Mohon tunggu...
neza chacha
neza chacha Mohon Tunggu... -

Walau terlambat masih selalu ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Terakhir

25 Agustus 2011   14:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:28 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                      Ku terbangun dari tidurku,ku lihat jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Buru buru kusambar handuk lalu pergi mandi . Hari ini aku punya janji denga teman teman pergi kepantai. Sangat indah sekali menikmati panorama pantai pada saat sore hari sambil menunggu sang mentari kembali ke peraduannya.

                     '' Mel dah siap belum ? Ayo cepat berangkat keburu sore nich .'' teriak Anin dari luar

                     '' Udah yuk berangkat .'' jawabku

                     Kemudian kami berangkat sama sama mengunakan motor. Aku beruntung punya teman teman seperti mereka yang selalu siap menghiburku bila aku sedang sedih.

                      Pantai akan selalu mengingatkan aku dengan orang yang sangat kusayangi.Aku sering menghabiskan waktu dipantai bersama teman teman menikmati lembutnya pasir putih, deburan ombak sambil menanti tenggelamnya sang mentari.Ku selalu ingat dengan keisengannya saat membonseng aku naik motor.

                        '' Mas pelan pelan jangan ngebut ,aku nggak mau mati muda aku masih belum menikah dan punya anak.'' ucapku mengingatkan.

                         '' Tenang aja kita nggak bakalan mati ,karena aku sayang kamu cinta kita akan selalu bersama.'' Pegangan yang kenceng .'' teriaknya . Dengan reflek kupeluk erat pinggang mas Adi ,dia tertawa senang ,lalu kucubit lengannya karena gemas.

                          Tak terasa akhirnya sampai juga kami kepantai. Saat kulihat pantai dengan pasir putihnya ,deburan ombaknya ingatan ku kembali pada mas Adi. Saat saat indah bersamanya tak kan pernah bisa kulupa.kami sering bercanda dan membicarakan masa depan dipantai ini.

                           '' Mel kalau kita menikah nanti aku pengen punya anak yang banyak biar rumah kita ramai,''rayunya sambil menatap lembut mataku. Sepasang mata yang selalu memberikan keteduhan buatku.

                           '' Nggak mau ah ,'' jawabku pura pura merajuk .Mas Adi mencubit pipiku. Lalu aku lari kearah pantai ,kemudian mas Adi mengejar dan menangkapku lalu mencium keningku dengan mesra ,kami bermain ombak.Aku tak pernah bisa melupakan semua kemesraan mas Adi. Aku kangen kamu mas. Di pantai ini aku menikmati kemesraan dan saat saat indah bersama mas Adi. Sampai akhirnya maut menjemputnya dan dia harus menhadap Sang Khaliq lebih dulu dari aku. Aku benar benar belum siap saat itu. Tak terasa menetes air mataku.

                            '' Mel, sini jangan melamun saja,'' teriakanAnin membuyarkan lamunan tentang mas Adi. Cepat cepat kuusap air mataku. Kuberusaha tersenyum kembali dan menjalani kehidupan ini . Tapi kenangan tentang mas Adi akan pernah bisa kulupa sampai kapanpun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun