Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lebih Praktis, Aman dan Hemat dengan Listrik Pintar

20 April 2016   15:30 Diperbarui: 20 April 2016   15:56 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena penawaran tersebut tidak melalui jalur resmi akhirnya dengan halus saya tolak,selain karena menyalahi aturan juga beresiko terjadinya konsleting listrik yang mengakibatkan kebakaran.Bukan seperti ini cara berhemat listrik yang saya cari.Apalagi belum lama ini saya mendengar bila ada salah satu tetangga yang ketahuan mencuri listrik dan terkena denda hingga puluhan juta rupiah.Maunya ngirit malah jadi boros. Modus tersebut diatas hanya salah satu model pencurian listrik yang kerap terjadi di masyarakat.

Selama ini saya kerap menemukan pencurian listrik yang masih marak terjadi di berbagai desa terutama digunakan untuk Penerangan Jalan Umum (PJU).Dalam pandangan masyarakat sendiri, keberadaan PJU illegal tersebut sepertinya sudah dianggap hal biasa karena tidak ada sanksi hukumannya.Dengan masih maraknya pencurian listrik tersebut,menjadi salah satu sebab masih adanya pemadaman bergilir di berbagai tempat serta tidak stabilnya voltase (tegangan) di waktu beban puncak (17.00-22.00).Bila hal ini dibiarkan terus menerus tentu saja akan menggerogoti kemampuan PLN untuk berkembang lebih baik kedepannya.

[caption caption="Pencurian listrik lewat PJU Illegal yang masih marak di desa desa"]

 

Listrik Prabayar,Bebas Kendali

Dengan berbagai permasalahan yang membelit dunia perlistrikkan di Indonesia selama ini mulai dari kurangnya pasokan daya dari pembangkit yang ada,maraknya pencurian listrik, ketidakakuratannya pembacaan meter oleh petugas serta tuntutan konsumen listrik yang menginginkan adanya peningkatan pelayanan oleh PLN ,maka pada tahun 2008 PLN meluncurkan pelayanan listrik prabayar di Bandung.Dan di awal tahun 2013 kemarin,program listrik prabayar tersebut sudah sampai di Yogyakarta.

Melalui brosur promosi yang ditebar,listrik prabayar ini PLN mengklaim lebih hemat,aman dan praktis dibandingkan listrik paskabayar.Awalnya saya belum tertarik untuk melakukan migrasi dari paskabayar ke prabayar apalagi sempat tersiar kabar sebelumnya bila untuk mendapatkan token listrik prabayar tersebut terdapat kendala.Namun seiring berjalan waktu serta seringnya saya mendengar testimoni dari para tetangga yang sudah merasakan kemudahan,kebebasan serta kenyamanan akhirnya di penghujung tahun 2013 kemarin saya mengajukan migrasi.

Persyaratannya ternyata cukup mudah,hanya membawa foto copy identitas diri serta menyebutkan ID Pelanggan saja di loket pelayanan PLN.Karena ketersediaan stok kWH meter prabayar yang terbatas,saya harus menunggu beberapa minggu.Tiba giliran saya,petugas PLN segera mengganti kWH meter lama saya dengan kWH meter prabayar (MPB) setelah sebelumnya saya melunasi tagihan listrik bulan sebelumnya.Hari itu juga listrik langsung “on” dengan menggunakan bonus pulsa yang telah terisi di MPB.Setelah selesai memasang MPB tersebut,petugas PLN menerangkan secara singkat cara pengisian pulsa serta memberikan buku pedoman yang berisi petunjuk pengoperasionalan MPB beserta kartu kendali yang fungsinya untuk nomor identitas dalam pembelian pulsa isi ulangnya.

[caption caption="Kartu Kendali dengan model seperti kartu ATM (dok.pri)"]

 

Melalui buku petunjuk tersebut,saya dapat mengetahui melalui layar yang ada di MPB sejumlah informasi penting yang langsung bisa dibaca terkait dengan penggunaan listriknya,seperti :

  • Informasi jumlah energi listrik (kWH) yang dimasukkan (di input)
  • Jumlah energi listrik (kWH) yang sudah terpakai
  • Jumlah energi listrik yang sedang terpakai saat ini (real time)
  • Jumlah energi listrik yang tersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun