku adalah bagian" singkatnya suatu unsur tidak akan ada tanpa adanya partikel-partikel kecil.Â
Setiap manusia yang menyepakati bersatu dalam satu kesatuan akan menempati posisi-posisi sesuai kemampuannya, manusia tersebut akan menjalani tugas kelompok, besar atau kecil akan berdampak pada kelompok. Kehadiran adalah bentuk nyata dari kesetiaan terhadap janji kebersamaan dalam kelompok, hidup dan matinya dijalani bersama.
Semua disebutkan diatas hanya akan tercapai dengan adanya tanggung jawab dan rasa kepemilikan dalam diri manusia. Manusia harus mulai merubah bentuk pemikirannya yang diawal hanya memikirkan diri sendiri menjadi memikirkan kebersamaan, kebermanfaatan bagi semua orang yang berdampak jangka panjang jauh lebih baik ketimbang keuntungan sendiri.
Rasa tanggung jawab hanya bisa dibangung dalam jiwa kuat dan memiliki ketanggugan dalam melawan kenyatan dunia, tanggung jawab manusia sebagai mahluk yang memiliki kelebihan dibanding mahluk lain perlu dimanfaatkan dan dikembangkan. Manusia bisa melakukan apapun selagi ia mau herusaha, dan mau mewujukannya.
######
Koloni Kecil adalah konten renungan kemanusiaan yang bercerita tentang upaya perbaikan manusia dimasa yang akan datang, dalam upaya perbaikan secara keseluruhan maka perlu dimulai dari titik terkecil yaitu perbaikan cara berpikir manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H