Nilai Luhur: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap manusia tanpa membeda-bedakan.
Relevansi dengan "All Eyes On Papua": Memastikan penegakan HAM di tanah Papua, menghentikan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, serta memperlakukan masyarakat Papua secara adil dan bermartabat.
3. Persatuan Indonesia:
Nilai Luhur: Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Relevansi dengan "All Eyes On Papua": Memperkuat persaudaraan antar sesama anak bangsa, merangkul masyarakat Papua dalam bingkai NKRI, serta menyelesaikan konflik dengan pendekatan persuasif dan damai.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
Nilai Luhur: Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pengambilan keputusan, menghormati aspirasi dan suara rakyat, serta mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Relevansi dengan "All Eyes On Papua": "All Eyes On Papua" menuntut adanya dialog yang inklusif dan partisipatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di Papua. Penerapan sila ke-4 di Papua berarti:
Melibatkan masyarakat Papua dalam pengambilan keputusan: Memberikan ruang bagi masyarakat Papua untuk menyampaikan aspirasi, kebutuhan, dan solusi terkait pembangunan dan penyelesaian konflik di tanah mereka.
Mengedepankan dialog dan musyawarah: Mencari solusi damai dan bermartabat melalui dialog yang melibatkan seluruh elemen masyarakat Papua, termasuk tokoh adat, agama, pemuda, dan perempuan.
Menghormati kearifan lokal: Mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal Papua dalam proses pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik.