Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama adalah Keyakinan dan Filsafat adalah Keraguan

26 Agustus 2020   14:00 Diperbarui: 26 Agustus 2020   14:55 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama Adalah keyakinan dan Filsafat Adalah Keraguan

Agama dan filsafat memiliki tempat yang berbeda, agama ada di dunia ini untuk diyakini dan filsafat ada untuk diragukan, karena keduanya memilik konsep kerja masing-masing. Agama lahir secara langsung dari tuhan, dan filsafat lahir dari pemikiran manusia atas apa yang terjadi di bumi ini. Pemikiran pemikiran tersebut menimbilkan banyak sekali aliran filsafat yang beraneka ragam dan saling bertentangan.

Agama datang dan ada di dunia ini membawa konsep ketuhanan yang sangat konkrit dan jelas, ajaran agama mengajarkan kita untuk berbuat baik di bumi ini, agar kita bisa kembali ke sisinya sebagai mahluk tuhan yang berhasil menyelesaikan tugasnya di bumi dengan baik. Tidak ada satupun agama di dunia ini yang mengajarkan keburukan, jika ada agama yang seperti itu maka itu bukanlah agama. Setiap agama membawa konsep ketuhan yang berbeda namun semuanya sama, tuhan adalah dzat yang sangat baik, maka tidak mungkin jika yang baik menyeru kepada keburukan.

Agama ada secara langsung dari tuhan melalui perantaranya, walaupun kita tahu sendiri ada agama yang dibuat oleh manusia, tapi pada bahasan kita disini adalah agama yang ada dari tuhan. Apapun agamanya kita selaku umat beragama haruslah menyakini agama dengan sebenar-benarnya keyakinan. Setiap agama memiliki tuhan yang berbeda, setiap agama memiliki konsep ajaran agama yang berbeda beda, namun perbedaan tersebut tidaklah seharusnga menyebebakan kegaduhan, perang memperebutkan siapa yang benar, setiap agama mengklaim agama mereka sendirilah yang benar, maka dari itu kita harus menyakini dan menjalankan ajaran agama yang benar karena itu adalah konsekuensi bagi kita, tapi kita selaku umat manusia harus menghormati umat lain, untuk menjaga kerukunan umat beragama, karena jika kita mempertentangan sebuah kebenaran dengan cara yang salah maka hilanglah esensi dari kebenaran itu.

Filsafat ada di dunia ini berasal dari pemikiran manusia, filsafaf terlahir atas dasar sifat kritis dari manusia yang ingin tahu tentang dirinya dan alam semesta, bagaimana manusia dan alam semesta ada, dan untuk apa manusia dan alam semesta ada, semua itu pasti memiliki sebab. Pada dasarnya filsafat tidak bertujuan untuk menjadi agama baru atau menjadi doktrin bagi manusia, filsafat hanya mebuka gerbang berfikir bagi manusia agar manusia menjadi lebih kritis tidak gampang menerima sesuatu hal sebelum mereka memikirkannya terlebih dahulu dengan matang.

Filsafat hadir sebagai keraguan karena filsafat ada untuk diragukan, sebuah kebenaran akan tercipta setelah kita meragukannya, ketika kita meragukan sesuatu maka kita akan mencari keberan tersebut, otak kita akan berfikir lebih keras dari biasanya. Dari berbagai jenis aliran filsafat, baik yang saling berkesinambungan atau yang saling bertentangan haruslah diragukan kebenarannya, yang benar adalah yang sudah kita temukan titik temunya, relevansinya dengan kita. Benar bagi kita dan salah bagi orang lain, salah bagi orang lain dan benar bagi orang lain, benar bagi kita dan benar bagi orang lain, sala bagi kita dan salah bagi orang lain, ada benar dan salah, walaupun salah bagi kita, tapi kita tidak boleh menutup diri bahwa bagi orang lain adalah benar. Setiap hal memiliki tempatnya masing-masing.

Agama dan filsafat memiliki tempat yang berbeda di dunia ini, kita perlu tahu bagaimana cara menempatkannya. Agama ada untuk diyakini, kematian ith nyata adanya, walaupun kita memang tidak pernah menyaksikan kehidupan setelah kematian tapi setiap agama berbicara bahwa kehidupan setelah kematian itu ada, maka kita harus menjadi umat beragama yang menjalankan ajaran agama dengan sebaik mungkin, jadilah manusia yang berfikir luas. Kita di lahirkan dan dibesarkan oleh orang tua kita, tidak ada hal lain yanh bisa kita lakukan untuk membalas jasa mereka selain berbakti kepada mereka, begitupun dengan kepada tuhan kita, memang hanya ada satu tuhan, semua agama menyatakan tuhan di agama tersebutlah yang benar, kita tidak tahu tuhan mana yang benar karena kita belum menyaksikannya, tapi kita sudah beragama jadi yakini saja agama yang kita pegang dan jalankan ajarannya dengan baik tanpa harus menyalahkan agama lain. Filsafat ada untuk diragukan, kita dihauskan berfikir terlebih dahulu untuk bisa meyatakan kebenarannya, dengan adanya filsafat kita bisa menjadi umat beragamayang lebih baik, terlepas dari mana yang benar dan mana yang salah, didalam kesalahan pasti ada kebenaran, dan di setiap kebenaran akan menjadi salah jika kita menjalankannya dengan salah. Jalankan saja apa yang menurut kita baik, biarkan tuhan saja yang menghakimi kita.

Terima Kasih

Salam Dari Penulis

Nurul Furqon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun