"Mungkin gua belum terbiasa berjuang hidup sob. Dengan segala macem hal barunya yang ngga gua kenal. Kayak dunia ini berbeda dari apa yang pernah gua hidupin dulu-dulu."
"Dan kau cari jawaban kehidupan ini dari orang lain, padahal bisa kau jawab sendiri."
"Hehehe, iya bener lu," meski raut wajahnya masih kosong, setidaknya aku senang dia bisa nyengir sesesaat. "Sering-seringlah ngobrol lagi kita nih, kayaknya sekarang gua malah jadi butuh wejangan filsafat hidup lu!"
"Hayuk lah bro. Anytime!"
Â
Ketika hari semakin sore dan langit mulai gelap, kutinggalkan bayangan diriku di cermin itu agar dia melanjutkan hidupnya lagi dengan lebih menyadari kebahagiaan yang dia punya. Mungkin dia akan datang lagi dengan segudang masalah seperti biasanya, dan mungkin, mungkin bisa kutenangkan dia lagi dengan filsafat kehidupanku yang apa adanya ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H