Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Seperti Pak Yanto,Yuks Rencanakan Hari Esok Mulai dari Sekarang Agar Sejahtera di Hari Tua

17 Juni 2016   08:19 Diperbarui: 17 Juni 2016   08:49 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari sebelum datangnya bulan Ramadhan,di sela-sela waktu istirahat kerja seorang rekan kerja sekantor sebut saja namanya Pak Yanto mengeluh mengenai kondisi keuangannya. Pak Yanto ini di lingkungan kerja saya termasuk karyawan senior.Sudah puluhan tahun bekerja mengabdi sebagai karyawan dengan golongan jabatan yang lumayan. Makanya sangat aneh ketika beliau curhat kepada saya mengenai kesulitan keuangan yang dialaminya. Dalam benak saya,dengan jangka waktu bekerja yang cukup lama seharusnya beliau mempunyai dana simpanan yang cukup sehingga dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Namun ternyata fakta sebaliknya yang terjadi.

Dari nada bicaranya,beliau terlihat senang sekaligus gelisah bercampur menjadi satu.Senang karena melihat anaknya yang sulung dan bungsunya akan segera melanjutkan pendidikan sesuai yang dicita-citakannya.Si sulung ingin bersekolah di sebuah sekolah kejuruan favorit di kota Yogyakarta. Sedangkan yang bungsu baru akan masuk sekolah dasar favorit juga tidak jauh dari tempat kerjanya.Hanya anak yang kedua yang belum membutuhkan biaya besar karena baru naik ke kelas 5.Rasa gelisahnya muncul karena untuk masuk ke kedua sekolah favorit tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Menurut penuturannya,untuk uang masuknya saja di kedua sekolah favorit tersebut sudah mencapai sekitar Rp 20 jutaan belum termasuk biaya biaya lainnya.Itupun beliau masih memikirkan biaya untuk membeli sebuah sepeda motor untuk transportasi anaknya berangkat dan pulang sekolah beserta biaya BBM plus uang saku setiap harinya.Sementara itu,dana yang terkumpul di tabungannya Pak Yanto yang tersimpan di bank hasil dari menyisihkan gajinya setiap bulan belum mencukupi untuk melunasi biaya masuk sekolah kedua anak kesayangannya tersebut.Tidak ada sumber dana lainnya yang bisa diandalkan untuk mencukupi biaya pendidikan kedua anaknya itu.Namun ia tidak ingin melihat kedua anaknya tersebut kecewa tidak bisa melanjutkan pendidikan gara gara orang tuanya tidak bisa membiayainya.

Agar biaya masuk sekolah si sulung tercukupi,Pak Yanto terpaksa menempuh jalan pintas yaitu meminjam ke sana kemari termasuk ke koperasi perusahaan.Berharap dengan adanya THR besok,berbagai pinjaman tersebut akan dikembalikannya.Padahal menurut rencananya,di momen Lebaran 2016 besok Pak Yanto dengan anak dan istrinya akan mudik ke Lampung bersama sama.Namun mengingat besarnya kebutuhan awal dana pendidikan kedua anaknya tersebut,buyarlah rencana mudik tersebut.Belum lagi ditambah dengan kebutuhan lainnya untuk menyambut Hari Raya  Idul Fitri besok yang juga tidak sedikit.

Momen penerimaan siswa baru yang bersamaan dengan momen Hari Raya Idul Fitri membuat porsi pengeluaran Pak Yanto jadi membengkak,benar-benar menguras dana cadangannya.Besarnya dana yang dibutuhkan diluar perkiraannya,sementara itu di tahun tahun sebelumnya tidak ada persiapan perencanaan keuangan yang baik sehingga beliau kelabakan sendiri ketika waktunya membutuhkan biaya besar untuk kelanjutan pendidikan anak anaknya.Boro boro memikirkan tabungan hari tua apalagi proteksi diri,tidak terlintas dalam benaknya.Semoga saja Pak Yanto tidak mengalami resiko apapun kedepannya.

Pentingnya merencanakan masa depan secara finansial

Berkaca pada keluhan Pak Yanto tersebut diatas membuat saya merenung,saya pun bisa saja mengalami kesulitan keuangan ketika anak anak sudah waktunya masuk universitas.Saya pun berdiskusi dengan istri untuk membuat perencanaan keuangan keluarga kami,karena pengelolaan keuangan keluarga berada di tangan istri.Berprofesi sebagai seorang pegawai swasta dengan penghasilan terbatas,saya harus mempersiapkan biaya pendidikan kedua anak saya sekaligus tabungan hari tua.Semakincepat saya mengalokasikan keduanya,besaran cicilannya semakin kecil namun potensi dana yang terkumpul akan semakin besar.Namun bilamana hal tersebut ditunda tunda sampai akhirnya usia semakin tua,tubuh semakin lemah dan rentan dengan penyakit,maka akan banyak resiko yang harus saya hadapi kedepannya.

Saya,istri dan kedua jagoan kami yang membutuhkan perlindungan untuk masa depannya (dok.pribadi)
Saya,istri dan kedua jagoan kami yang membutuhkan perlindungan untuk masa depannya (dok.pribadi)
Mempunyai 2 orang anak laki-laki, yang pertama sudah kelas 4 SD sedangkan yang kedua baru akan masuk PAUD,untuk saat ini biaya pendidikan keduanya masih mampu saya tanggung.Namun untuk beberapa tahun mendatang ketika anak saya akan melanjutkan ke universitas favorit,biaya yang harus saya keluarkan tentu akan lebih besar lagi.Mungkin tabungan saya pun akan kesedot habis untuk biaya masuk ke universitas tersebut.

Nah,mumpung masih ada waktu,saya harus segera mempersiapkan dana pendidikan serta tabungan hari tua tersebut sejak saat ini.Alasannya kenapa?Ini jawabannya : 

  • Mahalnya biaya pendidikan saat ini.

    Pada saat ini biaya pendidikan sudah cukup tinggi apalagi untuk jenjang universitas.Sebuah universitas favorit dengan program studi favorit juga bisa menghabiskan biaya kuliah ratusan juta selama 4-5 tahun sampai lulus nantinya.Bagi kebanyakan orang termasuk saya, biaya pendidikan setinggi itu tentu terasa berat dan mencekik leher.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Money Selengkapnya
    Lihat Money Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun