Kini saatnya kita menuju ke sisi utara dari Pulau Samosir ini.Menuju ke desa Tuktuk Siadong namanya.Saat ini lebih dikenal sebagai kampung turis karena begitu banyak wisman yang berkunjung ke desa tersebut dan menghabiskan waktu berminggu-minggu di Danau Toba.Daya tarik desa ini adalah keindahan alamnya yang masih asri dan terjaga dengan baik.Maka pantas sekali  Festival Danau Toba 2013 diadakan di desa Tuktuk ini.
Bergeser sedikit dari Desa Tuktuk,terdapat Museum Huta Bolon Simanindo.Di lingkungan museum terdapat beberapa makam raja raja Batak beserta keluarganya dengan bentuk makam yang khas sekali.Selain itu,di lingkungan Huta Bolon tersebut terkenal dengan Tarian Boneka Si Gale Gale.Boneka kayu yang dibuat mirip seperti manusia.
Oh ya,di desa Silimalombu terdapat wisata ecovillage yang pernah dikunjungi oleh Raja dan Ratu Belanda pada 13 Maret 2020.Berkonsep "botanical garden" membuat wisatawan yang berkunjung ke desa wisata ini merasa menyatu dengan alam yang ada di sekitar desa.
Masih banyak lagi destinasi wisata alam yang unik dibalut kearifan local masyarakatnya di sekitar Pulau Samosir serta pesisir Danau Toba yang belum terekspose oleh masyarakat umum.Sekelumit "Heritage of Toba" tersebut diatas membuktikan bahwa Danau Toba menyimpan berjuta pesona yang tidak akan habis di jelajahi hanya dalam waktu singkat.
Untuk melestarikan budaya serta keasrian alam Danau Toba tersebut,UNESCO badan PBB yang mengurusi pendidikan,Keilmuan dan Kebudayaan melalui Sidang ke 209 di Paris Perancis tanggal 7 Juli 2020 menetapkan Kaldera Toba (kesatuan wilayah Danau Toba dan Pulau Samosir) sebagai UNESCO Global Geopark.
Dengan adanya penghargaan tersebut,dibutuhkan persiapan di segala aspek untuk mengantisipasi membludaknya kunjungan wisatawan ke Danau Toba pasca pandemi covid19 bisa dikendalikan. Berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan General Manager hotel di beberapa kabupaten di sekitaran danau Toba,pertumbuhan hotel yang tinggi sejak 2016 disebabkan oleh peningkatan aksesibilitas ke Danau Toba, terutama aksesibilitas darat antara Medan -- Karo via Berastagi dan Medan -- Simalungun via Pematang Siantar, serta pembukaan Bandara Silangit. Investasi hotel-hotel baru di Berastagi, Parapat, dan Balige mencakup penyediaan fasilitas Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE), serta pengembangan hotel butik-kontemporer untuk mengakomodir kebutuhan pasar millennials.Masifnya penyedian fasilitas MICE tersebut bertujuan agar event event MICE di Indonesia aja.
Selain meningkatkan kunjungan wisatawan ke Danau Toba juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar danau Toba.Sehingga roda perekonomian masyarakat di sekitar Danau Toba dapat bergerak dengan aktif.
Sementara itu Kemenparekraf telah menetapkan Danau Toba sebagai DSP (Destinasi Super Prioritas) Toba dengan menyiapkan pengembangan Danau Toba dengan konsep pariwisata berkelanjutan termasuk peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia.Serta tetap mengedepankan pariwisata berkelanjutan yang ramah lingkungan berbasis alam dan budaya. Untuk jangka panjang,ada baiknya Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba (BPOPDT) diberikan keluasaan  yang lebih besar  sehingga berani mengambil keputusan strategis secara tepat dan cepat.Kawasan sekitar Danau Toba yang masih kosong bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk pendirian institusi pendidikan bidang  ilmu pariwisata maupun pendukungnya seperti bidang kedokteran.
Semoga rencana besar dari Kemenparekraf ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan sukses sehingga Danau Toba tetap akan menjadi kekasih hati yang dirindukan para wisatawan domestik maupun mancanegara.