Inovasi Balitbang PUPR Dalam Pengelolaan Sampah
Balitbang PUPR,kata yang belum begitu familiar di sebagian besar masyarakat di daerah saya. Merujuk pada situs resminya,Balitbang PUPR sendiri artinya Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Dengan kata lain,Balitbang ini adalah 'otaknya' (think tank-nya) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Terdapat 4 bidang utama yang menjadi fokus dari Balitbang PUPR ini yaitu Bidang Sumber Daya Air,Bidang Jalan dan Jembatan,Bidang Perumahan dan Permukiman,Bidang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (KPT).
Menggusung tagline Inovasi,Kreatif dan Berkelanjutan, Balitbang PUPR ini mengemban tugas untuk senantiasa berupaya menciptakan produk-produk yang berdayaguna secara optimal dan berkelanjutan.Dengan kata lain mencari solusi yang inovatif serta inovasi yang solutif setiap permasalahan yang ada di masyarakat seperti permasalahan banjir,kemacetan serta pengelolaan sampah.Sehingga, setiap solusi yang ditemukan di dalam laboratorium penelitian dapat diaplikasikan secara nyata di tengah masyarakat.Istilah kerennya hadirkan solusi seiring inovasi.
Terkait dengan solusi permasalahan pengelolaan sampah yang melanda berbagai daerah,Balitbang PUPR telah menghasilkan produk bermutu yang didesain dengan menggunakan teknologi terkini. Produk ini mampu menangani permasalahan sampah tanpa racun baik sampah industri/pabrik, pertokoan,pasar dan lingkungan permukiman.Tungku Furnace Sanira namanya,yang artinya Tungku Pembakaran Sampah Nir (Bebas) Racun.
Jenis sampah yang dapat diolah dalam tungku Sanira meliputi sampah organik dan sampah nonorganik dengan ukuran 10-20 cm dengan kandungan air >40%,jenis sampah yang lebih diutamakan adalah sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti kantong plastik.Sampah logam,kaca serta benda yang tidak bisa dibakar tidak bisa di daur ulang di Tungku Sanira ini.Walaupun beberapa kantong plastik bisa dimanfaatkan kembali lewat Bank Sampah,namun masih ada sebagian besar plastik yang tetap tidak berguna dan harus dimusnahkan.
Kelebihannya Tungku Sanira ini adalah berbagai komponen yang digunakan untuk membuatnya berasal dari produk lokal,yang terdiri dari batu bata tahan api yang ditutup plat besi ukuran 240x120x120 cm,bak filter asap yang terbuat dari bahan plat besi ukuran 240x120x120 cm, cerobong asap yang terbuat dari bahan pipa besi serta cyclone (alat penangkap debu).Selain itu juga dibutuhkan instalasi listrik dengan daya 6.000 W dan air.Untuk area lahannya,Tungku Sanira hanya membutuhkan lahan seluas 50 m2.Masih bisa untuk ditempatkan di lingkungan permukiman baik diperkotaan maupun dipedesaan.
Keunggulan lainnya adalah zero waste (tidak ada sisa pembakaran),tidak menggunakan bahan bakar minyak,biaya operasional cukup murah hanya Rp 15rb/m3 sampah,hemat energi karena menggunakan energi listrik dan dapat dioperasikan selama 24 jam dengan kecepatan bakar mencapai 2m3/jam.
Saya berharap Balitbang PUPR lebih gencar lagi dalam mensosialisasikan berbagai produk inovasi yang memberi solusi dan bermanfaat lewat berbagai saluran media yang gampang diakses oleh warga masyarakat.Namun itu dibutuhkan kerja keras dan proses yang panjang agar inovasi tersebut diantaranya Tungku Sanira ini dapat diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.Pengelolaan sampah yang berkualitas dan ramah lingkungan selain menghasilkan kualitas lingkungan yang tetap terjaga,juga secara tidak langsung akan membantu membangun perekonomian bangsa.Sehingga kedepannya efek dari pertumbuhan ekonomi tersebut akan dirasakan manfaatnya seluruh rakyat Indonesia dengan taraf hidupnya yang meningkat.Sukses untuk Balitbang PUPR.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H