Diantara 15 peserta Kuldon Sariawan Tur “Visit to Solo”, saya termasuk peserta yang domisilinya paling dekat dengan kota Solo,yaitu di Yogyakarta.13 peserta lainnya berasal dari Jabodetabek serta 1 peserta yang berasal dari Lampung.Walaupun lama perjalanan dengan kereta api dari Yogyakarta menuju Solo hanya sekitar 1 jam,saya harus berangkat jam 5.40 WIB dan sampai di Stasiun Solo Balapan jam 06.40 WIB. Di Stasiun Solo Balapan sudah menunggu Bpk Gatot dari PT Deltomed untuk menjemput dan bertemu dengan perwakilan dari Inke Maris and Associates Mbk Ika Pramono, serta perwakilan dari PT Deltomed Jakarta,Ibu Agatha Nirbanawati dan Dr.drg.Dewi Priandini,SpPM.Sambil menunggu teman-teman peserta dari Jakarta mendarat di bandara Adi Sumarno,kami berlima pun ngobrol apa saja mulai dari pilihan presiden,keunikan kota Solo sampai kondisi Jakarta yang macet yang berbeda dengan kota Solo yang masih lancar lalulintasnya.
Jam 9.00 WIB kami meluncur ke Bandara karena rombongan dari Jakarta sudah mendarat.Setelah menunggu sejenak,akhirnya kami dapat bertemu dengan teman-teman kompasianer dari Jakarta.
Dari kiri-ke kanan : Dzulfikar Al A'la,Adian Saputra,Dr.drg Dewi Priandini.SpPM,Agatha Nirbanawati,Vita Sophia Dini,
Tubagus Encep,Joshua Martin Limyadi,Baharuddin Nur,Dwi Suparno,Ika Pramono,Ngesti Setyo Murni,Thamrin Sonata
(dok.pri)
Jam 9.30 WIB,dengan menumpang 3 kendaraan rombongan Kuldon Sariawan Tur "Visit to Solo" segera berangkat menuju ke Pabrik Deltomed di Nambangan,Selogiri,Wonogiri.Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 2 jam,tepatnya pada pukul 11.15 WIB rombongan tiba di lokasi pabrik Deltomed.Untuk detail reportase kunjungan ke Pabrik Deltomed,KLIK DELTOMED,PERUSAHAAN HERBAL LOKAL KUALITAS KELAS DUNIA.
Selama 4 jam rombongan berkeliling di lingkungan pabrik Deltomed.Setelah dirasa cukup puas,
ditambah sudah cukup berfoto ria didepan patung mbok Jamu,jam 15.00 WIB bertolak kembali ke Solo.
Sepanjang perjalanan peserta Kuldon Sariawan Tur, banyak bercerita tentang betapa modernnya fasilitas
pengolahan Deltomed serta sambutan dari Manajemen Deltomed yang bersahabat dan terbuka.
Benar benar kunjungan yang penuh dengan ilmu pengetahuan,terutama mengenai ekstraksi tanaman
herbal menjadi obat-obatan yang berkhasiat menyehatkan tubuh.
Untuk melengkapi informasi tentang obat obatan herbal,peserta Kuldon Sariawan Tur mampir
disalah satu toko obat herbal yang ad di kota Solo.Toko tersebut bernama Toko Arum Sari yang terletak
di Jl.Moh Yamin no 130 Tipes,Solo.Berbagai macam obat herbal tersedia di Toko tersebut.
Mulai yang berbentuk serbuk,pil,tablet,sirup(cair dalam botolan) sampai ada yang masih dalam
bentuk aslinya yang dikeringkan dan dikemas (seperti kemasan wedhang uwuh).
Eksotisme Candi Cetho
Tujuan pertama rombongan Kuldon Sariawan akan mengunjungi salah satu situs purbakala yang terletak di sebelah barat lereng gunung Lawu,Candi Cetho namanya.Cetho (bahasa Jawa) artinya jelas.Rombongan berangkat dari Solo jam 07.45 WIB.Perjalanan menuju ke Candi Cetho diperkirakan selama lebih kurang 2 jam perjalanan.Melalui Palur yang sedang ada pengerjaan Fly Over (melewati perlintasan kereta api).Setelah melewati Karang Pandan, jalan sudah mulai sedikit menanjak.Ada kenikmatan tersendiri menelusuri rute menuju ke Candi Cetho ini.Sepanjang perjalanan,mata akan terpuaskan dengan pemandangan indah hamparan perkebunan sayur dan hamparan perkebunan teh.Jalanan yang berliku,berkelok,menanjak dan tanjakan curam menjadi pemandangan yang harus dilalui.Selain itu juga kabut yang tiba tiba datang menambah pemandangan semakin menakjubkan.Untungnya kendaraan yang rombongan Kuldon Sariawan Tur dalam keadaan baik dan bertenaga,karena di perjalanan mendekati ke lokasi candi Cetho ditemui ada kendaraan yang tidak kuat menanjak.
Searah jarum jam-- 1.Hamparan kebun sayurdilereng bukit2.Hamparan kebun teh 3. Jalan yang sempit dan berliku,menanjak4. Kabut yang datang tiba-tiba di depan pintu masuk Candi Cetho (dok.pri)
Rombongan tiba di Candi Cetho jam 9.45 WIB. Tiba di Candi Cetho disambut dengan kabut yang tiba tiba datang dan tiba tiba juga menghilang.Hawa dingin langsung menyergap,dinginnya air pun seraya dinginnya es.Untuk tiket masuknya,untuk wisatawan lokal sebesar Rp 3000 dan Rp 10 ribu untuk wisatawan asing.
Candi Cetho merupakan candi Hindu yang terletak di Desa Gumeng, Kec Jenawi, Kab Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini memiliki ukuran panjang 190m lebar 30m dan berada di ketinggian 1496 m dari pemukaan air laut.Masa pendirian Candi Cetho diperkirakan abad XV, ini didasarkan dari adanya sengkalan angka tahun yang terpahat pada gapura teras VII dengan sengkalan yang berbunyi "goh wiku hanahut iku" yang berarti 1397 Saka / 1476 Masehi.
Keunikan Candi Cetho ini terlihat dari bentuk seni bangunan yang berteras dengan susunan 13 teras meninggi ke arah puncak,seperti punden berundak masa prasejarah. Lalu bentuk arca-arcanya juga masih sangat sederhana dan belum menunjukkan ciri kedewasaan.Selain itu di halaman gapura terdapat batu besar yang ditata berbentuk kura-kura raksasa. Ada pula relief menyerupai bagian tubuh manusia. Termasuk pula ada beberapa pendopo di kanan kiri areal candi untuk upacara keagamaan Hindu.Dibawah altar puncak di kiri kanan terdapat 2 arca yang bernama Sabdopalon dan Noyogenggong.Penasehat spiritual Prabu Brawijaya V yang memerintah tahun 1453 – 1478.Di sekitar kompleks Candi Cetho, terdapat Candi Kethek atau candi monyet yang letaknya hanya 250 M dari Candi Cetho. Di areal belakang Candi Cetho, ada pula Puri Taman Saraswati yang disana terdapat patung Saraswati, pura dan sebuah sedang yang airnya kerap digunakan untuk mencuci muka.Patung Dewi Saraswati terletak diatas sebuah kolam,berdiri di atas bunga teratai dan ditemani 2 ekor angsa. Patung itu tampak anggun dan seperti hidup.
Sensasi Minum Teh di Ndoro Donker
Jam 12.00 WIB rombongan meninggalkan komplek Candi Cetho.Melewati hamparan kebun teh di sepanjang perjalanan pulang,tidak lengkap rasanya bila tidak mencicipi kenikmatan minum tehbeserta camilan di pinggir kebun teh.Akhirnya mampirlah rombongan Kuldon Sariawan Tur disalah satu resto teh yang cukup terkenal disepanjang jalan menuju ke wisata Tawangmangu.Rumah Teh Ndoro Donker nama resto teh tersebut.
Sesuai dengan angka = 1.Halaman depan Ndoro Donker 2. Suasana kedai teh yang masih lengang 3.Menu aneka miuman teh4. Menu camilan dan makan (dok.pri)
Resto ini menyajikan aneka jenis teh dengan harga rata-rata Rp 6.000 per cangkir atau Rp 15.000 per teko untuk empat cangkir. Harganya bisa lebih mahal untuk jenis teh tertentu. Teh putih (white tea), misalnya, harganya paling mahal, yaitu Rp 45.000 per teko, dan radja tea Rp 25.000 per teko.Menurut petugas kasir Ndoro Donker,teh putih memang sangat mahal karena dari seluruh areal perkebunan ini hanya ada 48 pohon yang bisa menghasilkan pucuk daun untuk teh putih.Satu kilo saja harganya Rp 10 juta.
Sebagai teman minum teh, disediakan berbagai kudapan yang bahan bakunya berasal dari pertanian lokal. Sebut saja ketela lumur madu yang terbuat dari ubi jalar goreng yang dilumuri madu dan taburan wijen. Rasanya manis manis gurih dan potongannya pas untuk sekali suapan. Ada lagi ubi jalak towo, berasal dari jenis ketela lokal yang dipastikan segar karena akan membiru jika pengolahan lebih dari dua hari setelah ketela dicabut.Kudapan lain adalah kentang ongloc donker, yakni kentang kukus yang ditumis bersama bumbu lada hitam, bawang bombay, susu, dan garam, serta dihiasi taburan keju parut. Bunyi meletup yang terdengar seperti onglok saat memasak kentang diadopsi menjadi nama menu.
Sajian lainnya, timus batang keju, yakni ubi rebus tumbuk yang bagian tengahnya diberi potongan keju lantas digoreng. Kalau masih ingin mengajak lidah bertualang, bisa mencicipi pisang panggang, yakni pisang panggang yang dilumuri cokelat cair dan taburan keju parut. Ada pula tahu dan tempe donker berupa tahu dan tempe goreng.Soal harga? Makanan Ndoro Donker juga relatif murah.Umumnya berkisar Rp 7.500 sampai Rp 15.000 per porsi, kecuali Soup Iga dan Iga Bakar yang harganya Rp 25.000 sampai Rp 30.000
Sejarah nama Ndoro Donker mengacu ke orang Belanda yang dulu memperkenalkan teh di kawasan itu. Meski usaha perkebunan telah dinasionalisasi setelah masa kemerdekaan,Donker tetap tinggal di kawasan itu hingga tutup usia. Tidak heran jika di situ terdapat sebuah desa bernama Dongkeran.
Berburu Oleh Oleh khas Kota Solo
Ke Solo tidak engkap tanpa cindera mata khas kota Solo.Salah satu cinderamata tersebut adalah baju batik.Nah,tujuan pertama acara berburu oleh oleh ini adalah menuju ke Pusat Grosir Solo (PGS) yang terletak di Jl.Mayor Sunaryo No.1 Solo.Rombongan Kuldon Sariawan Tur tiba di PGS jam 14.00 WIB dan segera menyebar, berkelana sendiri sendiri berburu baju batik,ciri khas kota Solo. Oh ya, di PGS ini menyediakan beragam model batik mulai dari kaos batik,hem batik,jaket batik,rok batik sampai tas laptop model batik pun tersedia.Mulai dari model anak-anak sampai model dewasa.Untuk harganya juga murah meriah.Untuk pembelian banyak (minimal 6 pcs) akan mendapatkan diskon yang lumayan.Sayangnya harga pakaiannya adalah harga pas,jadi tidak ada tawar menawar harga.
Pusat Grosir Solo,pusatnya belanja batik (kiri),Toko oleh oleh khas Solo Era Jaya (kanan) (dok.pri)
Bagi penggemar camilan khas kota Solo,Di Pusat Oleh Oleh Era Jaya yang beralamat di Jl.Gatot Subroto 132 Kalilarangan ini segala macam oleh oleh camilan khas Solo tersedia.Mulai dari enting-enting kacang baik eceran maupun paketan,brem solo,walangan,keripik ceker ayam,keripik belut sampai intep nasi pun ada.Harganya pun murah meriah sampai sampai Pak Gapey Sandy pun memborong banyak.
Setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan.Ada kenangan yang tidak dapat diceritakan dengan kata kata terkait dengan pengalaman Kuldon Sariawan Tur ini.Bertemu dengan para kompasianer senior –yang sudah malang melintang dijagad kompasiana-- merupakan suatu pengalaman tersendiri.Beragam profesi mulai dari guru,pegawai negeri,penulis lepas,mahasiswa,jurnalis hingga karyawan seperti saya berkumpul,bersendau gurau,saling membantu dalam kesulitan seolah olah sudah kenal lama.Nikmatnya rasa persahabatan dalam Kuldon Sariawan Tur ini.
Semoga obat herbal Indonesia semakin maju dan harus maju. (@dwisnfkaafi)
Catatan:
Ucapan terima kasih:
1. Kepada seluruh pimpinan dan staf PT Deltomed Laboratories di Wonogiri,Ibu Agatha Nirbanawati,Mbk Ika Pramono,yang telah menerima kami rombongan Kuldon Sariawan Tur ini dengan pelayanan yang sangat memuaskan.
2.Kepada Kompasiana yang telah memfasilitasi rangkaian kegiatan dalam Kuldon Sariawan Tur ini.Pengalaman yang menyenangkan dan menambah ilmu pengetahuan.
3.Kepada kompasinaer peserta Kuldon Sariawan Tur,pertemuan yang menyenangkan dan bersahabat.
Mohon maaf bila ada perkataan dan polah tingkah saya yang tidak berkenan di hati bapak ibu sekalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H