Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Kamu Salah!", Memangnya Apa Itu Salah?

3 Desember 2020   12:00 Diperbarui: 3 Desember 2020   12:04 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Kita selalu memperdebatkan mengenai kebenaran, mengaku diri benar, dan menyalahkan orang lain, tanpa kita sadar memangnya sesuatu yang kita salahkan memang salah ? Jika memang salah lantas apa itu salah ? Hal tersebut membuat saya terdiam dan berpikir benar juga memangnya apa itu salah, karena pada nyatanya salah itu masih rancuh pengertiannya, ketika berkaca kepada KBBI nyatanya KBBI tidak memberikan penjelasan yang memuaskan bagi saya, KBBI hanya memberikan anti tesis kepeda benar, hanya sekadar kata negatif, dalam KBBI salah diartikan "tidak benar" "tidak betul".

Mungkin itu cukup jika hanya untuk sakadar keperluan saintis, salah adalah tidak benar, tapi untuk keperluan kehidupan manusia yang notabennya mahluk sosial yang berinteraksi dengan manusia lain, kata salah diartikan tidak benar tentu masih kurang. Kenapa? Karena ada sebuah kejadian yang benar tapi juga salah, dan tidak benar tapi juga tidak salah. Contohnya ketika benar tapi juga salah adalah ketika seseorang memakan jeruk maka dia berkata jeruk ini asam, pernyataan itu benar tapi disisi lain jeruk itu belum tentu asam karena bagi orang lain yang memakan jeruk tersebut bisa jadi jeruk tersebut tidak asam, maka pernyataan jeruk asam adalah salah. Maka yang benar dan yang salah dalam satu kejadian tentu akan membuat kegaduhan jika kita tidak memahaminya dan tidak saling menghargai.

Kemian misalnya ketika seseorang berkata bahwa jika kamu menyebrang sungai baju kamu akan basah, tentu itu banar, tapi juga salah kenapa ? karena bisa jadi orang lain menyebrang sungai menggunakan media lain yang tidak mengenai air, misalnya perahu, rakit, atau jembatan. Dan tidak benar dan tidak salah adalah ketika berperang, misalnya membunuh orang, semua orang sepakat bahwa membunuh adalah perbuatan tidak benar, tapi nyatanya perbuatan tersebut juga tidak salah, kenapa ? karena itu dalam perang, membunuh adalah harus, jika saya tidak membunuh dia, maka dia akan membunuh saya. Dan atau ketika hukuman mati, tentu perbuatan itu tidakl benar karena melanggar HAM, tapi itu juga tidak salah karena itu adalah hukum, hukum harus di tegakan.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa yang salah salah juga bisa benar, dan yang tidak benar juga bisa tidak salah, tergantung pada situasi dan kondisi, dan juga tergantung pada siapa yang akan menghakimi kesalahan tersebut. Lalu apa itu salah ? Salah adalah tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati kebenarannya. Ketentuan mewakili situasi dan kondisi namun juga perlu justifikasi mengenai kebenaran tersebut, karena jika kita masih mengambil persfektif masing masing semua orang akan tetap gaduh memperdebatkan kebenaran dan kesalahan.

Ketika 5 + 5 adalah 10 maka itu benar, karena semua orang sepakat bahwa 5 +5 adalah 10, jika ada yang mengatakan 9 maka itu salah karena tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disepkati kebenarannya. Tapi jika 10 berasal dari 9 + 1 itu juga benar, ingatlah bahwa kebenaran itu ada banyak, bisa saja ada 10 kebenaran dalam sekali kejadian, jadi tidak usah memperdebatkan siapa yang paling benar, karena jika kita memperdebatkan kebenaran maka hilanglah kebenaran, dan berubah menjadi kesalahan, karena membuat kegaduhan adalah sebuah kesalahan, semua orang sepakat bahwa membuat kegaduhan itu meresahakan, dan meresahkan itu bertentengan dengan ketentuan yang telah disepakati bahwa yang benar adalah yang tentram dan saling menghargai.

Jika ada 10 kebenaran dalam 1 kejadian, jangan mengaku paling benar tapi hargailah orang lain, dan jika merasa ragu bisa didiskusikan terlebih dahulu, sampai ketemu bahwa memang hal tersebut benar. Dan jika ada 10 kesalahan dalam 1 kejadian, jangan saling menyalahkan tapi duduklah bersama dan diskusikan mari kita cari yang benar.

Terima Kasih

Salam Dari Penulis

Nurul Furqon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun