Mohon tunggu...
Christin E
Christin E Mohon Tunggu... -

Seseorang yang sedang belajar banyak dari semesta, dari kehidupan dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bunuh Diri? Tunggu! Flashback Dulu…

20 Juli 2014   04:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:51 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_334319" align="alignnone" width="266" caption="boneka danbo"][/caption]

Pernahkah Anda berpikir tentang mengakhiri hidup karena tak sanggup menanggung beban berat dalam hidup Anda. Atau mungkin saat ini Anda sungguh-sungguh ingin melakukannya?

Saya tahu bagaimana rasanya terpuruk, ketakutan, sendirian, merasa bersalah dan malu. Kalau tidak percaya lihatlah pergelangan tangan saya, ada banyak bekas goresan disana.

Saya tidak sedang mengajari Anda karena saya pun belum banyak mengalami pahit getir kehidupan yang sebenarnya. Terbukti karena dalam pikiran saya terlintas keinginan bunuh diri.

Dengan usia saya sekarang ini sungguh konyol dan memalukan jika saya sering bertindak ceroboh, gampang terperdaya dan mudah ditipu. Disaat seperti itu saya sungguh malu dan hancur. Bagaimana mungkin saya tidak berpikir jauh. Tapi, lagi dan lagi itu semua sudah terlambat. Tak ada yang bisa membuat saya tenang

Tapi anehnya secepat itu saya terpuruk, secepat itulah saya bangkit. Setiap kali saya menerima kejadian buruk, saya menjadikannya sebuah pelajaran berharga. Mungkin karena memang pribadi saya yang introvert, saya lebih tenang jika tak ada yang tahu kekonyolan apa yang telah saya lakukan hingga berakibat sedemikian buruk.

Kembali ke topik masalah.

Beberapa sebab Anda ingin bunuh diri mungkin karena ini:

1.  Bersalah atas kesalahan yang Anda lakukan

Sepele tapi itu kerapkali terjadi kan? Percayalah, saya sering kali mengalaminya. Saya adalah orang sangat berhati-hati, terlalu berhati-hati malah, akibatnya saya takut melangkah melakukan sesuatu atau berinteraksi dengan orang lain. Banyak kejadian saya alami karena sebuah kecerobohan.

Saya terpuruk dan merasa tak ada yang bisa saya lakukan selain bunuh diri. Karena jika saya terus hidup, artinya saya akan mengulangi kecerobohan atau kesalahan lain lagi. Saya tak sanggup berbagi pengalaman buruk yang menimpa saya, karena itu adalah sebuah kekonyolan (berakibat mengerikan).

Hingga saya tiba pada sebuah  kesadaran, betapa saya akan nampak lebih buruk jika saya lepas dari tanggung jawab. Anda pasti berpikir, kalau kita sudah mati tak harus memikul tanggung jawab itu. Tapi kita kan belum pernah mati! Siapa yang tahu apa yang akan kita alami setelah nyawa kita sudah terpisah dari raga?

Yang kemudian saya pikirkan adalah; apa yang telah saya lakukan sehingga begitu banyak saya kehilangan? Saya pernah membaca buku kira-kira seperti ini intinya “Jika kita menggenggam terlalu erat. Maka kita malah akan kehilangannya.” Apakah saya menggenggam terlalu erat, jawabannya adalah; Ya. Saya menggenggam apa yang telah saya miliki agar jangan sampai lepas dari tangan saya, saya terlalu menyayanginya, saya terlalu membanggakannya dan saya tidak tidak rela membagi ataupun membiarkan orang lain ikut merasakan kehadirannya. Maka semuanya dengan mudah lenyap dari pandangan saya.

Kita tidak hidup tunggal di dunia ini, ada banyak orang di luar sana dengan pikirannya masing-masing. Ada yang benar-benar baik, berjalan lurus namun ada banyak juga yang berpikir jahat hingga bisa benar-benar bertindak lebih jahat.

Jika kita terus berpikir tentang keburukan maka hidup saya dan Anda akan tak akan mengalami apapun, semuanya akan berakhir dengan keburukan. Saya selalu bangkit ketika saya benar-benar terpuruk, karena saya seringkali  berpikir sesuatu yang jahat sedang mempermainkan hidup saya; yang akan bersorak senang saat saya menyerah kalah. Pernahkah Anda berpikir demikian juga, jika ya, maka tidak ada alasan untuk kita terus mengurung diri bukan? Jangan pasrah begitu saja pada nasib. Nasib dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang.

Bukankah kita percaya Tuhan itu Maha Adil, Maha Baik dan Maha Penyayang. Tuhan pasti tidak akan menimpakan nasib buruk berulang kali agar kita terjatuh dan tak mampu untuk bangkit lagi. Nasib saya dan Anda adalah sesuatu yang baik. Jadi jangan menyerah sampai di sini.

Jika Anda merasa bersalah, biarlah itu tersimpan dalam hati Anda hingga perlahan-lahan rasa itu terhapus dalam diri Anda. Apakah segampang itu, bisa ya bisa tidak tergantung Anda melihat masalah Anda seperti apa. Adakah hal yang tak bisa Anda lakukan untuk meperbaikinya. Jika Anda bingung apa yang harus Anda lakukan itulah Alasan bagi Anda untuk melanjutkan hidup, temukan dulu apa yang bisa Anda lakukan. Setelah itu, terserah Anda.

2.  Kemalangan karena disebabkan orang lain

Bagaimana jika rasa sakit hati itu akibat dari perbuatan orang lain dan Andalah yang harus menanggung akibatnya. Bagaimana kalau Anda mengalami (maaf) pelecehan seksual, dikhianati habis-habisan oleh orang yang sangat Anda sayangi atau dibuat rugi oleh orang yang sangat Anda percayai?

Bunuh diri? Tunggu!

Mari kita flashback lagi, jika Anda mengalami itu adakah yang memberi ruangan untuk kejahatan semacam itu? Bisa saja Anda terlalu percaya sehingga orang lain terlalu yakin Anda akan mudah untuk dijatuhkan. Anda mengalami pelecehan secara fisik atau mental, mungkin saja orang itu memang sedang berusaha menghancurkan Anda. Dia tidak menyadari potensi Anda yang luar biasa untuk menjadi seseorang yang jauh melebihinya. Karena bumi akan terus berputar, angin akan terus berhembus, siang dan malam akan terus berganti. Apa bedanya jika Anda tetap melanjutkan hidup. Orang yang menyakiti Anda tetap ada dan bahkan mungkin saja tidak merasa bersalah, tapi apakah Anda akan menghukum diri Anda sendiri atas hasil perbuatan orang lain. Adilkah itu?

Ada banyak orang yang berhasil bangkit setelah mengalami hal yang buruk atau mungkin lebih buruk dan ada juga yang menyerah. Anda lihat sendiri orang-orang sukses itu bangkit dan bisa kita saksikan keberhasilannya ketika telah bangkit; dan orang yang menyerah mudah dilupakan. Saya tahu, tidak semua dilahirkan untuk terkenal tapi untuk menjadi contoh kebaikan untuk orang disekitar kita, itu bisa saja. Jika ada satu orang menyakiti Anda akan ada seribu orang yang akan menyayangi Anda, mendoakan yang terbaik untuk Anda. Berceritalah pada orang terdekat anda atau tulislah di sebuah ruang di social media. Karena itu mungkin akan memberi sedikit kelegaan untuk anda. Jika komentar itu buruk segara tinggalkan tapi jika memberi kebaikan jadikan itu kekuatan. Karena Anda tidak sendiri.

3.  Peristiwa alam meluluh lantakkan semua harapan

Bagaimana jika kini peristiwa alam benar-benar menghancurkan segala yang Anda miliki. Entah itu tempat tinggal, harta benda, tempat kerja atau orang-orang yang Anda sayangi.

Lalu untuk apa hidup ini dilanjutkan? Tunggu!

Flashback apa yang telah terjadi sebelumnya. Jika itu peristiwa alam adakah sebuah sirine atau peringatan yang disampaikan kepada kita. Adakah pertanda bahwa kita harus siap kehilangan sesuatu yang berharga itu.

Bagaimana kita memandang alam, Bagaimana kita memandang hidup kita setiap hari, adakah yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki itu? Atau sebenarnya semesta sedang menunjukkan kepada Anda sesuatu yang bisa Anda lakukan untuk banyak orang? Sulit memang. Tapi Anda mengalaminya pasti juga tidak sendiri kan? Pastinya ada di depan mata Anda orang-orang yang kesusahan seperti yang Anda alami dan itu tak terlepas dari perhatian suatu lembaga/badan yang akan memberi Anda bantuan. Jika Anda kehilangan harapan karena orang yang Anda sayangi pergi meninggalkan dunia ini, adakah sesuatu yang dia tinggalkan untuk Anda agar Anda tetap bertahan dengan banyaknya tantangan hidup setelah peristiwa tersebut.

Dengarkanlah daun-daun berkata lanjutkan hidupmu karena keberhasilan menantimu di ujung sana ini hanya sebuah kiasan, tapi tak ada salahnya kalau kita berpikir demikian. Intinya kalau kita berpikir buruk di masa depan padahal kita tidak pernah tahu peristiwa apa yang akan kita alami besok (jangan percaya ramalan, Karena sungguh tak ada makhluk di bumi ini yang tahu menit atau hari atau masa yang akan datang) kita akan kesulitan untuk melihat kebaikan di depan mata, karena sudah tertutup air mata yang tak berhenti menetes. Kita tetap akan terguncang, dan biarkan guncangan itu memaksa kita untuk berdiri menghadapi kenyataan. Saya tahu sangat sulit untuk menerima ini begitu saja, lalu dengan mudahnya melupakan. Batas penerimaan seseorang berbeda-beda tapi cobalah untuk sedikit lebih lama bertahan, karena Anda tidak menyebabkan kemalangan itu ada. Anda tidak ingin itu terjadi. Semesta sedang menunggu langkah Anda untuk menaklukkan dunia. Jadilah pahlawan untuk diri Anda sendiri, itulah yang terbaik. Semesta tidak ingin Anda hilang dari dunia, itulah Alasan anda tidak diikutsertakan menjadi korban tragedi atau kejadian buruk itu.

Jadi jika Anda saat ini masih memegang benda yang bisa mengakhiri segala yang tersisa dalam tubuh Anda, pikirkan lagi, dan cobalah beberapa saran saya:


  1. Jika Anda menganut suatu Agama, berdoalah entah dengan cara apapun itu. Kita telah menganutnya sekian lama dan mempercayai keyakinan itu karena kita yakin bahwa hal itu akan mendatangkan kebaikan untuk kita.
  2. Jika dengan berbagi pikiran dan perasaan Anda, Anda merasa lebih tenang maka berdirilah dan melangkahlah keluar menemui seseorang yang Anda percaya, entah orang-tua, teman, kerabat, rekan kerja atau tetangga Anda, jika mereka masih bisa dijangkau maka temuilah mereka atau menulislah di sebuah blog, atau social media dan biarkan orang lain (yang mungkin tidak Anda kenal) merespon Anda. Itu artinya mereka mempedulikan Anda.
  3. Jika Anda tetap merasa tidak akan ada yang peduli dengan hidup Anda, ingatlah anjing Anda, kucing Anda atau hewan peliharaan yang akan memberikan kasih sayangnya untuk Anda, seperti Anda telah menyayangi mereka. Percayalah makhluk-makhluk yang kata orang hanya dibekali insting untuk hidup nyatanya jauh lebih manusiawi jika Anda memperlakukannya dengan baik. Yang mereka butuhkan bukanlah uang atau emas atau rumah mewah atau jabatan yang mereka( hewan peliharaan.Pen) butuhkan hanyalah Anda, keberadaan Anda dan hati Anda.
  4. Jadi jangan biarkan sesuatu yang jahat itu membuat Anda menyerah. Jika kita percaya; Anda dan saya tidak sendirian saat mengalami kejadian buruk, itu benar. Lalu kenapa tidak melanjutkan hidup dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Jika kita sering kali mengalami keburukan, pikirkan lagi. Barang semenit atau dua menit, inikah  yang diinginkan oleh Anda, teman, keluarga, semua yang menyayangi Anda, mengkhawatirkan Anda atau menunggu Anda?

Saya sering menjadikannya sebuah pengalaman berharga (walau terkadang saya hampir menyerah) tapi saya ingin melakukan sesuatu yang belum tercapai dalam hidup saya. Saya ingin melihat hasil dari karya saya setelah saya jatuh terhempas. Saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa saya berbeda.

* * *

Tulisan saya ini bukan bermaksud menggurui atau sok menasehati, saya hanya inginberbagi pengalaman yang terkadang terlintas dalam benak kita, jika ada yang ingin menambahi jangan sungkan-sungkan untuk share ya. Dan terimakasih sudah menyediakan waktu membaca coretan saya.

Selamat Malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun