Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Lebih Dekat Lingkungan Sekolah Anak Kita Dimulai di Hari Pertama Sekolah

29 Juli 2016   15:44 Diperbarui: 29 Juli 2016   16:08 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak ketinggalan ibu ibu yang juga aktif mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)

Sudah menjadi rutinitas saya di setiap pagi mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu selalu diawali dengan mengantar anak pergi kesekolah.Dengan sepeda motor buntut “si ijo” ini,saya selalu mengantar anak pergi dan pulang dari sekolah.Kebetulan,lokasi SD anak saya ini tidak terlalu jauh dari tempat saya bekerja yang jam masuk kerjanya juga dimulai dari jam 7 sehingga aktivitas pergi ke sekolah dan berangkat kerja dapat bebarengan waktunya.

Hari Senin tanggal 18 Juli 2016,tepatnya 2 minggu yang lalu setelah hampirselama 1 bulan lamanya anak saya menikmati libur kenaikan kelas yang disambung dengan libur Hari Raya Idul Fitri,saatnya mulai masuk sekolah kembali mengawali tahun pelajaran baru 2016-2017.Pada hari itu,baik siswa lama maupun siswa baru secara resmi mulai masuk sekolah,meskipun ada beberapa sekolah yang sudah memasukkan siswa barunya pada tanggal 16 Juli 2016 untuk praorientasi sekolah.

Agar tidak ada perlengkapan sekolah yang ketinggalan di hari pertama sekolah kedua anak saya tersebut,pada malam harinya istri saya sibuk mempersiapkan semua perlengkapan sekolah tersebut.Baju seragam,sepatu beserta kaos kakinya dan pelengkapan tulis seperti buku tulis baru, bolpoint,pensil,penggaris serta dasi dan topi semua telah dimasukkan dalam tas sekolah.

Pada hari pertama sekolah tersebut kebetulan anak saya yang kedua juga mulai merasakan “atmosfer” hari pertama sekolah setelah beberapa hari sebelumnya didaftarkan di sebuah sekolah setingkat PAUD yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah.Sehingga di pagi hari tanggal18 Juli itu,saya dan istri pun berbagi peran,saya mengantar anak pertama berangkat sekolah SD sedangkan istri mengantar anak kedua ke sekolah PAUD-nya.

Di hari pertama sekolah tahun pelajaran 2016-12017 tersebut,anak saya minta diantar lebih awal dengan alasan untuk mencari kelas baru serta mencari tempat duduk di bagian depan sehingga pada jam 06.10 WIB saya sudah siap berangkat.Biasanya saya berangkat dari rumah pada jam 06.30 WIB.Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 15 menit,sampailah saya di komplek SD tempat anak saya sekolah.Terlihat pemandangan yang tidak biasanya,di pagi hari tersebut di depan pintu masuk gerbang sekolah sudah berkerumun para orang tua yang juga mengantar anaknya di hari pertama sekolahnya.

Deretan sepeda motor pengantar anak di hari pertama sekolah di depan pintu gerbang sekolah (dok.pribadi)
Deretan sepeda motor pengantar anak di hari pertama sekolah di depan pintu gerbang sekolah (dok.pribadi)
Berbagai macam jenis serta merk sepeda motor terparkir di pinggir jalan di depan pintu gerbang sekolah seolah ikut merasakan meriahnya hari pertama sekolah anaknya.Jalan di depan sekolah yang tidak terlalu lebar terasa sempit waktu itu.Sementara itu masih banyak anak anak yang masuk sekolah dengan naik sepeda maupun berjalan kaki,ada yang diantar orang tuanya maupun berangkat sendiri.Sangat disayangkan memang,di momen hari pertama sekolah tersebut para orang tua tidak memanfaatkannya dengan baik padahal para orang tua bisa berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan guru anak anaknya,mengenal teman teman anaknya hingga bisa mengetahui sistem,metode dan efektivitas pendidikan yang di gunakan di sekolah tersebut.

Sementara itu dari pihak sekolah sendiri sepertinya tidak maksimal dalam menghadapi hari pertama sekolah.Tidak adanya sambutan guru terhadap anak maupun orang tua ketika masuk ke lingkungan sekolah sehingga suasana hari pertama sekolah seperti tidak bermakna.Mungkin kedepannya bisa di munculkan tradisi baru dari pihak sekolah untuk menyambut kedatangan orang tua maupun siswa baik siswa baru maupun lama di hari pertama sekolah.

Sayapun bergegas mengantar anak saya masuk ke lingkungan sekolah hingga masuk ke kelas barunya.Waktu itu saya perhatikan tidak banyak orang tua terutama siswa lama yang mengantar anaknya sampai di depan kelas bahkan hingga masuk ke ruangan kelasnya.

Sementara itu suasana terlihat “meriah”di depan kelas 1 dimana para orang tua terutama ibu ibu yang dengan duduk setia di depan kelas menemani putra putrinya di hari pertama sekolah tersebut.Bercengkrama dengan sesama ibu ibu lainnya serta sesekali berbincang bincang dengan ibu guru yang menjadi wali kelas 1 tersebut.

Para ibu yang setia menunggu putra putrinya di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Para ibu yang setia menunggu putra putrinya di hari pertama sekolah (dok.pribadi)

Seolah terulang di setiap tahunnya,setiap hari pertama sekolah selalu saja ada momen mengharukan terjadi dimana tidak setiap anak terutama anak yang baru masuk di kelas 1 siap dan mau ditinggal  orang tuanya di sekolah.Ada anak yang menangis tersedu ataupun ada orang tua yang juga ikut “sekolah” kembali dengan duduk di dalam kelas,saya temukan momen tersebut dihari pertama sekolah di tahun pelajaran 2016-2017 ini.Peristiwa ini mengingatkan saya pada tahun 2011 ketika anak saya baru pertama masuk di sekolah dasar ini.Mulanya juga tidak mau ditinggal padahal ketika masih di TK tidak masalah tidak saya tunggui.Ketika pulang sekolah barulah ketahuan mengapa minta ditunggui yang disebabkan karena ada temannya yang “nakal”.Sehingga anak saya tersebut terlihat takut dan belum ada keberanian untuk melawan. 

Seorang ibu yang juga ikut “sekolah” di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Seorang ibu yang juga ikut “sekolah” di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Seorang anak siswa baru yang tidak mau ditinggal ibunya di sekolah di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Seorang anak siswa baru yang tidak mau ditinggal ibunya di sekolah di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Tidak jauh berbeda di setiap hari Senin baik diawal hari pertama masuk sekolah maupun di hari Senin biasanya selalu diawali dengan kegiatan rutin yaitu upacara bendera.Semua warga sekolah tanpa terkecuali wajib mengikuti kegiatan upacara bendera di halaman sekolah.Para guru dan murid dari kelas 1 hingga kelas 6 berdiri berderet menempati lokasi yang telah ditentukan.Dalam upacara hari pertama sekolah tersebut,pembina upacara menekankan pentingnya menjaga kekompakan antara guru,murid dan orang tua untuk suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Selain itu,pembina upacara juga menyampaikan bahwa kegiatan belajar mengajar di hari pertama sekolah tersebut masih belum maksimal.Bagi anak anak kelas 1,kegiatan di sekolah hanya sampai jam 9 saja sedangkan untuk kelas 2 sampai kelas 6 kegiatan di sekolah sampai jam 10 WIB.

Suasana upacara bendera di SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Suasana upacara bendera di SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Berhubung masih dalam suasana Lebaran,setelah upacara selesai pembina upacara mengajak warga sekolah untuk saling bermaaf-maafan atau halal bi halal. Dimulaidari siswa kelas 6 yang disusul kelas dibawahnya hingga yang terakhir giliran anak kelas 1.Sekitar jam 8.00 WIB kegiatan tersebut sudah selesai dan anak anak segera menuju ke ruangan kelas masing masing. 

Suasana halal bi halal warga sekolah SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pri)
Suasana halal bi halal warga sekolah SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pri)
Saya yang masih setia menunggu di lingkungan sekolah sampai selesainya kegiatan sekolah tersebut mendapatkan pengalaman berharga.Saya bisa mengenal temen teman anak saya, mengetahui kondisi ruangan kelas tempat anak saya belajar serta berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan guru wali kelasnya.Beliau bahkan dengan detail menerangkan berbagai aktivitas proses pembelajaran yang dilakukan di kelasnya.Selain itu beliau juga menerangkan bahwa sekarang para orang tua siswa bisa meminta nomor kontak guru walikelas anaknya untuk bertanya mengenai berbagai macam persoalan belajar anaknya via aplikasi WA.Orang tua siswa bisa bertanya apakah ada PR yang harus dikerjakan anaknya ataupun tentang kesulitan belajar anaknya.Hal ini didasari karena kerap ditemukan anak anak yang tidak bercerita ke orang tuanya kalau ada PR yang harus dikerjakan sehingga banyak ditemukan nilai PR anaknya yang tidak memuaskan. 

Selain itu,ibu guru wali kelas tersebut juga memberitahukan bahwa sekolah SD ini akan menjalani akreditasi pada tahun depan.Nah,beliau pun meminta beberapa foto yang saya ambil sejak pagi sebelum bel masuk sekolah hingga anak anak pulang sekolah untuk dokumentasi sekolah.Ternyata tanpa saya sadari sejak awal upacara bendera dimulai,saya sudah di perhatikan oleh ibu guru wali kelas ini.Kok saya beda dengan wali murid lainnya yang cenderung pasif,sementara saya aktif bergerak mencari gambar berbagai kegiatan aktivitas anak anak di hari pertama sekolah tersebut.Saya pun tidak menduga adanya permintaan tersebut,namun dengan senang hati saya tunjukkan beberapa foto yang sudah saya ambil lewat ponsel pintar maupun kamera digital dan saya pun meminta alamat email beliau untuk pengiriman foto tersebut.

Saya yang mendengarkan penjelasan ibu guru wali kelas tersebut merasa bahwa memang tugas para guru saat ini sungguh berat.Selama ini sebagian besar orang tua murid mempercayakan sepenuhnya mengenai pendidikan anak anaknya kepada pihak sekolah dengan berbagai alasan. Ada yang alasan sibuk bekerja mencari nafkah,tidak mau repot maupun alasan lainnya.Akhirnya banyak kasus yang terjadi kalau prestasi putra putrinya tidak memuaskan,para orangtua tersebut selalu menyalahkan pihak sekolah.Mulai dari gurunya yang tidak profesional,sarana dan fasilitasnya kurang memadai hingga metode pembelajarannya yang tidak tepat.

Belum lagi ketika tersebar berita di media elektronik maupun media online yang menyudutkan guru.Ada beberapa guru di berbagai daerah yang harus berurusan di meja hijau karena diduga menganiaya muridnya.Padahal tidaklah mungkin seorang guru tega menganiaya muridnya jikalau muridnya itu tidak melakukan suatu pelanggaran.Nah,hal hal seperti itu bisa diminimalisir dengan adanya komunikasi dan interaksi antara guru dan orang tua siswa yang intensif.Sementara itu,faktanya saat ini komunikasi dan interaksi dari para orang tua murid ke pihak sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Atas dasar itulah,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bpk Anies Baswedan (yang sekarang sudah diganti dengan Menteri yang baru) mengeluarkan Surat Edaran no 4 Tahun 2016 tertanggal 11 Juli 2016 tentang Hari Pertama Sekolah yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia. Harapan yang terdapat dalam surat edaran tersebuta dalah agar para orangtua mau mengantarkan (sendiri) anaknya ke sekolah agar terjadi komunikasi dan interaksi yang positif antara orang tua baik siswa baru maupun siswa lama dengan pihak sekolah agar supaya tumbuh iklim pembelajaran yang positif dan menyenangkan di sekolah.

Substansi edaran tersebut sebenarnya merupakan salah satu terjemahan dari pesan Ki Hadjar Dewantara yang diformulasikan dalam Teori Trisentra Pendidikan yang menyebutkan bahwa proses pendidikan tersebut berlangsung di tiga sentra yaitu keluarga,perguruan atau sekolah serta pergerakan atau masyarakat.Nah,agar proses pendidikan tersebut bisa berlangsung efektif maka ketiga sentra tersebut harus saling“menyapa”.Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang strategis bagi pendidikan anak-anaknya.Kalau kemudian Mendikbud menganjurkan agar orang tua mengantar puteranya pada hari pertama sekolah,hal ini merupakan langkah yang bagus.Mengantar dan berkomunikasi dengan guru bukan sekedar sampai di depan pintu pagar sekolah saja.

Komunikasi dan interaksi antara orang tua dengan pihak sekolah terutama guru sangat penting.Untungnya di SD tempat anak saya belajar ini,kegiatan pertemuan antara orang tua dan pihak sekolah rutin dilaksanakan setiap 35 hari sekali yang dikemas dalam acara pengajian di Minggu pagi.Tentu kedepannya saya mengharapkan di setiap acara pengajian Minggu pagi tersebut tidak hanya membahas mengenai seluk beluk permasalahan agama saja namun bisa diselipkan acara yang membahas bagaimana agar kepala sekolah dan guru mampu melayani pembelajaran siswa dengan baik,mengintesifkan proses pendidikan yang sedang berjalan,mengatasi masalah belajar yang dihadapi oleh siswa dan sebagainya.Termasuk masalah pendanaan yang dibutuhkan oleh sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.Harapannya di acara rutin pengajian tersebut para orang tua siswa bisa mendapatkan informasi akurat dan uptodate mengenai proses belajar mengajar di sekolah tersebut serta dapat memahaminya dengan baik.

Anak anak pun ikut pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Anak anak pun ikut pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Para orang tua siswa yang mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Para orang tua siswa yang mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Tidak ketinggalan ibu ibu yang juga aktif mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Tidak ketinggalan ibu ibu yang juga aktif mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Apabila pertemuan orang tua siswa dan pihak sekolah terutama guru yang membicarakan substansi pendidikan tersebut bisa ditingkatkan frekuensi maupun intensitasnya,tentu akan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah itu sendiri.Artinya,sedikit demi sedikit mutu pendidikan di sekolah tersebut akan semakin meningkat.Kedepannya akan timbul kebanggaan baik bagi orang tua murid,alumni sekolah maupun para guru sendiri terhadap kualitas sekolah tersebut.

Maka,Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah yang dianjurkan oleh Mendikbud tersebut bertujuan agar para orangtua siswa mau mengantarkan sendiri ke sekolah,bertemu dan berkomunikasi dengan guru anaknya pada hari pertama sekolah merupakan langkah awal positif yang harus didukung.Bukan sekedar wacana saja di tahun pelajaran 2016-2017 ini namun bisa berlanjut di tahun pelajaran kedepannya.Semoga.

Ayo mengenal lingkungan sekolah anak kita belajar dimulai sejak hari pertama sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun