Tulisan ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh seorang pengajar sejarah di SMA Negeri 2 Subang. Adapun penelitian yang dilakukan dilatarbelakangi hasil pengamatan peneliti di SMA Negeri 2 Subang, berdasarkan hasil pengamatan tersebut diperoleh hal-hal berikut :Â
Pertama, siswa tidak memiliki keinginan untuk membaca sumber informasi maupun bahan bacaan, hal ini tergambarkan dari siswa yang tidak membawa buku paket saat pemebelajaran sejarah.Â
Siswa tidak membaca terlebih dahulu materi yang akan diajarkan oleh guru pada pembelajaran hari ini, walaupun guru telah meminta siswa untuk melakukan membaca terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Selain itu siswa hanya membaca berdasarkan satu sumber saja, tidak adanya keinginan untuk mencari sumber belajar lain.
Kedua, siswa memiliki ketertarikan terhadap kegiatan membaca yang rendah. Ketertarikan tersebut kurang diperlihatkan oleh siswa saat pembelajaran sejarah berlangsung.Â
Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya perhatian oleh siswa dalam membaca dan aktifitas lain saat melakukan kegiatan membaca yang diperintahkan oleh guru.Â
Adapun siswa yang melakukan kegiatan membaca siswa tersebut terlihat tidak fokus pada bahan bacaannya. Ketiga, kegiatan membaca yang dilakukan oleh siswa dikarenakan adanya perintah dari guru, sehingga kegitan membaca yang dilakukan menyenangkan menjadi membosankan karena rasa ketertarikan dan keinginannya yang tidak ada dalam diri siswa.Â
Kempat, hanya sedikit siswa yang bila sudah memulai membeca akan menyelesaikan bacannya, sementara untuk mendapatkan suatu informasi yang utuh perserta didik harus membaca bahan bacaanya hingga selesai agar informasi yang didapatkannya tidak salah arti. Melihat begitu rendahnya minat membaca siswa maka peneliti tertarik untuk meneliti minat membaca mereka di seolah tersebut.
Minat membaca merupakan keinginan yang timbul dari diri siswa untuk meluangkan waktunya serta rasa senang saat melakukan kegiatan membaca. Minat membaca ini sangat berkorelasi dengan pembelajaran sejarah, dimana rendahnya minat membaca akan mempengaruhi pemahaman dan penegetahun yang dimiliki siswa. Minat baca dalam pembelajaran sejarah akan mempengaruhi hasil prestasi siswa dalam pembelajaran sejarah, membaca merupakan salah satu syarat mutlak dalam belajar sejarah.
Pertanyaannya kemudian, apa yang salah dalam dunia pendidikan di Indonesia sehingga tidak dapat meningkatkan minat baca peserta didik? Mungkin benar pendapat Amir (2009:3-6) yang mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) sudah dianggap tradisional dan perlu diubah. Pasalnya, pendekatan yang teacher centered, dimana proses belajar mengajar berpusat pada pendidik dengan penekanan pada peliputan dan penyebaran materi, sementara siswa kurang aktif, sudah tidak memadai untuk tuntutan era pengetahuan ini.
Belakangan ini, semakin banyak pengelola institusi yang menyadari perlunya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered). Pasalnya, para siswa membutuhkan pendekatan yang dapat memberikan bekal kompetensi, pengetahuan, dan serangkaian kecakapan yang mereka butuhkan seperti kecakapan berpikir, kecakapan interpersonal, serta kecakapan beradaptasi dengan baik.
Adapun gambaran dari perbedaan teacher centered dan learner centered, menurut Amir (2009: 3-6), adalah sebagai berikut.