Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Lebih Dekat Lingkungan Sekolah Anak Kita Dimulai di Hari Pertama Sekolah

29 Juli 2016   15:44 Diperbarui: 29 Juli 2016   16:08 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para ibu yang setia menunggu putra putrinya di hari pertama sekolah (dok.pribadi)

Suasana upacara bendera di SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Suasana upacara bendera di SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pribadi)
Berhubung masih dalam suasana Lebaran,setelah upacara selesai pembina upacara mengajak warga sekolah untuk saling bermaaf-maafan atau halal bi halal. Dimulaidari siswa kelas 6 yang disusul kelas dibawahnya hingga yang terakhir giliran anak kelas 1.Sekitar jam 8.00 WIB kegiatan tersebut sudah selesai dan anak anak segera menuju ke ruangan kelas masing masing. 

Suasana halal bi halal warga sekolah SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pri)
Suasana halal bi halal warga sekolah SD tempat anak saya belajar di hari pertama sekolah (dok.pri)
Saya yang masih setia menunggu di lingkungan sekolah sampai selesainya kegiatan sekolah tersebut mendapatkan pengalaman berharga.Saya bisa mengenal temen teman anak saya, mengetahui kondisi ruangan kelas tempat anak saya belajar serta berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan guru wali kelasnya.Beliau bahkan dengan detail menerangkan berbagai aktivitas proses pembelajaran yang dilakukan di kelasnya.Selain itu beliau juga menerangkan bahwa sekarang para orang tua siswa bisa meminta nomor kontak guru walikelas anaknya untuk bertanya mengenai berbagai macam persoalan belajar anaknya via aplikasi WA.Orang tua siswa bisa bertanya apakah ada PR yang harus dikerjakan anaknya ataupun tentang kesulitan belajar anaknya.Hal ini didasari karena kerap ditemukan anak anak yang tidak bercerita ke orang tuanya kalau ada PR yang harus dikerjakan sehingga banyak ditemukan nilai PR anaknya yang tidak memuaskan. 

Selain itu,ibu guru wali kelas tersebut juga memberitahukan bahwa sekolah SD ini akan menjalani akreditasi pada tahun depan.Nah,beliau pun meminta beberapa foto yang saya ambil sejak pagi sebelum bel masuk sekolah hingga anak anak pulang sekolah untuk dokumentasi sekolah.Ternyata tanpa saya sadari sejak awal upacara bendera dimulai,saya sudah di perhatikan oleh ibu guru wali kelas ini.Kok saya beda dengan wali murid lainnya yang cenderung pasif,sementara saya aktif bergerak mencari gambar berbagai kegiatan aktivitas anak anak di hari pertama sekolah tersebut.Saya pun tidak menduga adanya permintaan tersebut,namun dengan senang hati saya tunjukkan beberapa foto yang sudah saya ambil lewat ponsel pintar maupun kamera digital dan saya pun meminta alamat email beliau untuk pengiriman foto tersebut.

Saya yang mendengarkan penjelasan ibu guru wali kelas tersebut merasa bahwa memang tugas para guru saat ini sungguh berat.Selama ini sebagian besar orang tua murid mempercayakan sepenuhnya mengenai pendidikan anak anaknya kepada pihak sekolah dengan berbagai alasan. Ada yang alasan sibuk bekerja mencari nafkah,tidak mau repot maupun alasan lainnya.Akhirnya banyak kasus yang terjadi kalau prestasi putra putrinya tidak memuaskan,para orangtua tersebut selalu menyalahkan pihak sekolah.Mulai dari gurunya yang tidak profesional,sarana dan fasilitasnya kurang memadai hingga metode pembelajarannya yang tidak tepat.

Belum lagi ketika tersebar berita di media elektronik maupun media online yang menyudutkan guru.Ada beberapa guru di berbagai daerah yang harus berurusan di meja hijau karena diduga menganiaya muridnya.Padahal tidaklah mungkin seorang guru tega menganiaya muridnya jikalau muridnya itu tidak melakukan suatu pelanggaran.Nah,hal hal seperti itu bisa diminimalisir dengan adanya komunikasi dan interaksi antara guru dan orang tua siswa yang intensif.Sementara itu,faktanya saat ini komunikasi dan interaksi dari para orang tua murid ke pihak sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Atas dasar itulah,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bpk Anies Baswedan (yang sekarang sudah diganti dengan Menteri yang baru) mengeluarkan Surat Edaran no 4 Tahun 2016 tertanggal 11 Juli 2016 tentang Hari Pertama Sekolah yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia. Harapan yang terdapat dalam surat edaran tersebuta dalah agar para orangtua mau mengantarkan (sendiri) anaknya ke sekolah agar terjadi komunikasi dan interaksi yang positif antara orang tua baik siswa baru maupun siswa lama dengan pihak sekolah agar supaya tumbuh iklim pembelajaran yang positif dan menyenangkan di sekolah.

Substansi edaran tersebut sebenarnya merupakan salah satu terjemahan dari pesan Ki Hadjar Dewantara yang diformulasikan dalam Teori Trisentra Pendidikan yang menyebutkan bahwa proses pendidikan tersebut berlangsung di tiga sentra yaitu keluarga,perguruan atau sekolah serta pergerakan atau masyarakat.Nah,agar proses pendidikan tersebut bisa berlangsung efektif maka ketiga sentra tersebut harus saling“menyapa”.Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang strategis bagi pendidikan anak-anaknya.Kalau kemudian Mendikbud menganjurkan agar orang tua mengantar puteranya pada hari pertama sekolah,hal ini merupakan langkah yang bagus.Mengantar dan berkomunikasi dengan guru bukan sekedar sampai di depan pintu pagar sekolah saja.

Komunikasi dan interaksi antara orang tua dengan pihak sekolah terutama guru sangat penting.Untungnya di SD tempat anak saya belajar ini,kegiatan pertemuan antara orang tua dan pihak sekolah rutin dilaksanakan setiap 35 hari sekali yang dikemas dalam acara pengajian di Minggu pagi.Tentu kedepannya saya mengharapkan di setiap acara pengajian Minggu pagi tersebut tidak hanya membahas mengenai seluk beluk permasalahan agama saja namun bisa diselipkan acara yang membahas bagaimana agar kepala sekolah dan guru mampu melayani pembelajaran siswa dengan baik,mengintesifkan proses pendidikan yang sedang berjalan,mengatasi masalah belajar yang dihadapi oleh siswa dan sebagainya.Termasuk masalah pendanaan yang dibutuhkan oleh sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.Harapannya di acara rutin pengajian tersebut para orang tua siswa bisa mendapatkan informasi akurat dan uptodate mengenai proses belajar mengajar di sekolah tersebut serta dapat memahaminya dengan baik.

Anak anak pun ikut pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Anak anak pun ikut pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Para orang tua siswa yang mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Para orang tua siswa yang mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Tidak ketinggalan ibu ibu yang juga aktif mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Tidak ketinggalan ibu ibu yang juga aktif mengikuti pengajian di sekolah di hari Minggu pagi (dok.pribadi)
Apabila pertemuan orang tua siswa dan pihak sekolah terutama guru yang membicarakan substansi pendidikan tersebut bisa ditingkatkan frekuensi maupun intensitasnya,tentu akan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah itu sendiri.Artinya,sedikit demi sedikit mutu pendidikan di sekolah tersebut akan semakin meningkat.Kedepannya akan timbul kebanggaan baik bagi orang tua murid,alumni sekolah maupun para guru sendiri terhadap kualitas sekolah tersebut.

Maka,Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah yang dianjurkan oleh Mendikbud tersebut bertujuan agar para orangtua siswa mau mengantarkan sendiri ke sekolah,bertemu dan berkomunikasi dengan guru anaknya pada hari pertama sekolah merupakan langkah awal positif yang harus didukung.Bukan sekedar wacana saja di tahun pelajaran 2016-2017 ini namun bisa berlanjut di tahun pelajaran kedepannya.Semoga.

Ayo mengenal lingkungan sekolah anak kita belajar dimulai sejak hari pertama sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun